Kara berlari sekencang angin dari pintu masuk Rumah Sakit swasta bilangan Jakarta Selatan.
Ia mengejar pintu lift yang hampir tertutup itu.Tangan kanannya kini berhasil meraih pintu lift. Ia masuk sambil terenggah-enggah. Surai panjangnya berantakan tak karuan.
Tapi sepertinya ia tak perduli akan itu. Ia terus melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan bahwa ia sudah telat 15 menit." Ahh!! mati gue,cepat lah lift! " serunya geram karena lift masih menunjukkan angka 2,sedangkan ia berharap cepat melihat angka 4 di layar lift tersebut.
Pria bertubuh tinggi dan tegap yang berada di sampingnya tampak terus melirik ke arah Kara dengan sesekali menahan tawa.
Merasa risih dengan perilaku pria tersebut, Kara pun langsung meliriknya dengan tatapan tajam.
" Apa lihat-lihat?, ngapain ketawa-ketawa? " tanyanya galak.
Pria itu pun tak berkutik seketika.
💞💞💞
Setelah kejadian itu, berubahlah semua alur hidup Kara.
Bidan muda penuh pesona yang tak pernah percaya akan hadirnya cinta merasa hidupnya makin suram setelah bertemu dengan pria asing di lift hari itu.Hari sial yang membuatnya selalu jadi bulan-bulanan amuk dari dr. Obgyn tampan yang cool itu.
" Akhhhhh!,Andai waktu itu gue tau kalau dia itu dokter baru di rumah sakit kita, gue pasti akan bersikap baik deh, " keluh Kara pada seorang temannya di ruang ganti siang itu.
Ia terlihat menempel pada lokernya dan menggaruk-garuk loker kayu berwarna coklat muda itu seakan ingin merusaknya dengan kuku-kukunya yang bahkan tak panjang." Hahaha makanya jangan galak-galak sama orang, kena batunya kan lu sekarang, " sahut Ika sahabatnya itu sambil tertawa melihat sikap frustrasi Kara.
Sudah hampir 4 bulan, Kara selalu kena incar oleh dr. Reivan, entah salah yang disengaja atau tidak. Entah salahnya atau tidak, dr. Rei akan tetap mengomel padanya.
Seperti kejadian dinas pagi yang di alaminya tadi. Meski bukan masalah besar yang harus diributkan tapi tetap saja Kara akan kena panggil oleh dr. Rei
Bosan dan kesal, itu yang dirasakan oleh Kara. Ingin membalas tapi apa yang bisa diperbuat olehnya. Yang hanya bisa ia lakukan adalah bersabar dengan kekesalan yang menumpuk dan terus menumpuk.
" Eh Ra tapi dr. Rei ganteng lho, pesonanya itu bersinar banget, kalau liat dia tuh langsung meleleh, " kata Ika dengan wajah terpesona dengan visual dr. Rei
Kara yang memiliki dendam kesumat pada pria itu tampak acuh. Ia tak perduli dengan ucapan sahabatnya itu.
" Lu tau gak banyak yang naksir dia lho Ra, mulai dari dokter umum sampai perawat dan bidan juga. "
" Termasuk lu kan. "
" Hahahaha gue mah cuma mengagumi visualnya aja, gak ngebet banget. "
" Sama aja kali. "
" Ya bedalah Ra, eh by the way lu gak minat gitu sama dokter kece satu itu?"
Mata Kara berubah tajam, diliriknya Ika dengan penuh kegeraman.
" Gak!!!"
" Hahaha segitunya, awas jatuh cinta lho, " ledek Ika.
💞💞💞
Hari terus berganti. dr Rei masih tetap bertindak seperti biasanya pada Kara. Kara sendiri sudah mulai terbiasa tapi ia tetap terlihat kesal. Tumpukan dendamnya bertambah banyak pada pria berusia 32 tahun itu.
Disandarkan tubuhnya pada sofa empuk di cafe sebelah Rumah Sakit tempatnya bekerja. Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Kara, membuat Ika meliriknya heran.
"Kenapa lu?, lelah banget, " celetuk Ika santai.
" Iya lelah banget gue tiap hari jadi bulan-bulannya si Rei."
" Hahaha bawa santai aja Ra," sahut Ika lagi-lagi dengan santai.
" Lu enak ngomong gitu, soalnya lu gak pernah kena semprot sama dia!! " balas Kara agak kesal.
" Hahahaha dia begitu sama lu mungkin karena ada perasaan kali sama lu Ra."
" Iya perasaan kesal dan benci!, Akh! nyesel banget gue harus ketemu dia dengan cara kayak gitu," sahut Kara sambil memanyunkan bibirnya itu
Ika yang mendengar ocehan Kara itu hanya bisa tertawa hingga matanya tertuju pada seorang lelaki yang tengah duduk di sebrang kursi mereka.
" Kenapa lu?, kesambet?" tanya Kara karena melihat temannya itu membeku seketika.
" Ra, liat tuh, " seru Ika sambil menunjuk ke arah lelaki tadi.
Diputarnya kepalanya itu dengan perlahan ke arah yang diminta Ika.
Dan
" Oh My GOD!, ayo kita keluar dari sini Ka, ayo buruan!" ucap Kara mendadak panik melihat sosok tersebut. Tapi tangan Ika menahan tubuh Kara yang sudah mulai bangkit dari kursinya itu.
" Jangan kemana-mana, disini aja."
" Lu gila apa?, gue ogah liat tu orang, ayo cabut ah! " balas Kara sambil berusaha menutupi wajahnya dengan tas dan berusaha untuk melarikan diri. Tapi dengan lantang Ika menyapa orang tersebut membuat jantung Kara berhenti sesaat.
" Selamat malam dokter Rei, " sapa Ika dengan senyum manisnya
' damn!! ' batin Kara
💞💞💞
Kara
Ika
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Coffee Latte 1 & 2
Short StoryNOVELET Amazing cover by @suputri21 Mr. Coffee Latte session 1 ( complete ) Mr. Coffee Latte session 2 ( complete ) Rei dokter obgyn yang terkenal jutek bertemu dengan Kara seorang bidan yang tak pernah minat mengenai cinta. Akankah mereka memiliki...