"APAAA!!! Dasar bajingan. Bagaimana ia bisa melakukan hal itu padamu"
Amarah Jisoo tersulut setelah mendengar cerita Jinnie. Ia berdiri dari duduknya dan mengepalkan tangannya.
Bagaimana bisa Jinnie diperkosa oleh seorang yang telah ia bantu.
"akan ku bunuh Namja itu"
"Aniyaa Oppa. " Jinnie menarik tangan Jisoo. Menuntun Namja yang sangat ia percayai itu untuk kembali duduk ditempat semula. "Jangan. Jangan kotori tangan Oppa untuk Namja seperti dia"
Jisoo menatap kearah Jinnie. Tangannya menangkup kedua pipi Jinnie. "aku akan bertanggung jawab untuk kehamilanmu Jinnie-yaa. Menikahlah denganku"
.
.
.
.
Differend Side.
.
Seorang Namja yang baru saja selesai mandi itu melangkah menuju lemari kaca miliknya yang menyimpan baju-baju kesukaannya.
Tangannya memilah satu persatu baju yang digantung didalam lemari kaca itu.
Sampai akhirnya tangannya terhenti pada kemeja berwarna Navy.
Kemeja yang ia gunakan sebulan yang lalu saat ia tanpa sadar meniduri Yeoja yang ia tak kenal.
"untuk apa aku memikirkan yeoja itu" Namja yang masih mengunakan handuk itu merebahkan tubuhnya keatas kasur. "apa yang sedang ia lakukan sekarang?"
.
.
.
.
At Hexus Club.
.
Seorang Namja tampan melangkah keluar dari mobilnya menuju pub yang tepat ada dihadapanya.
Langkahnya sangat tegas. Dan wajahnya begitu datar.
Tetapi hal itu tidak membuat pesonannya berkurang sedikitpun.
"Wonwoo Hyungg" panggil seseorang pada Namja tampan itu yang sebenarnya ialah Wonwoo.
Wonwoo membuka kacamata hitamnya dan mendekat pada orang yang memanggilnya itu.
"Wae, Wonwoo Hyung"
"wae?"
"loh kok malah balik bertanya padaku"
"maksudku kenapa kau bertanya padaku?"
"ani. Hanya saja wajah Hyung terlihat sedang banyak fikiran"
"Nde, Hyung. Apa karena Yeoja itu?" .
.
.
.
.
{Wonwoo Pov}
.
Apa aku terlihat seperti itu?
Ahh, memang akhir-akhir ini aku terus memikirkan yeoja itu. Tapi, aku sendiri tidak mengerti kenapa memikirkan yeoja yang bahkan aku sendiri tidak mengenalnya.
"ahh, ani. Untuk apa aku memikirkan yeoja itu" aku menyangkalnya lagi dan lagi. Aku hanya tidak ingin nantinya jadi bahan candaan teman-temanku.
"syukurlah hyung. Lagipula bukankah katamu dia sangat muda"
Aku mengangguk pelan. Iya, menurutku dia sangat muda. Dilihat dari penampilannya. Mungkin ia masih kuliah atau bahkan masih sekolah.
"berarti dia sangat tidak cocok untukmu hyung. Nanti kau dikira pedofil lagi"
Hah, terserahlah apa katamu gyu.
.
.
.
.
At loli market.
.
"ahh Nde, Oppa. Aku hanya akan beli susu ibu hamil itu dan setelah itu aku segera pulang."
"oke. Setengah jam lagi Oppa pulang. Apa kau ingin menitip sesuatu?"
"bagaimana dengan Hamburger? Aku sedang menginginkan Hamburger Oppa"
"Emm. Baiklah, tapi hanya untuk kali ini Ne, karena makanan itu sangat tidak baik dikonsumsi"
"Nde, Oppa"
"Oppa kerja dulu Nde"
"Ne Oppa"
.
Pip.
.
Sambungan telpon itu segera di putuskan oleh Jinnie.
Ia sudah tidak sabar untuk membeli susu ibu hamil.
Karena kata Dokter Hanna, Susu itu sangat diperlukan agar kandungan Jinnie semakin sehat.
.
Jinnie berjalan mengitari market itu. Mencari dimana tempat susu untuk ibu hamil.
Dan.
Akhirnya ia menemukannya juga. Tepat didekat kasir. Syukurlah tempatnya tidak cukup jauh.
Jinnie mengambil salah satu kotak susu itu dan membaca keterangan pada kotaknya dengan teliti.
"Apa ini bagus? Tapi, kotak yang berwarna pink juga sepertinya bagus. Ahh, aku binggung harus memilih yang mana" Jinnie meruntuk dirinya sendiri karena lupa menanyakan susu Hamil mana yang baik untuk ia konsumsi.
"permisi" Jinnie mengangkat kepalanya menatap seorang yang menyapanya tadi dan.
Deg.
Detak jantungnya sejenak berhenti setelah ia tau bahwa Namja itu-
"Apa kau mengenalku?"
Ialah Wonwoo, Namja yang berhasil membuat hidup Jinnie berputar 180°.
.
.
.
.
Double up.
.
Sekian.
Mau hiatus dulu yaaa.
Bye byee ❤︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle (End)
Short Story"Jangan coba mencariku. Biarkan keajaiban yang mempertemukan kita" - Jung Jinnie.