1st chapter tonight. don't forget Vote and comment :) love you~~
21 sept 2017 . I.F.
--------------------------------------------------------
Raka memperhatikan sekitarnya, di ruangan tersebut hanya tinggal mereka berempat. Pikiran pertamanya adalah untuk membawa Alan yang saat ini tengah tercengang segera pergi dari ruangan tersebut agar Evans dan Bima bisa berbicara berdua. Ia tidak ingin dirinya dan Alan di tarik dalam permasalahan yang Ia tidak mengerti sedikit pun.
Tanpa berbicara lagi, Raka menarik tangan Alan dan langsung menyingkir, Ia tidak mau terlibat pertengkaran 2 pasangan tersebut. Raka mendorong punggung Alan sambil pamitan.
"Kak Evans, Kak Bim, Sorry kami balik duluan. Maaf enggak bantu beresin projektornya. Minta tolong ya." Ujar Raka terburu-buru.
Evans tidak melepaskan matanya dari Bima, rahangnya terlihat mengeras dan hanya mengangguk memberi izin. Wajahnya pun tetap terlihat serius menatap Bima.
Raka dan Alan segera menutup pintu ruangan tersebut. Entah apa yang terjadi selanjutnya dengan Bima dan evans, Raka tidak mau memikirkannya, Ia hanya ingin Alan dan dirinya segera menjauh dari tempat tersebut.
-----------------------------------------
Arda setengah berlari mengejar Miranda yang sudah keluar lebih dahulu, Ia tidak sempat berbicara sedikit pun dengan Miranda saat selesai presentasi karena, dirinya tertahan fans-fansnya.
Melihat Miranda naik ke mobil jemputannya, Ia pun menambahkan kecepatan larinya dan akhirnya sempat mengejar Miranda. Arda meraih tangan Miranda sebelum masuk sepenuhnya di kursi depan.
Miranda terkejut menatap Arda yang berusaha mengatur nafasnya dan kebingungan harus ngomong apa, ini pertama kalinya Ia mengejar seorang perempuan sampai kehabisan nafas hanya karena takut mereka salah paham.
Biasanya Arda akan membiarkan cewek-cewek tersebut salah paham tanpa mengkhawatirkan sedikit pun. Sedangkan Ia tidak bisa melakukan hal yang sama ke Miranda, salah langkah sedikit, Miranda akan langsung menjauhinya dan mungkin tak akan ada kesempatan kedua.
Ingin meminta maaf pun terasa aneh, karena mereka tidak ada hubungan apa-apa. Arda menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, mukanya terlihat berpikir keras.
Miranda sedikit memiringkan kepalanya menunggu Arda untuk berbicara.
"Err... lu mau makan malam enggak sama gue? Gue lapar nih."bujuk Arda.
"Oh..kenapa kamu enggak makan sama fans-fans kamu?" Sindir Miranda nadanya yang datar.
"Ngapain gue ngajak makan malam orang yang enggak deket sama gue?" Tekan Arda.
'Hah, Emang kita sendiri dekat ya? Terus ngapain ngajak makan.' Tanya Miranda dalam hati. Hanya karena diijinkan meluk sekali, si Arda sudah besar kepala rupanya.
"Ajak kak Raisa lah, kan kamu deket sama dia."Sindir Miranda lagi kali ini ada nada kesal dalam suaranya.
Perasaan Arda bercampur aduk, karena merasa senang bahwa Miranda kelihatan terganggu dengan kedekatannya dengan fans dan Kak Yaya. Namun Arda bukan lah tipe orang yang menikmati melihat orang yang disayangnya salah paham dan cemburu.
"Gue sama Kak Aya itu saudaraan, kita sepupu dari pihak ibu." Jelas Arda sambil tersenyum penuh arti merasa senang dengan reaksi Miranda.
Miranda yang mendengar itu cuma nunduk dan berpikir tanpa melihat Arda, 'sepupuan?'. Hati kecilnya mengulang penyataan Arda dan entah mengapa membuatnya moodnya naik kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Found Love
RomancePernah merasakan ketegangan? Kecemasan? hingga perut terasa seperti dipelintir, mulas dan mual? Itu yang di rasakan Alan setiap ia memikirkan sesuatu yang ia tidak mengerti, tubuhnya bereaksi sebelum ia menyadarinya. Dengan tanggung jawab yang cuku...