Married? Ohh No!

926 79 5
                                    

Sejak pagi hari kediaman Haruno sudah semrawut.

Mulai dari sang ibunda dari heroin kita yang sejak subuh sudah mondar mandir bak setrikaan dari ruang tamu – dapur – ruang tamu – kamar Sakura – dapur – wc – toilet – jamban – ruang tamu. Kemudian sang ayah yang menyendiri di pojok ruang keluarga menangisi foto masa kecil Sakura sembari meratapi nasib merasa gagal jadi ayah?. Lalu kakaknya – Sasori Haruno - yang malah asyik makan snack sambil menghitung berapa kali ibunya mondar mandir.

Sungguh random sekali.

Kemudian Sakura setelah ia didandani oleh Ino, ia kemudian mengganti pakaiannya.

Jangan tanya kenapa bukan penata rias yang mendandaninya dan malah sahabatnya sendiri yang mendandaninya. Itu karena ibunya amat sangat menganut prinsip ekonomi bahkan pada anak bungsunya yang mau menikah sekalipun. Biar hemat, kata ibunya. padahal yang lebih banyak mengeluarkan uang kan salon mertuanya. Ups

Sakura hanya menatap pantulan dirinya di cermin besar – walk in closet - tempatnya berganti pakaian. Dirinya yang dibalut dengan gaun pengantin berwarna putih bersih yang merekat pas ditubuhnya. Gaun itu tanpa lengan dengan aksen kain lace di bagian depan dan bagian punggung disertain dengan kancing berbentuk bola – bola. Gaun itu bertema vintage dan bagian bawahnya menyerupai huruf A yang masih ditambah dengan aksen kain lace dan kerlap kerlip.

Satu kata, Cantik. Itulah yang dapat mendeskripsikan penampilan Sakura sekarang. Dengan dirinya yang terbalut gaun pengantin, riasan wajahnya yang natural tapi tetap cantik dan rambutnya yang di curly karena berpotongan pendek serta mahkota bunga yang melengkapi penampilannya.

Kami-sama kenapa aku bisa secantik ini. Batin Sakura kepedean.

Sakura memang senang dengan penampilannya, tapi ia tetap tidak terima bahwa sebentar lagi ia akan menikahi si pantat ayam itu.

Oh tuhan salah apa dia di masa lalu?!.

Baru saja ia berhasil membuka tokonya. Baru saja ia memulai merencanakan masa depannya dan kue – kue kesayangannya. Tapi semua itu akan berubah beberapa jam lagi, disaat ia sah menyandang status sebagai istri dari si pantat ayam – yang sialnya tampan – sinting itu. Keren sih memang, tapi tetap saja dari dulu ia memimpikan menikah dengan pangeran berkuda putih menyilaukan yang tampan, romantis, humoris, penuh kejutan, sayang istri, lembut dan suka memakan kue buatan Sakura. Tidak seperti calon suaminya yang kasar, pelit, cerewet, dingin, muka triplek, semena- mena, benci makanan manis, dan tidak bisa diajak bercanda. Huh, mati saja sana.

"Sakura-chan, ayo nak kita berangkat"
Demi dewa! Itu suara ibunya. Omaigad. Ingin rasanya Sakura kabur tapi percuma mau lewat pintu sama saja bunuh diri bisa digantung dia sama ibunya, pura – pura sakit pun yang ada keluarganya malah lebay terus ia dibawa ke UGD, mau kabur lewat jendela? Oh itu lebih tidak mungkin lagi kamarnya di lantai 2 bisa – bisa mati muda nanti. Sakura masih perawan astaga.

Dengan segenap keteguhan hati yang tinggal seperempat, Sakura-pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu menemui ibunya. ia harus kuat.

Good bye masa lajangku.

.

Sasuke duduk di ruang tunggu dengan menopang dahinya. Ia gugup tentu saja. Walaupun cuma menikah setahun tapi tetap saja Ia akan menikah beberapa menit lagi. Saking gugupnya bahkan sejak pagi ia sudah bolak balik kamar mandi.

Keluarga calon mempelainya memang sudah datang beberapa menit lalu, dan bahkan para tamu sudah mulai memenuhi gedung pernikahannya. Disaat – saat seperti ini, Sasuke mulai berimajinasi yang macam macam mulai dari ia salah mengucapkan ijab, cincinnya tergelinding, sampai ia salah menikahi orang. Sungguh bukan Uchiha sekali.

Love Accidentally?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang