Sweet Reivan Days

3.3K 147 33
                                    

Setelah kejadian hari itu. Entah kenapa dr. Rei atau pun Nico selalu saja ingin lebih dekat dengan Kara.

Seperti siang ini, saat Kara baru saja tiba ke unitnya. Ia sudah mendapatkan Matcha Latte dari dr. Rei dan sebox bento dari dr. Nico

" Aihh enak banget jadi lu ya Ra, gue juga maulah dikejar-kejar sama dua dokter ganteng begitu, " celetuk Novia di ruang ganti saat melihat Kara dengan bawaannya itu.

Tanpa Kara harus bercerita, Novia sudah tahu dari siapa Kara mendapatkan bawaannya itu, karena ia tadi memang sempat melihat secara langsung bagaimana dr. Rei dan dr. Nico memberikan makanan itu pada Kara.

" Gue malah gak mau kayak gini, " seru Kara sambil manyun.

" Lah kenapa lho, lu kan tinggal pilih salah satu dari mereka. Tapi kalau gue jadi lu sih gue pilih dr. Rei aja, " sahut Novia membuat Kara meliriknya

" Why?" tanya Kara kemudian

" Soalnya gue suka aura coolnya dr. Rei kalau dr. Nico,dia juga keren sih, pinter pula tapi ogah ah, playboy!" celetuk Novia membuat Kara tertawa.

" Bad boy kan emang gitu, selalu keliatan keren, " sahut Kara.

" Eh nasi bento nya buat lu aja nih, gue tadi di kost udah makan, masih kenyang, " kata Kara yang kemudian memberikan nasi bento pemberian dr. Nico itu pada Novia

" Serius lu?, asik!,Ya seenggaknya gue nolongin lu nih Ra, " kata Novia membuat Kara mengeryitkan alisnya

" Nolong apaan?"

" Nolong lu dari guna-guna, sapa tau di nasi ini, dr. Nico udah di kasih guna-guna jadikan nanti bukan lu yang kena tapi gue hahahaha. "

" Hahaha Itu mah emang maunya lu Vi, " balas Kara yang kemudian tertawa bersama Novia.

Ika yang sudah diceritakan oleh Kara mengenai dr. Rei dan dr. Nico itu jadi sedikit heran. Entah kenapa dr. Nico harus mendekati Kara lagi.

" Gue beberapa hari ini liat mereka berdua mulu lho Ra, " kata Ika sebelum mulai laporan pergantian dinas.

" Trus?"

" Ya aneh aja sih menurut gue!, udah gitu kan si dr. Nico udah lama tuh gak deketin lu lagi, tapi setelah dia tau kalau dr. Rei lagi deketin lu, kenapa dia juga mulai deketin lu lagi coba?" kata Ika dengan wajah berfikir. Kara sendiri tak mau ambil pusing, ia lebih memilih untuk mencatat nama pasien dibanding ikut berfikir seperti Ika.

" Ra!" panggil Ika tiba-tiba

" Apa?"

" Lu udah mulai jatuh cinta belum sama dr. Rei?"

" Idih,pertanyaan macam apa sih kayak gitu!"

" Lho Ini pertanyaan penting lho Ra, udah belum?"

" Akhh tau ah biasa aja!" sahut Kara membuat Ika merenggut.

" lu tuh aslinya punya hati gak sih Ra?, kok lu susah amat jatuh cinta sih!, hati lu bermasalah apa ya? "

" Sialan lu, kalau gue gak punya hati atau hati gue bermasalah , gue udah ikterik seluruh tubuh donk, " balas Kara malah membahas penyakit liver.

" Akhhh bodo amat!" seru Ika geram pada sahabatnya itu. Kara sendiri hanya tertawa melihat wajah kesal Ika.

" Eh iya gue mau kasih tau lu, tar malam kalau pulang ati-ati ya, soalnya di daerah tempat lu ngekost lagi banyak pemerkosaan kan, kalau bisa lu pulang minta temenin sapa kek atau bareng sama siapa kek yang searah gitu, " kata Ika mengkhawatirkan Kara.

Mr. Coffee Latte 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang