Pt. 3

1.4K 112 0
                                    


.

Entah apa yang sedang dipikirkan Namja yang sedari tadi berjalan kesana kemari.

Sudah 30 menit ia melakukan hal itu.

Ada suatu hal yang menganggu fikirannya dan membuatnya gelisah.

"untuk apa aku memikirkan yeoja itu" Namja yang sebenarnya Wonwoo itu terus menyangkal bahwasanya ia gelisah memikirkan yeoja yang ia tiduri semalam. "harusnya aku bersyukur uangku tidak berkurang sepersen pun untuknya"

.

.

.

.

.

Beberapa hari kemudian.

.

At International Seoul University.

.

"pembahasan kita akhiri sampai disini. Minggu depan saya harap kalian dapat mengumpulkan tugas yang saya berikan dengan sempurna" Dosen yang mengajar dikelas Jinnie itupun keluar dengan beberapa buku ditangan kirinya dan sebuah tas ditangan kanannya.

"sempurna? Heol. Dia pikir kita apa bisa menyelesaikan tugas dengan sempurna" cerca sahabatku yang sedari tadi kesal dengan dosen yang mengajar.

"Hani-yaa, kau tidak boleh berbicara begitu. Kau mau nilaimu dapat E dan mengulang matakuliahnya lagi tahun depan"

" tidak akan. Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi ditahun depan. Bisa-bisa wajahku terlihat seperti wajahnya. Keriputan"

"hahaha. Sudahlah. Jangan terus berbicara tentangnya. Bagaimana kalau kita ke kantin"

"Call"

.

.

.

{Jinnie Pov}

.

Hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai ke kantin kampus.

Ku rasa cacing-cacing diperutku sedang demo karena belum ku isi makanan sejak kejadian waktu itu.

Ahh sudahlah.

Lagi pula kejadiannya sudah beberapa hari yang lalu.

"kau mau makan apa Jinnie-yaa?"

"aku ingin jajamyeon dan kimbap. Ehh, teobokki juga sepertinya enak"

"heol. Kau sedang kerasukan apa Jinnie-yaa. Tumben kau mau makan semua makanan itu"

"entahlah. Aku hanya ingin makan itu semua" ujarku sembari mengelengkan kepalaku.

Aku sendiri binggung kenapa aku menjadi seperti ini.

.

"mari makan" ujarku sebelum menyantap segala makanan dihadapanku dengan lahap.

Hani yang berada dihadapanku terdiam dan takjub melihatku memakan makanan yang tidak biasanya ku makan.

Mataku menangkap Hani yang melamun itu dan segera ku kibaskan tanganku dihadapannya.

Tak lama kemudian Hani sadar dari lamunannya.

"gwenchana Hani-yaa?"

"Hah. Apa aku tidak salah dengar? Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Gwenchana? Apa kau sakit hari ini?"

Hani meletakan punggung tangannya didahiku dan mengelengkan kepalanya. "ani. Kau tidak sakit. Terus. Kenapa kau jadi lahap makan seperti ini"

"Molla. Sudah tidak usah pikirkan aku lagi. Apa kau tidak suka jika aku lahap makan seperti ini?"

" suka sih. Tapi—"

"sudahlah. Ayo kita makan. Apa kau mau jatah makanan kau ku ambil juga?"

"Andweeeeeeee"

.

.

.

.

At Masion Wonwoo.

.

"Tuan Wonwoo, ada Tuan Jeon dibawah" ujar seorang maid yang tiba-tiba masuk kedalam kamar Wonwoo padahal Wonwoo masih butuh tidur karena pesta semalam menyita hampir setengah subuhnya.

Ia baru tidur sekitar 3 jam dan ayahnya menganggu tidurnya.

"Ughhh, dasar Tua bangka menyebalkan" runtuk Wonwoo sebelum akhirnya bangun dari tidurnya.

.

.

.

.

{Wonwoo Pov}

.

Ahh, sungguh menyebalkan Tua bangka ini. Bisa-bisanya ia datang ke masionku pagi-pagi begini.

"ada apa pagi-pagi begini ayah kesini? Apa ayah mau meminta izin padaku untuk menikah lagi? Ahh, Nde Appa. Aku mengizinkannya. "

Aku sangat mengenal ayahku. Ia tidak mungkin mau datang ke masionku tanpa maksud yang cukup penting. Menikah lagi contohnya.

Ayah terlihat menghembuskan nafasnya kasar. Hal itu berhasil membuatku berdecih pelan.

"Ayah datang kesini bukan karena ayah ingin menikah lagi. Ibumu sudah sangat cukup bagi ayah—"

"ibuku? Ibuku yang mana ayah? Ibuku sudah tiada. Ia. Istri ayah yang sekarang bukan ibuku. Ia hanya ISTRI AYAH"

Aku kesal bukan main. Ibuku? Heol. Bagaimana ia bisa di sebut ibu. Padahal umurnya hanya berbeda 5 tahun denganku. Dan terlebih lagi. Aku tidak pernah suka dengan wanita penggoda seperti dia. Dia yang menyebabkan Ibuku meninggal. Dia—ahh Shit. Aku tidak ingin membicarakannya lagi.

"Wonwoo-yaa" panggil ayahku. Aku segera menatap kearahnya tanpa menjawab panggilannya.

" Ayah Sudah Tua—"

"memang. Bukankah tahun ini ayah sudah berumur 53 tahun?"

"Nde, dan sekarang ayah ingin kamu meneruskan bisnis ayah"

" MWO!!"

.

.

.

.

Maafin kalo ada kta2 yang salah yaakss 😂😂😂

.

Gomawo buat yang mau baca cerita ini ❤︎❤︎❤︎

Miracle (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang