Pt. 1

3.3K 149 0
                                    


.

Cuaca malam ini sangat begitu cerah. Membuat siapa pun dapat tersenyum bahagia karenanya.

Begitu pula seorang yeoja cantik yang baru saja pulang kuliah. Jung Jinnie, itulah namanya. Mahasiswi jurusan Kedokteran semester 5 ini sangatlah terkenal dikalangan kampusnya.

Ia cantik, pintar dan juga kaya. Ayah dan ibunya adalah seorang pembisnis hebat. Walaupun begitu Jinnie sendiri tidak ingin mengikuti jejak mereka menjadi pembisnis dan memutuskan untuk menjadi seorang dokter kelak.

.

.

Back to story.

.

Sebenarnya sangat tidaklah wajar seorang mahasiswa pulang kuliah jam segini.

Tapi apa daya.

Ia harus cepat menyelesaikan tugas-tugasnya yang menumpuk sehingga tanpa sadar waktu telah menunjukan pukul 12 malam.

Jinnie berjalan pelan dengan kedua tangannya ia masukan kedalam saku sweaternya.

Dingin nya malam begitu menusuk. Untungnya Jinnie tidak pernah lupa membawa sweater kesayangannya kemanapun.

.

.

.

.

Bruukk.

Suara jatuh yang cukup kencang itu membuat Jinnie terkejut bukan main. Pasalnya tempat yang ia lewati cukup sepi dan gelap sehingga membuatnya cukup takut untuk melewatinya.

Jinnie membalikan tubuhnya berusaha melihat arah sebaliknya dari jalan yang ia lewati.

Dahinya mengkerut karena tidak melihat apapun atau siapapun disana.

Ia pun merasa sedikit lega dan kembali membalikan tubuhnya dan-
.

.

{Jinnie Pov}

.

Grep.

Tubuhku tiba-tiba dipeluk oleh seseorang yang aku tak kenal dari belakanh.

Aku mencium bau alkohol yang begitu menyengat ditubuhnya sehingga membuatku menghela nafas panjang.

'ahh. Dia sedang mabuk rupanya'

Aku segera memberontak didalam pelukan yang aku yakini ia seorang Namja.

"Tolong lepaskan" ujarku sembari terus berusaha melepaskan diri dari Namja yang memelukku itu.

Tapi, usahaku sia-sia. Bukannya melepas pelukannya padaku tetapi ia malah mengeratkan pelukannya.

Sehingga membuatku susah bernafas.
"mianhe Ahjussi, tolong lepaskan pelukanmu. Aku tidak bisa bernafas"

Tiba-tiba pelukan itu melonggar. Membuatku sedikit merasa lega. Aku pun mengambil nafas sebanyak mungkin.

Setelah nafasku sudah membaik aku pun memperhatikan dengan seksama Namja yang sedang dihadapanku.

Ia terdiam dengan wajah polosnya.

Membuatku sedikit gemas.

Rambutnya basah karena keringat sehingga membuatnya sedikit terlihat tampan.

Lama ku pandangi wajah Namja itu.

Tetapi, beberapa menit kemudian Namja itu merintih kesakitan.

Miracle (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang