Chapter 3 - Denial part 2

355 36 6
                                    

Note: Biar nyambung, sebaiknya baca ulang dari chapter 2 biar bisa tetap ingat progressnya

I.F.

***********************************

Raka besoknya datang cukup pagi ke tempat OKK dekat rektorat atas perintah Evans. Sekaligus sebagai 'hukuman'. Raka disuruh menunggu kurang lebih 1 jam sampai Evans selesai meeting. Evans juga menyuruh Raka untuk membawa flash disk untuk mengcopy proposal tahun lalu. Sehingga Raka mungkin akan terbantu nantinya untuk mengurus event.

Terlihat Evans sedang ngobrol sama teman-teman satu teamnya, Ia berusaha meraih kerpercayaan teman-temannya agar Raka saja yang menghandle event MAKRAB ini. Cinta salah satu senior seksi itu pun ada disana. Cuma dia dan Evans yang tidak merasa ragu dengan kemampuan Raka. Setelah satu jam lewat, Evans pun menghampiri Raka yang berada dibawah pohon berjarak 10 meter dari pertemuan mereka di rektorat.

"Hi Raka...nih proposal dan costing excel copy-nya"Evans mengulurkan tangannya memberikan Flash disk berwarna emas 16gb. Raka membuka laptop Alienware-nya dan menyambungkan flash disk Evans. "Enggak ada yang lebih normal lagi warnanya kak?" ledeknya.

Evans mengacak rambut Raka dengan gemas. "Masih berani kamu ya ngomong begitu, udah kabur semalem juga" Sindir Evans namun tanpa nada sinis. Raka menelan ludahnya, pikirannya teringat kejadian semalam.

Dalam keadaan setengah telanjang, Raka melakukan 'Dogeza' permintaan maaf ala jepang di atas tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam keadaan setengah telanjang, Raka melakukan 'Dogeza' permintaan maaf ala jepang di atas tempat tidur.

'Kak ini bukan pertama kali saya melakukan dengan cowok maupun cewek, tapi saya minta maaf, kali ini Saya enggak bisa." Raka berusaha berhati-hati dalam menyampaikannya, Ini pertama kalinya Ia tidak bisa 'memakan' saat 'ikan' ada didepan mata. Evans tampan, seksi, tubuhnya bagus, apa yang kurang?

Saat 'miliknya' sempat berdiri tadi, Wajah Alan muncul dihadapannya, wajah Alan yang kecewa. Seketika rasa bersalah menyelimuti dirinya. "Ini bukan salah kakak, saya yang bermasalah" Tambahnya masih dengan posisi bersujud. Evans cuma tertawa menyeramkan dengan rahang yang terkatup rapat. Urat marah yang muncul di leher dan kepalanya tidak hilang. "Apa itu semestinya membuat gue merasa lebih baik?" balasnya kepada Raka. Sedetik kemudian Raka sudah menemukan dirinya sudah di depan pintu kamar apartemen Evans.

--------------------------------------------------

"Kak evans enggak dendam kan? Saya sendiri enggak paham kenapa bisa begitu semalam" Raka bertanya dengan nada hati-hati sambil memindahkan file-filenya.

"Gue juga ada masa-masanya kayak gitu kok..saat cape, banyak pikiran atau stress... atau pikiran dan hati gue sedang diisi oleh orang lain." Jelas Evans membawanya santai. "Mengkanya gue pengen nyoba sama lu, karena gue pikir mungkin dengan orang se-seksi lu, gue pasti tetep bakal bisa turn on juga." Curhatnya sekaligus memuji Raka.

We Found LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang