24/7

2.7K 143 44
                                        

Hari terus berganti, kedekatan Rei dan Kara pun semakin membuat sekitarnya menantikan kejelasan hubungan mereka.

dr. Nico pun sepertinya sudah sangat tahu mengenai kedekatan mereka berdua hingga dengan  berbesar hati, ia pun mundur teratur untuk mendapatkan hati Kara. Meski ia merasa ini tak adil untuknya karena belum sama sekali bisa mendekati Kara dengan hanya mengajaknya jalan saja.

" Buruanlah jadian, di banding gue maju lagi, " kata Nico pada Rei.

" Enak aja lu, awas macem-macem sama Kara, gue hajar lu ! " balas Rei pada teman satu angkatannya saat kuliah kedokteran dulu.

" Makanya buruan resmiin, kelamaan lu ah."

" Ya sabarlah, gue cuma mau bikin Kara gak ngerasa terbebani aja, gue gak maulah buru-buru, lagian niatnya gue kan gak mau ngajak dia pacaran, " jelas Rei pada Nico di cafe sebelah rumah sakit sore itu.

"  Lu mau ngelamar dia nih ceritanya?" tanya Nico menebak.  Rei pun mengangguk sambil tersenyum pada temannya itu.

"  Anjir!,seserius itu lu sama Kara?, gue pikir ini cuma karena kita taruhan doank!" seru Nico membuat seseorang yang tak jauh dari mereka itu tersenyum licik sambil menyalakan recorder. Perempuan itu tengah merekam semua ucapan kedua laki-laki tampan itu sejak tadi.

💞💞💞

Di tempat lain tepatnya di kost Kara. Ia tengah berbincang dengan Ika. Kebetulan mereka berdua sama-sama libur jadi mereka berdua pun menggunakan waktu mereka untuk tidur seharian di kost Kara.

Banyak yang dibicarakan malam itu antara Kara dan Ika entah itu tentang hubungan Ika dengan Iko yang baru saja jadian, entah soal pekerjaan dan entah soal perasaan Kara pada Rei.
Secara terang-terangan Kara pun mengungkapkan bahwa kini ia memang memiliki perasaan pada Rei. Ika yang mendengar itu pun sangat senang.

" Akhirnya hati lu bisa jatuh cinta juga Ra, alhamdulillah ya Allah, " seru Ika girang

"  Gila, kesannya gue kelainan banget gitu ya, " sambung Kara sambil geleng-geleng kepala

" Iyalah,emang lu waras gitu?, kalau lu waras mah gak kayak gitu Ra!, gue tuh sampe heran lho sama lu, apa coba penyebab lu susah buat jatuh cinta, bahkan lu gak percaya bahwa cinta tu ada."

" Gue sih percaya kalau cinta tuh ada, buktinya dia udah gede kan tuh, gak sangka gue juga, dulu waktu kecil kalem dan imut, begitu gede jadi kpopers gaul, " sahut Kara malah membicarakan tentang Cinta anak Uya Kuya membuat Ika menoyor kepalanya.

"  Ihh apaan sih!"

" Gue gak bahas anaknya Uya Kuya kampret, gue bahas cinta!, love!, you know love??, L.O.V.E !" balas Ika penuh kegeraman. Kara sendiri malah tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan temannya itu.

" Iya iya tau hahaha, segitunya deh. "

" Lagian lu tu ya!, lagi serius juga malah kemana-mana, jadi kenapa Ra lu susah jatuh cinta, padahal lu juga gak pernah trauma kan sebelumnya?" lanjut Ika

" Gue juga gak tau, emang gitu kali rancangan Tuhan buat hati gue, gue di bikin susah buat jatuh cinta, biar gak gampang sakit hati kayak lu, " sahut Kara membuat Ika manyun

" Anjir lu ya bawa-bawa gue !, tapi iya juga kali ya Ra. Nah sekarang kan lu udah ngerasain tuh gimana jatuh cinta, mudah-mudahan aja dr. Rei ini gak bikin lu patah hati ya, gue pengen liat lu bahagia sama dia, " ucap Ika sambil memeluk tubuh Kara dengan erat hingga terdengar suara ketukan pintu kamar Kara membuatnya melepaskan pelukan itu.

Tok.. Tok.. Tok..

" Ra, ada barang buat lu nih, " teriak seseorang dari luar kamar.

Kara dan Ika pun saling tatap.

Mr. Coffee Latte 1 & 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang