Renjun tidak tahu hal apa yang sering membuatnya menjadi pelupa seperti ini. Lagi lagi dia harus kembali ke supermarket untuk membeli pasta gigi. Padahal barang itu sudah masuk list belanjaannya bulan ini, tapi entah mengapa barang itu tertinggal juga saat akan di beli.Renjun berjalan dengan malas dan ogah ogahan menuju supermarket, karena ya tadi dia sudah berjalan cukup jauh, hingga sekarang dia juga harus kembali cukup jauh. Renjun sebenarnya malas melakukan hal ini, tapi kalau dia tidak kembali mau sikat gigi pakai apa dia?
Akhirnya dia sampai di supermarket, dia segera masuk dan mengecek kembali daftar belanjaannya yang mungkin saja masih ada barang yang harus ia beli, tapi selesai mengecek semuanya dan memastikan jika tak ada yang tertinggal dia segera kembali pulang. Dia berjalan berlawanan arah dengan jalan yang biasa ia pakai untuk pulang dari supermarket, dia memilih untuk memutar jalannya agar terasa agak jauh dari biasanya, entah mengapa dia ingin melakukan hal ini?
Sejak dia dan Jeno resmi putus 22 jam yang lalu, mood nya sangat buruk dan sedang dalam mode tidak ingin di ganggu. Ketika ia berjalan melewati sebuah appartement, matanya menangkap sebuah pemandangan yang sangat bangsat sekali menurutnya. Dia melihat Jeno, mantan kekasihnya 22 jam yang lalu. Renjun membulatkan matanya tak percaya kala Jeno membukakan pintu mobil untuk seorang wanita. Apa setelah putus dari Renjun, Jeno berpindah pekerjaan menjadi seorang supir taxi?? Renjun tak percaya dengan apa yang ia lihat, kalau benar Jeno menjadi seorang sopir taxi maka dia akan mengejek pria tampan itu secara habis habisan. Tapi, pikiran itu segera ia kesampingkan saat Jeno mengikuti wanita itu masuk ke sebuah appartement. Hah, apa ini? Bagaimana bisa Jeno sudah bersama wanita lain sedangkan sekitar 5 jam lalu dia mengemis kepada Renjun agar Renjun kembali padanya. Tapi sekarang? Lihatlah pemandangan yang berengsek ini! Jeno sudah pergi kencan dengan wanita lain.
Jadi selama ini Renjun telah dibodohi? Lalu selain itu dia juga di permainkan oleh Jeno? Renjun tersenyum sinis, bagaimana si bajingan Lee Jeno itu sudah mempermainkannya begini? Renjun tak dapat berfikir jernih lagi, di pikirannya terdapat hal hal yang buruk tentang Jeno, pikiran bahwa ternyata Jeno adalah laki laki paling berengsek yang pernah ia temui dan sempat mengisi dan menghiasi hidupnya selama 9 bulan belakangan ini. Jujur, sampai saat Ini Renjun masih gagal move on, karena ia dan Jeno telah mengukir banyak kenangan di hubungan mereka. Tapi kenangan yang ia bangun bersama Jeno selama 9 bulan ini harus berakhir dengan seperti ini karena sikap kekanak
-kanakkannya."Jadi selama 9 bulan ini aku menjadi orang yang bodoh? Begitu?" Renjun tersenyum miris ketika punggung Jeno dan wanita itu telah jauh masuk ke dalam appartement yang sama.
**
Renjun membuka pintu appartementnya dengan langkah yang ogah ogahan ketika ia mendengar pintunya di ketuk oleh seseorang sekitar 30 detik yang lalu. Dan lagi lagi hari ini dia harus terkejut karena yang tadi mengetuk pintu dan sekarang yang sedang berdiri di depannya adalah mantan pacarnya yang sudah ia cap menjadi laki laki paling berengsek itu. Iya dia Lee Jeno.
"Ada apa?" Renjun bertanya dengan nada datar khas nya.
"Boleh aku masuk dulu? Tidak sopan sekali jika kau tak mempersilahkan tamu mu masuk, Sayang" Jeno berucap dengan nada menggoda. Berniat menggoda Renjun maksudnya.
"Tidak. Kau tidak boleh masuk. Untuk apa kau masuk? Dan kau panggil apa aku tadi? Sayang?" Renjun bicara menggebu nggebu, dia ingin mencaci Jeno habis habisan.
"Iya sayang?"
"Apa apaan kau?" Renjun menatap Jeno tidak suka
"Biarkan aku masuk dulu Huang Renjun"
Renjun agak sedikit takut karena Jeno terlihat sekali jika serius, akhirnya Renjun memberikan jalan untuk Jeno agar masuk ke dalam appartementnya.
"Ada apa kau datang kemari?" tanya Renjun saat sudah duduk di ruang tamu bersama Jeno
"Renjun-ah, ku mohon"
"Apa?" Renjun memutar bola matanya malas ketika Jeno memasang wajah memelasnya
"Aku tidak mau putus denganmu, tolong kembali padaku" Jeno mendekatkan posisi duduknya agar lebih dekat dengan Renjun
"Wah Jeno, aku tidak menyangka kalau kau adalah pria yang begitu sialan seperti ini"
Jeno sedikit tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Renjun baru saja.
"Maksudmu?" Jeno bertanya dengan nada tidak suka
"Ya aku tidak menyangka saja kalau ternyata kau adalah pria yang begitu sialan dan menyebalkan. Kita baru saja putus, tapi tadi siang aku melihatmu berkencan dengan seorang wanita. Dan saat ini? Kau mau aku kembali padamu? Jangan gila!" Renjun berbicara dengan nada meremehkan.
"Renjun dengarkan aku, tadi it-"
"Apa? Kau mau bilang kalau itu bukan siapa siapa mu? Heol, itu alasan yang mainstream omong-omong"
"Aku sungguh-sungguh Renjun-ah, aku tidak kencan dengan siapapun tadi itu Jessie, kakak Mark yang baru kembali dari Kanada!"
"Aku tidak percaya padamu!"
"Aku berani bersumpah, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan nya" Jeno berusaha untuk meyakinkan Renjun yang terlihat sekali jika tidak mempercayainya
"Ya ya terserahmu saja. Lagipula aku tidak peduli lagi!" Renjun mengalihkan pandangan. Ia tidak tega melihat Jeno dengan muka nya yang memelas seperti itu.
"Kalau begitu ayo kita balikan" Ucap Jeno pada Renjun.
Renjun melirik Jeno sekilas, ia sebenarnya ingin segera memeluk Jeno karena pria itu mengajaknya balikan lagi
"Dasar gila! Padahal kau yang telah memutuskan ku. Tapi sekarang? Kau minta aku kembali padamu?"
"Baiklah kita balikan" Jawab Jeno ngawur lalu memeluk Renjun yang ada di depannya.
Renjun menghela napasnya kasar. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya ketika Jeno memeluknya seperti ini. Sampai sampai dia jadi menitihkan air matanya.
"Berjanjilah agar kau tak bersikap kekanak-kanakan. Jangan asal memutuskan ku. Karena jika kau melakukan ini lagi padaku, aku tidak akan mau lagi jika meminta aku kembali padamu. Bersikaplah yang dewasa Jeno" Renjun menasehati pria tampannya itu agar tidak bersikap kekanak-anakan lagi
"Iya iya aku berjanji. Maafkan aku Sayang" Jeno semakin mengeratkan pelukannya
"Kau harus berjanji agar selalu di sampingku"
Biar saja Renjun terlihat murahan karena ia benar benar tidak ingin kehilangan Jeno lagi.
Sekarang hubungannya dengan Jeno sudah baik baik lagi. Sekarang ia sudah bisa tidur nyenyak dan makan dengan baik. Syukurlah.
End.