"Yeong Jun, kau mau gabung?", tanya Bryan sambil memutar bola basket di jarinya.
Lee Yeong Jun diam, ia berdiri tegak dengan tangan di dalam saku jaketnya. Pandangannya lurus di belakang Bryan, titik pandangnya berada pada seseorang yang berada di tengah lapangan.
"Mungkin lain kali", jawabnya kemudian. Orang yang ditatapnya berlari kearahnya dan merebut bola dari tangan Bryan.
"Bagaimana Jun? Kalau kau bergabung aku akan menjadi pemandu sorak", canda Yumi.
Bryan tertawa, "Peran yang cocok"
Yeoung Jun tetap pada pendiriannya, "Tidak, terima kasih. Harusnya ada yang ku kerjakan"
"Baiklah", ujar Bryan, "Kami tidak akan memaksa. Good Luck"
Lee Yeoung Jun membalas tatapan Yumi lalu meninggalkan lapangan menuju ke dalam villa. Ia menyaksikan permainan mereka dari balkon kamarnya.
Mike, Mark dan Robin melawan Bryan, Calvin dan Yumi. Pertarungan berlangsung sengit, kedua tim sama-sama tangguh. Emily dan Eliane menyoraki mereka dari pinggir lapangan dengan penuh semangat, padahal rintik hujan masih terasa dan semua di dekat mereka basah. Beberapa kali mereka berdua terkena pancaran air akibat bola yang memantul di genangan air. Tapi itu semua tidak menyurutkan semangat mereka.
Michell duduk tenang menonton pertarungan itu dari tempat duduknya yang terlindung dari hujan. Sesekali pandangannya bertubrukan dengan pandangan Mike yang menyiratkan sesuatu. Michell membalasnya dengan tersenyum ramah.
"Ayo Rob, tunjukkan pada mereka kehebatanmu sebagai kapten tim basket", Mike melempar bola pada Robin. Robin mendribble bola menerobos pertahanan Bryan, Calvin dan Yumi, siap untuk mencetak angka.
"Benarkah?", kata Yumi, "Aku ingin sekali melihatnya". Ia menyambar bola dari tangan Robin, begitu gesit dan hampir-hampir tidak terlihat.
Senyumnya mengembang, "Ayo ambil bolanya"
Robin mengumpat, "Soe ein mist. Wer ist das nur"
Mike mengerling ke arahnya, "Hanya seseorang yang jago basket", jawab Mike dengan senyumnya"
"Und gas sagst du erst jetzt", Robin kesal. Ia berlari mendahului Mike untuk menghadang Yumi.
"Rupanya Kapten yang pantang menyerah", goda Yumi.
"Ruhe!", bentak Robin.
"Baiklah Kapten lihat ini", Yumi memantulkan bola diantara dua kaki Robin lalu melewati Robin mengambil bola itu kembali dan melakukan Slam Dunk.
"Yeah!", teriak Yumi dengan tubuh yang masih bergelantung di atas ring.
"Soe ein mist", maki Robin kesal.
Mike memegang bahunya, "Harusnya kau lebih tenang, Rob". Yumi melompat turun, ia tertawa keras.
"Yumi, sepertinya Robin marah", beritahu Mark. "Kapten bodoh itu marah? Ha..ha..ha..ha", Yumi tertawa makin keras.
Bryan, Calvin dan Mike keluar dari lapangan bergabung dengan Michell, masing-masing mengambil sebotol air mineral.
"Robin kelihatan sangat marah", ujar Michell, "Apa tidak apa-apa ia dan Yumi dibiarkan seperti itu?", kening Michell berkerut khawatir.
"Tenang saja. Robin memang amarahnya cepat memuncak tapi cepat turun juga. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang berbahaya", Mike menjawab dengan tenang, "Ia hanya tidak suka dikalahkan saja", sahutnya.
"Karena emosi ia tidak dapat mengendalikan diri sehingga Yumi menggunakan kesempatan itu untuk menembus pertahanan", Bryan berkomentar.
"Tapi Yumi memang hebat, dia sangat terlatih sepertinya", timpal Calvin.
![](https://img.wattpad.com/cover/120555405-288-k527836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeopardize Villa
Misterio / SuspensoAir langit melewati bulan gelap tak begitu dalam di saat bintang hijau bersinar redup menanti ke bumi...