Rei menahan tangan Kara saat ia hendak melangkah keluar dari mobilnya. Ia tak tahan juga setelah sepanjang perjalanan hanya diam menahan kesal karena kedatangan Lucky dan sikap onarnya itu.
" Kenapa?" tanya Kara lembut
" Jelasin ke aku siapa Lucky sebenarnya." Kara diam sesaat, ia menggigit bibir bawahnya dengan raut ragu.
" Dia bukan siapa-siapa, jangan terlalu ambil pusing sama omongan dia. Anggap aja dia orang gila, bukan anggap! tapi dia emang orang gila kok," sahut Kara santai
Rei menatap Kara lamat-lamat. Ia masih tak puas dengan jawaban darinya. Kara yang tahu Rei resah kini mulai mencoba menenangkan prianya itu.
" Aku sama Lucky gak ada apa-apa kok," Kara mengusap punggung tangan Rei dengan lembut berharap Rei bisa percaya dan mengerti.
Setelah terdiam sejenak, Rei mulai tersenyum pada Kara, tak ada gunanya bertanya di saat seperti ini,Kara pun pasti tak akan mengatakan semuanya dengan benar. Tapi Rei yakin bahwa Kara tak mungkin mengkhianatinya, ia cukup percaya saja padanya, hanya itu saja yang harus ia lakukan saat ini bukan?
" Masuklah, udah larut malam. Besok aku akan menjemputmu,kita akan pergi untuk mengurus segala keperluan pernikahan kita," ucap Rei lembut sambil mengusap pipi gadis itu. Kara mengangguk dengan penuh semangat. Senyumnya terurai sempurna menampilkan kecantikan yang alami di wajahnya.
💦💦💦
Hari berganti seperti apa yang telah dikatakannya kemarin, Rei dan Kara seharian ini pergi untuk mengurus banyak hal mengenai pernikahan mereka. Untung saja Kara libur hari ini jadi ia bisa fokus pada segala keperluan tersebut. Rei sendiri pun sengaja mengambil cuti praktek hanya untuk mengurus segala macam kebutuhan pernikahannya yang akan berlangsung 5 bulan lagi.
Siang itu di saat keduanya tengah bertemu dan serius membahas tema serta tetek bengek lainnya bersama EO mereka, ponsel Kara mendistraksi, membuat si pemilik gawai kaget sendiri.
Nomer tak dikenal muncul di layar ponselnya dan Kara pun memilih untuk mengabaikannya. Yup Kara memang tipe orang yang tak akan mengangkat telepon jika nomer itu tak ia kenal. Sepenting apapun itu jangan harap ia akan menerimanya. Baginya nomer yang tak dikenal itu hanya nomer iseng yang akan mengganggunya. Sekalinya tidak iseng paling hanya pihak asuransi atau kartu kredit yang menawarkan jasa dan produk perusahaan mereka.
Di lain tempat, Lucky mengerang kesal karena panggilan teleponnya tak jua diindahkan oleh Kara, ia pun mengiriminya pesan agar gadis itu mengangkat teleponnya.
" Dia benar-benar keterlaluan!!, Betah sekali mengabaikan laki-laki tampan sepertiku!" keluhnya sambil berharap bahwa Kara akan membalas pesan singkatnya.
Tringg
Ponselnya berbunyi singkat menandakan bahwa ada sebuah pesan yang masuk. Lucky segera menyambar gawainya dan membuka pesan tersebut.
Berhenti menggangguku Lucky Smith!!!
Itulah yang tertulis di pesan tersebut. Lucky pun langsung tertawa girang karena pesannya dibalas oleh Kara meskipun isi pesan tersebut jauh dari harapannya.
Lucky:
Angkat teleponku!, Kenapa kamu mengabaikanku sih!
Kara:
Kamu pantas untuk diabaikan!
Lucky :
Ayolah Kara berhenti marah seperti itu, aku benar-benar tersiksa selama bertahun-tahun. Coba katakan padaku apa yang harus aku lakukan supaya kamu bisa memaafkanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Coffee Latte 1 & 2
Short StoryNOVELET Amazing cover by @suputri21 Mr. Coffee Latte session 1 ( complete ) Mr. Coffee Latte session 2 ( complete ) Rei dokter obgyn yang terkenal jutek bertemu dengan Kara seorang bidan yang tak pernah minat mengenai cinta. Akankah mereka memiliki...