Senyum itu kembali terukir dibibir Renjun. Melihat suaminya lebih suka mementingkan urusan orang lain daripda untuk kepentingan keluarga. Sebenarnya memang bagus mementingkan kepentingan orang lain dahulu, tapi bisa tidak, tidak sesering ini. Perlakuan Jeno -suami Renjun patutlah di curigai.
Renjun sudah setiap hari mencoba bersabar dan menunggu perubahan sikap Jeno. Namun hasilnya sangatlah mengecewakan!"Aku ada urusan dengan..."
"Seo Herin?" belum selesai Jeno menyelesaikan kata kata nya, Renjun berani beraninya memotong.
Tidak biasanya Renjun seberani itu. Entah apa yang telah membuat Renjun mempunyai keberanian untuk melakukannya?
"Aku tahu, pergilah dengannya" setelah Renjun berkata seperti itu dia langsung pergi meninggalkan Jeno.
Kembali. Hal seperti ini selalu terjadi pada Renjun, lihatlah dia selalu berbelanja sendiri. Sebenarnya dia malas melakukan hal semacam ini. Tapi Renjun ingat, dia adalah seorang istri jadi memang sudah sepatutnya dia melakukan hal ini. Tapi tidak bolehkah Renjun berharap kalau Jeno mau menemani nya? Ah itu hanya harapan belaka.
Renjun kesulitan membawa barang belanjaan nya karena tidak ada yang membantu dan juga barang belanjaan nya sangat banyak.
Dengan susah payah dia membawa barang itu sampai di rumahnya.
Sampai rumah, rumahnya sudah dalam keadaan sepi. Ya, karena Jeno sudah pergi dengan Seo Herin. Renjun membawa barang belanjaan nya kedapur lalu meninggalkannya di situ saja.
Setelah itu dia bersiap siap karena dia ada janji dengan mertuanya.
Renjun pergi menemui mertuanya. Mertuanya bilang kalau dia sangat kesepian jadi dia meminta Renjun untuk berkunjung di hari libur kerja. Biasanya Renjun akan datang bersama Jeno, tapi akhir akhir ini dia lebih sering datang sendirian.
Dia memasuki halaman rumah mewah itu. Dan sudah ada beberapa maid yang menyambut kedatangannya.
"Ibu ada di dalam?" tanya Renjun pada salah satu maid.
"Iya tuan" jawab maid itu.
Setelah itu Renjun memasuki rumah mewah itu dan langsung di sambut oleh mertuanya.
Renjun memberikan kantong yang berisi kue brownies kesukaan mertuanya itu kepada salah satu maid nya
"Siapkan untuk ibu ya?"
Maid itu mengangguk hormat lalu pergi.
"Renjun maafkan ibu ya? Ibu mengganggu waktu istirahatmu" kata mertuanya sembari memeluk Renjun
"Ah tidak papa Bu" jawab Renjun seramah mungkin
"Oh iya dimana Jeno? Dia tidak ikut?" tanya mertuanya lagi lalu melepas pelukannya pada Renjun
"Iya dia tidak ikut. Dia ada urusan bu"
"Urusan? Bukankah sekarang hari minggu? Apa dia tetap bekerja di hari minggu?"
Renjun dan Ny. Lee -mertua nya duduk di sofa yang ada di ruang tamu itu.
"Aku tidak tahu bu. Dia bilang ada urusan dan aku membiarkannya pergi" jawab Renjun dengan tersenyum simpul