Being His Wife?

829 66 6
                                    

Previous Chapter
“Oh iya kakekmu juga berpesan agar ia segera memiliki cucu maksimal satu bulan lagi ya”
Sasuke maupun Sakura membeku seketika.
.
“Konoha Residence pak” ujarnya.

Disepanjang jalan ia hanya menatap jendela. Konoha sudah banyak berubah sejak terakhir kali ia menapakkan kaki. Wanita itupun membuka dompetnya, dan mengambil selembar foto. Ia memandangi foto itu dengan senyuman diwajahnya.

Sasuke-kun aku kembali. Batin wanita itu

.
.
.

Sunday Funday.

Sesuai dengan julukannya hari Minggu merupakan salah satu hari yang dinanti sebagian besar orang karena sering digunakan sebagai hai bersantai. Mulai dari anak – anak sekolah yang bisa maraton kartun hingga orang dewasa yang menghabiskan hari liburnya dengan tidur atau malas – malasan. Setidaknya bagi sebagian orang hari Minggu merupakan hari untuk bersantai.

Tapi tidak bagi Sakura, setelah kemarin melalui hari yang melelahkan mulai dari pernikahannya yang absurd, ia yang harus berdiri berjam – jam menyapa tamu undangan yang bejibun, belum lagi permintaan kakek suaminya yang membuatnya sakit kepala.

Setelah semua ke-hectic-an itu, ketika ia sampai di penthouse yang sudah disiapkan mertuanya ia masih harus membuang buang energinya untuk berebut tempat tidur dengan suami ayamnya. belum lagi dia kalah dan terpaksa tidur di sofa.

Alhasil Sakura mendadak encok.

Dasar suami kurang ajar. Istrinya kesakitan eh dia malah asik asikan ngorok. Si pantat ayam itu harus di beri pelajaran!.

Sakura mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Terlepas dari betapa luasnya kamar mereka, dengan sentuhan ala pink ke dongker-dongkeran serta kelopak bunga mawar yang tersebar dimana – mana.

Oh jangan lupakan lilin lilin yang telah mati di sekelliling tempat tidur. Nampaknya keluarga mereka telah menyiapkan semua ini agar malam pertama mereka romantis. Tapi bukannya terkesan romantis yang ada malah terkesan menyeramkan.

Lihat saja lilin, kelopak bunga bertebaran, dan Sasuke memang bukan perpaduan yang cocok. Hiiii.

.
.

Suami ayamnya saat ini sedang asique berbasah – basah ria di kamar mandi karena sebentar lagi ia akan berangkat ke kantor. Jangan tanya kenapa suaminya berangkat ke kantor hari Minggu ini. Biasa dia akan rapat atau apalah yang gara – gara pernikahannya kantornya diliburkan 1 minggu oleh ayahnya.

Gila kan libur 1 minggu. Hidup papa Fugaa...

Sakura berjalan menuju walk in closet yang berada disudut ruangan. Sakura mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tatapannya tertumbuk pada satu stel baju yang kemungkinan akan digunakan suami ayam tripleknya itu kekantor.

Sakura menyerigai memikirkan rencananya untuk membalas suami ayamnya.

.
.
.

Sasuke mengernyit ketika ia keluar dari kamar mandi dan tidak menemukan istri pinky-nya. Perasaan tadi ia masih mendengar suara Sakura yang masih mendumel tentang betapa hancurnya kamar yang mereka tempati.

Terserahlah. Sasuke langsung bergegas mengganti pakaiannya karena ia harus segera berangkat ke kantor.

Ketika Sasuke selesai menuruni tangga, ia mendengar suara berisik dari arah dapur. Sasuke-pun melangkahkan kakinya menuju dapur dan pandangannya langsung tertuju pada Sakura yang sedang menyiapkan sarapan.

“Sasuke kau sudah siap? Ayo sarapan dulu. Kau suka kopi atau teh? ” tanya Sakura dengan suara dimanis-maniskan.

“Kopi saja tanpa gula” Jawab Sasuke.

“Baik akan kusiapkan. Ayo duduk dulu” Ujak Sakura masih dengan suara yang dimanis-maniskan.

“Hn”

Sasuke mengikuti apa yang disuruh Sakura tapi ia merasa ada yang tidak beres dengan istri pinky nya ini. Sejak kapan Sakura menjadi sok manis dan sok baik?

Sampai negara api menyerang. Kodok beranak dan kucing bertelurpun Sakura mustahil bermanis-manis didepan Sasuke.

Jangan – jangan ada udang dibalik bakwan nih, pikirnya.


Sakura masih berusaha menahan tawa nya. Ia tidak ingin Sasuke curiga atas apa yang telah diperbuatnya.
Ia sadar Sasuke heran dengan tingkah lakunya.

Tapi bodo amatlah yang penting rencananya berhasil.

Sakura terus menerus menahan tawanya, hingga akhirnya Sasuke berpamitan untuk berangkat ke kantor.

Dan pecahlah tawanya..
.
.
.
Sasuke heran.

Sejak tadi banyak pasang mata yang melihat ke arahnya dan menahan tawanya. Memang ada apa dengannya?. Bukan hanya karyawan kantornya yang melihatnya dan menahan tawa tapi tadi istri pinknya pun begitu.

Sasuke mengecek penampilannya, sepertinya tidak ada yang salah dengan penampilannya. Ia masih tetap kece seperti biasanya, batinnya kepedean.

Wajahnya? Tentu saja masih tampan bahkan mas Kulin aja lewat.

Iya lewat doang. Permisi maksudnya.

Atau jangan – jangan kotak tertawa mereka putus sehingga mereka tidak bisa menahan tawa.

Ah entahlah Sasuke pusing memikirkannya.

Ketika Sasuke sampai dilantai tempatnya bekerja ia dikagetkan dengan tepukan dari seseorang.

“Yo teme”

Sasuke hanya membalas dengan gumaman andalannya. Dan ketika ia hendak berjalan menuju ruangnnya, ia mendengar tawa Naruto yang meledak.

“Teme, gimana kegiatan up up to the mountain semalem? Saking ganasnya nih sampe bolong. Hahaha ” Ujar Naruto.

Sasuke mengernyit. Sebentar kegiatan apa? Up up to the mountain? Naik – naik ke puncak gunung gitu? Kan semalem dia tidur dikamar mana ada gunungnya?

Sas plis deh kan ada gunung yang lain – plak

Lagipula apanya coba yang bolong? Karena ia gengsi ia hanya membalas dengan gumaman andalannya dan menanyakan apa yang bolong.

“Hahaha. Teme coba kau ngaca sana nanti ketemu deh upin ipinnya” Ujar Naruto dan ia pun berlalu meninggalkan Sasuke masih dengan suara tertawanya yang memekakan telinga.

Sasuke heran. Kenapa Naruto membahas upin ipin? Dua tokoh kartun itu memang tokoh kartun favorit Sasuke. Katanya botaknya mengalihkan dunia.

Karena enggan memikirkan lebih jauh, Sasuke segera menuju ruangannya dan segera bergegas ke kaca besar yang ada di sudut ruangannya.

Dan betapa terkejutnya ia mendapati celananya bolong. Bolong lho permirsah. Mana bolongnya bentuknya love lagi dan menampilkan dua kepala tokoh kartun favoritnya.

Sasuke menggeram marah.

Mari kita hitung sodara sodaraa..
1

2

3


“SAAAKUUUURAAAA !!!!!”

Hancurlah sudah imejmu mz.

.
.
.

Sakura masih asik bermanja – manja dengan sofa dan menggonta – ganti chanel TV.

Ia bosan tentu saja. Hari ini tokonya masih diliburkan dan ia tidak bisa melakukan hal apapun dirumah ini. Biasanya ia akan senang menghabiskan waku dengan kue – kue kesayangannya. Tapi sayang seribu sayang peralatan memasaknya masih berada di apartemennya dan baru akan dikirimkan besok oleh orang suruhannya.

Setelah selesai mengerjai Sasuke dengan membolongi celananya, ia membersihkn kekacauan yang ada dikamarnya.

Dan Sakura baru menyadari bahwa ternyata suami ayamnya itu sangat menggilai dua tokoh kartun berkepala botak walaupun yang satunya gak botak botak amat sih kan ada tuh satu helai rambutnya.

Tidak hanya kolor Sasuke saja yang bergambar upin ipin, bahkan dilemari ia menemukan boneka dan serba serbi upin ipin.

Dasar ganteng ganteng kok demennya yang botak.

Sakura masih asik menonton acara TV favoritnya apalagi kalau bukan sinema pintu hidayah.

Sakura kadang suka heran sama judul acara TV yang sering ia tonton ini. Masa iya judulnya anakku bukan anakku tapi bukan anak mantan suamiku.

Lha terus dia anak siapa dong? Terus hubungan dia sama mantan suaminya itu apa coba? Kok bisa – bisanya dia dapet anak yang bukan anaknya dia tapi bukan juga anak mantan suaminya? Hhh Saku lelah.

Ketika Sakura lagi fokus – fokusnya sama acara TV, ia dikejutkan dengan bunyi deringan handphone-nya yang kebetulan memang ia taruh didekatnya. Sakura melihat id pemanggilnya.

Mikoto Kaasan is calling..

Astagadragon demi apa mertuanya nelpon. Apa jangan – jangan suami ayamnya tadi ngambek terus ngadu lagi sama mama miko kalau Sakura yang membolongi celananya.

Sakura memberanikan diri menerima telepon dari mertuanya.

“Hallo, ada apa Kaasan?” Ujar Sakura.

“Hallo Saku-chan.. Tidak apa – apa Kaasan cuma mau bilang kalau Kakek mada pengen ketemu sama cucu mantunya. Kamu bisa datang ke rumah sekarang?”

APAAA. Kakek sarap suami ayamnya minta ketemu? Demi kolor upin ipin Sasuke, Sakura belum siap bertemu kakek sarap suaminya. Ia ingat apa permintaan kakek suaminya kemarin.

Aduh apa yang harus kulakukan? Ingin rasanya Sakura bertanya pada Dora.
Katakan peta – katakan peta.

“Saku-chan? Hallo? Kamu masih disana kan nak?”

“I.. iya Kaasan nanti Sakura datang tapi Sakura nunggu Sasuke pulang dulu ya”

Setidaknya kalau ada Sasuke ia masih bisa sedikit tenang. Iya benar ia harus hubungi Sasuke biar pertemuan dengan kakeknya batal.

“Jangan Saku-chan nanti biar Kaasan yang bilang sama Sasuke. Kamu sekarang langsung kesini ya”

Yaah gagal sodara sodara.

“I.. iya Kaasan”

Sakura galau pemirsah. Apa yang harus ia lakukan kalau ditanya macam – macam sama kakeknya Sasuke. Keluarga Sasuke saja sudah absurd apalagi kakeknya coba.

Duh Gusti tolongin Saku.


---------------------    TBC    ----------------------
Hallo epribadeh ada yang nungguin cerita ini enggak? Wkwk
Aduuh maafin Ten yang menghilang tanpa kabar selama beberapa bulan emang beberapa bulan yang lalu Ten sibuk dengan tugas negara wkwwk bukan bukan tugas akhir maksudnya.
Terus pas udah selesai pun Ten mau lanjutin ini nih ceritanya eh malah Ten lupa sama alurnya.. maapin yak.

Sincelery,

Ten



Love Accidentally?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang