Drabble - Kontroversi 2.17 - 30 Agustus 2017

17 1 1
                                    

Terkadang aku melihat semua orang menutup mata mereka dari segala cerita yang jauh. Bahkan ada pula yang menutup telinga mereka karena merasa takut akan suara bising yang memecah gendang pendengaran. Lalu banyak juga yang menutup mulut karena enggan membalas semua cacian dari kurcaci-kurcaci yang bersorak menghina bangsa sendiri.

Terkadang aku tidak mengerti mengapa dunia seperti ini. Kita satu cerita, satu hutan, satu kampung, satu rumah, bahkan tetangga akrab dari warna rompi yang kita banggakan. Akan tetapi mengapa selalu seperti ini?

Sesekali kau bilang padaku bahwasanya aku seperti ayam yang beraninya mengeroyok dan berteriak kala pagi mulai menyingsing. Bahkan berkali-kali setiap ada salah satu dari diriku yang hendak mengambil alih hati sang Putri Salju, kau caci.

Aku hanya menyuarakan perintah untuk tanganku supaya mengambil roti itu, Kawan. Aku hanya memerintah supaya anggota tubuhku bisa lebih cepat, lebih akurat, dan lebih baik dalam bekerja. Lalu mengapa saat itu kau bilang bahwa aku berusaha menggagalkanmu?

Kita satu.

Dan kita juga tahu.

Mata dibalas mata.

Nyawa dibalas nyawa.

Tetapi tolong. Jangan isikan hukum rimba itu pada zaman gadget sangat sial.

Sesekali kau mengatakan pada sesamamu bahwa aku tidak berhak, tidak pantas. Lantas mengapa kau melakukan yang serupa?

Bukankah itu artinya kau juga sama?

Cukuplah.

Aku muak dengan semua omong kosong ini. Aku muak pada persaingan ini.

Tetangga sebelah juga masih membuka diri, kan? Kenapa tak kau saja yang pergi ke bangunan sempit itu dan berjaya di sana seperti kau ingin berjaya di rumahmu? Di rumah kita.

Aku lelah, Kawan.

Ah, panas. Aku haus. Butuh air mineral yang membasahi kerongkonganku, bukan air ludah yang kutahan habis-habisan supaya tidak keluar bersama kata-kata kotor.

Hei ....

Anjing, ya? Siapa aku? Karena aku banyak bicara? Aku hewan? Karena tingkahku terlalu anarki?

Sadarlah. Siapa yang anarki saat ini? Ha ha ha ha.

Tolong, Tuan.

Di gubuk ini masih ada cermin, kan?

Aku yakin gubuk ini tak semiskin rumah tetangga yang bahkan tak punya ruang untuk bercermin.



20170830
©ashleyarchoz
Sejatinya aku pemersatu kalian. Mencaci aku = menghina mimpimu dulu.
zayazayui ayuu2800 ntapssoul

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terai CandrasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang