*Author POV*
Keheningan terjadi lumayan lama antara dua sepupu itu, Sean dan Willy.
Willy terus saja melihat sekelilingnya. Apa iya orang yang Sean cinta ada disini?Willy tak tinggal diam, Willy mulai melangkah masuk menuju kamar Nadia. Dia penasaran, bagaimana sebenarnya kondisi Nadia
**
* Willy POV *
Kakiku melangkah menjauhi Sean, sepupuku. Aku membuka pintu itudan mataku langsung tertuju pada wanita yang sedang menangis tersedu sedu disana. Hmm, apa itu Nadia yang sering diceritakan Sean padaku?
"Permisi nonaa. Boleh aku masuk?". Tanpa menunggu jawaban dari nya aku langsung masuk, lagian dia juga terlihat tak ingin menjawab permintaanku tadi.
Kakiku terus melangkah dan berhenti tepat di hadapannya. Kulihat Nadia ini secara detail, mata sembab, rambut panjang yang acak acakan. kaki, tangan, dan bagian lehernya banyak sekali bekas luka, kalau dalamnya aku tak tau. Kan dia memakai baju hehehe.
"Katakan, benarkah kau Nadia Cyrus?". Dia mulai memberanikan dirinya melihatku, dan mulai mengangguk pelan.
"Kau jangan takut padaku Nadia. Aku orang baik. Banyak yang mengatakan begitu hehehe, ahh kenalkan.. Aku Willy.." . Aku ingin dia berhenti menangis tepatnya. Jika kuajak berbincang mungkin dia akan melupakan kesedihannya walau sesaat. Kuberikan tangan kananku untuk bersalaman pada nya, sebagai tanda dimulainya perteman kami.
Aku berfikir, mungkin karna melihat Nadia terus menangis seperti ini, Sean sedih. Setidaknya saat ini aku bisa membantu Sean yang sudah banyak membantuku sampai sekarang.
Nadia mulai menyambut tangan kananku, dia meraih tanganku dengan tangan kanannya.
"Aku Nadia, kau yakin akan berteman denganku?" . Gadis yang baik, pantas Sean menyukainya. Walaupun dia bisa dibilang kurang waras. Tapi tetap dia berbicara dengan tutur kata yang lembut.
Tapi..
Tunggu, kenapa dia menangis lagi?
"Kau jangan menangis Nadia. Tenangkan dirimu.". Kalimat itu mungkin tepat untuknya, mungkin kalau aku banyak bertanya Nadia kenapa? Mungkin akan semakin membuatnya sedih.
Dia bergeming, masih dengan tangisannya. Mungkin dia masih tak ingin bicara. Apa yang harus kulakukan?
Aku mendekatkan posisiku dengan Nadia, meraih bahunya dan meletakkan kepalanya di dada bidangku. Mungkin ini akan membuatnya tenang.
Terbukti, Nadia mulai mengalungkan tangan lemahnya itu di lingkaran pinggangku.. Sepertinya dia membaik..
Ku elus puncak kepalanya, aku ingin dia tenang. Dia wanita yang dicintai sepupuku.Cklek
Suara pintu terbuka.
Sean berdiri membulatkan matanya dengan sempurna, menatapku dengan posisi Nadia memelukku dan aku mengelus puncak kepalanya. Sontak akupun melepaskan tanganku dari kepala Nadia. Takut Sean salah faham, tenang Sean, aku hanya ingin wanitamu sembuh dengan cepat. Hanya itu. Aku berusaha menjauhkan Nadia dari dekapanku, tapi hasilnya nihil. Nadia semakin erat memelukku.
Tolonglah Nadia, apa kata Sean jika ini terus terjadi. Tunggu, siapa wanita cantik disebelah Sean itu? Pacar barunya kah? Atau siapa?"Eh Sean, kau disini.." . Ucapku tenang seolah tak terjadi apa apa.
"Nadia, lepas dulu.. Seanmu datang" .aku berbisik pada Nadia, menyuruhnya untuk melepaskan pelukan yang sedari tadi tak ingin ia lepas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depressed Girl [Proses Pengeditan]
Roman d'amourMencintai wanita depresi? Ya itu aku. Aku sempat kehilangannya, dan ketika aku mendapatkannya kembali dia sudah berbeda, kembalinya diriku malah menambah lukanya. Apa aku harus pergi? Atau tetap berjuang pada cintaku padanya? - Sean Charles °°°