Rapuhnya Sean

258 23 1
                                    

*Brakk*

Suara pintu terbanting.

Sean POV •

Brakk,

Astaga, aku kaget bukan main. Siapa yang membuka pintu sekeras itu? Pintu itu sampai membentur dinding hingga mengeluarkan suara yang mengejutkan bagi kami ber tiga.

Ah, David, dia lagi dia lagi.

"Katakan padaku dimana Nadia sekarang?"

Ah dokter gila ini kenapa.

"Di WC, kenapa dok?" .  Ucap Willy

"Bodoh, hubungi staf dan minta mereka kotak obat yang biasa dipakai Nadia.". David itu tak bisa santai. Dia panik sendiri. Tapi apa maksudnya?

Willy lari keluar ruangan, mungkin ingin menghubungi staff

David melangkahkan kakinya dengan cepat, akupun mulai mengikuti David dari belakang, aku bingung. Sangat bingung..

David mencoba memutar knop pintu WC namun nihil. Pintunya terkunci.

"Sean, bantu aku mendobrak pintu ini". Pinta David, dokternya Nadia.

Tanpa berpikir panjang aku dan Davidpun mendobrak pintu itu, Chornelia terlihat sangat cemas disana, dia bingung akan ikut Willy memanggil staf atau ikut melihat Nadia. Wajahnya pucat, dia ketakutan.

Apa ini? Apa lagi ini Nadiaaa?!

Nadia tergeletak lemas di atas lantai kamar mandi, dia memegang sebuah silet yang sudah berlumuran darah, tangan kaki bahkan baju Nadia bersimpah darah semua. Apa yang terjadi ini?
Aku tak kuat Nad, aku ingin menangis.

"Sudah kuduga ini akan terjadi." . Kata david sembari mengambil silet di tangan Nadia dan membuangnya ke segala arah. Tanpa berpikir panjang. Aku mengangkat badan Nadia dan meniduri Nadia di kasur nya. Chornelia? Dia histeris melihat Nadia, bagaimana tidak? Sahabatnya itu ingin bunuh diri?

Willy datang dengan staf rumah sakit, aku, Chornelia, dan Willy dipersilahkan keluar oleh David. Kami pun keluar dari ruangan itu.

Lihatlah, aku tak sanggup bahkan melihat diriku sendiri, kemeja dalam jasku terdapat banyak sekali bercak darah. Begitu juga tanganku. Ini menyakitkan Nad. Kau tak boleh melakukan ini .

Chornelia menangis histeris kali ini, mungkin dia tak menyangka bahwa Nadia akan melakukan ini. Aku tak tau kenapa, Willy memeluknya dalam.

Ah sepupuku ini sepertinya sudah gila juga, barusaja dia memeluk Nadia, sekarang Chornelia, nanti siapa? Kau mempermainkan semua wanita kah?

Tak, aku harus berfikir jernih, mungkin Willy hanya simpati pada mereka.

Aku tak bisa begini, menatap darah darah yang ada pada tubuhku, sungguh aku lemas bukan main, diriku tak tenang, darah ini milik Nadia. Nadia yang kusayangi itu.

*cklekk

Pintu ruangan Nadia terbuka

"Katakan bagaimana Nadiaku?"" . Itu refleks. Aku langsung mendekati David dan lansung neminta penjelasan lebih padanya.

Depressed Girl [Proses Pengeditan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang