Choice Part 4

3.6K 291 1
                                    

"Maafkan saya Asami-sama!" Ujar anak buah Asami pada bossnya itu

Asami hanya menatapnya dengan tatapan datar sekaligus menusuk miliknya. Sungguh jika tatapan bisa membunuh seseorang maka saat ini anak buah Asami pasti sudah tewas karena tatapan Asami

"Takaba-sama tadi tiba-tiba muncul di belakang saya. Dan beliau menyuruh saya kembali. Maafkan saya Asami-sama"

Tak lama salah satu anak buah Asami datang. Anak buahnya yang ia tempatkan di dekat apartement Akihito bersama dengan Suoh

"Asami-sama" ujar pria itu

"Maaf, Asami-sama. Takaba-sama belum kembali ke Apartementnya. Suoh-san dan saya sudah berjaga disana sejak Takaba-sama pergi dan beliau belum kembali. Bahkan, kedua sahabat Takaba-sama juga tadi datang untuk mencarinya"

Asami terkejut, meski wajahnya tetap datar dan menyeramkan seperti biasa. Kirishima dan beberapa anak buah yang lain sudah dapat merasakan aura gelap dan membunuh menguar dari sekitar Asami. Mereka tahu boss mereka tengah murka atas kelalaian mereka hingga seorang Takaba Akihito bisa tidak terlacak oleh mereka

-------

Akihito membuka matanya dan hal pertama yang menyambutnya adalah cahaya silau dari sebuah lampu di dekatnya. Kedua tangan dan kakinya terikat membuatnya tidak berkutik

"Wah...wah... Dia sudah bangun ternyata"

Akihito menyipitkan matanya saat pria itu mendekat. Seorang pria bersama dengan seorang wanita cantik

"Hmm? Aku pikir dia perempuan" ujar sang wanita membuat pria di sebelahnya tertawa keras

"Tadinya aku pikir Asami menolakku karna seorang perempuan. Aku sedang bertanya-tanya secantik apa perempuan itu sampai Asami menolakku. Ternyata dia laki-laki"

"Jadi kau tidak tahu kalau Asami agak menyimpang?" Tanya pria itu

"Aku pikir hanya rumor"

Pria di depan Akihito kembali tertawa. Dia menatap Akihito

"Sepertinya kau ingin mengucapkan sesuatu" ujar pria itu sebelum dia melepaskan kain yang menutup mulut Akihito

"Apa maumu teme?!"

Plakk!

"Jaga ucapanmu! Aku bisa membunuhmu kalau aku mau!"

Akihito mendengus

"Aku rasa kau salah menangkap orang. Lepaskan aku!"

"Tidak aku tidak salah. Kau adalah 'miliknya' kan?"

"Aku bukan milik siapa pun! Kau pikir aku ini barang apa?!!"

Plakk!

"Sudah ku bilang jaga mulutmu saat berbicara padaku!!"

Akihito diam. Dia menatap datar pria dan wanita di depannya

"Apa mau kalian?" Tanya Akihito setelah berdiam hampir setengah jam

"Aku hanya ingin Asami menyesali perbuatannya yang sudah menolakku demi pria sepertimu!" Ujar sang wanita

"Kau boleh menyiksanya kalau kau mau Takeo(karakter fiktif bikin sendiri)" ujar wanita itu pada pria di depannya

Pria itu menyuruh anak buahnya mencambuk badan Akihito. Selama berjam-jam Akihito dicambuk oleh mereka. Kini punggung, tangan, dada dan pipi Akihito sudah di penuhi oleh luka cambukkan. Hampir sekujur badannya dibalut oleh darahnya sendiri. Akihito tidak memohon agar mereka menghentikan apa yang mereka lakukan. Akihito hanya dia dan tangannya meremat kuat tali yang mengikat kedua tangannya

"Aku bisa menghentikan semua ini. Tapi, aku memiliki syarat yang harus kau penuhi" ujar pria itu pada Akihito

-------

"Kalian sudah menemukannya?" Tanya Asami

"Maafkan kami Asami-sama. Kami belum bisa menemukannya"

"Kirishima!" Panggil Asami

"Ha'i Asami-sama"

"Panggil Kuroda kesini!"

"Kashikomarimashita Asami-sama"

Kirishima segera memanggil Kuroda sesuai dengan permintaan Asami

-------

"Bagaimana apa kau setuju?" Tanya pria itu lagi pada Akihito

Karena Akihito masih berkeras diri tidak menjawab. Pria itu kembali menyuruh anak buahnya mencambuk Akihito

'Jika aku mengiyakan tawarannya, aku mengkhianati Asami. Tapi, dia pasti ada disana dan Asami akan bisa menangkapnya kan?' Pikir Akihito

'Dengan kesempatan ini aku bisa berada di dekat Asami'

'Jika aku menerimanya, artinya aku harus siap jika Asami membunuhku karna menganggapku sebagai pengkhianat'

Akihito mendongakkan kepalanya dia menarik napasnya dalam-dalam. Berusaha tidak menyesali keputusan yang akan diambilnya sebelum akhirnya dia berucap

"Aku bersedia"

'Maafkan aku Asami'

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang