"Tak segampang itu. Nad, kau belum sembuh. Nadia kau harus tetap disini." . Dokterku, dokterku David namanya.
Aku tak tau harus ikut yang mana sekarang, aku bisa lebih baik dari yang dulu berkat dokterku, David. Dia sangat telaten mendampingiku, hingga berangsur angsur pulih luka yang ada pada batinku ini. Aku tak ingin situasi seperti ini. Aku taksuka.
**
"David, aku ingin bertemu dengan nya." . Aku masih menangis, aku tak tahan, aku sudah memilih, aku harus mengatakannya pada David,
"Tetaplah disini Nad, kau belum sembuh total. Ini juga sudah malam." . Pinta David, aku tau David itu peduli padaku, tapi aku ingin melihat Sean baik baik saja. Sungguh..
"Sudahlah pak dokter, izinkan saja. Dia taksendiri. Ada aku dan sahabatnya." . Bagus Will, memang tugasmu saat ini untuk membantuku membujuk David.
"Aku berjanji tidak akan melakukan hal yang tidak tidak." . Aku harus meyakinkan David. Aku harus bertemu Sean disana.
"Jangan keras kepala Nad, aku doktermu, aku tau mana yang terbaik untukmu. Ini sangat malam. Kau tak boleh kemana mana.". Kata David, Apaa?? Kenapa David berubah, sebelum Sean kembali di hidupku dia tak begini, dia lembut bak sebuah kapas saat itu, kenapa sekarang begini. Aku hanya ingin melihat Sean sekarang Vid, paham lah.
Aku bergeming, tak tau harus mengatakan apa. Aku sedih setengan mati. Aku menginginkan luka lagi pada diriku.
Disebelah meja kasurku, ada gelas kaca. Aku harus melakukannya sekarang, aku tak kuat.
Aku menarik gelas itu, mereka tak curiga apapun, karna gelas itu masih berisi air, mungkin mereka mengira aku akan minum, kemudian aku menjatuhkan diriku bersamaan dengan gelas kaca yang kupegang .
Prankkk, suara gelas itu pecah.
Mereka terkejut mencoba membantuku berdiri, dengan cepat ku ambil pecahan gelas kaca itu, aku tak tau hampir semua bagian tubuhku diperban kuat.. Tak berfikir panjang.
Aku menaikkan baju ku sampai bawah bagian dadaku dan ya, disini lah tempat paling tepat, kutekan hingga sedikit masuk kedalam, lalu kutarik tanpa ampun, darahku sudah banyak yang keluar, kulihat Chornelia jatuh disana. Ya aku tau dia tak kuat melihat darah. Willy kebingungan sendiri, sementara david sibuk mengambil pecahan kaca yg kupakai tadi, aku melawannya.. Kekuatanku bisa lebih besar dari apapun kalau aku menginginkan sesuatu. Aku hanya ingin menangis karna kepedihan luka fisikku. Aku tak ingin aku menangis karna luka hati."Kau berjanji tadi kan? Tidak Nad. Ini parah." . Kata David, maaf David, aku bukannya tak menurut padamu. Maafkan aku, tanganmu luka karna tadi berebut pecahan gelas kaca tadi denganku.
Aku gila . Sangat gila saat ini.
• Author POV •
David memutuskan agar Nadia di ikat, ia dan perawat lainnya sekarang mulai mengikat tangan Nadia di sudut kasurnya, ini yang terbaik untuk Nadia, dia benar benar gila, sampai berani merobek perutnya sendiri . Luka itu lumayan dalam. Nadia terus menangis dan mengentak hentakkan tubuhnya dikasur, David melalukan yang seharusnya di lakukan, ia sebenarnya tak tega. Tapi jika Nadia tak di ikat, ia akan terus melukai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Depressed Girl [Proses Pengeditan]
RomanceMencintai wanita depresi? Ya itu aku. Aku sempat kehilangannya, dan ketika aku mendapatkannya kembali dia sudah berbeda, kembalinya diriku malah menambah lukanya. Apa aku harus pergi? Atau tetap berjuang pada cintaku padanya? - Sean Charles °°°