TEMAN

29 2 0
                                    

Hari ini aku temanmu, tapi nanti akulah masa depanmu.

Dara menatap langit yang biru. Angin pagi melayangkan rambutnya yang lurus sepinggang. Dara melewati koridor kelas dan masuk ke kelasnya.

"sekarang jam kosong Dar" Iren datang menghampiri Dara yang sedang berdiri diambang pintu.

"mending kita ke lapangan. Udara hari ini sejuk banget" ajak Iren

"yakin lo nyari udara? Bukan modus di depan ka Dimas ya kan?" kekeh Adinda.

"gue gasuka sama ka Dimas ya" Iren beralasan.

"Iren? Sama Dimas?" Dara menaikan sebelah alisnya.

"iya. Sebelum lo sampe sini Iren tadi di samperin sama Dimas dia minta nomor telepon Iren" terang Adinda yang membuat Dara mengangguk mengerti.

"tapi belum tentu dia suka sama gue Nda" Iren kecut.

"gue naro tas dulu. Abis itu kita jalan jalan ngejelajah sekolah ini gue juga belum tau banyak soal sekolah ini" ucap Dara yang langsung meletakan tasnya di bangku.

Mereka berjalan bersama hingga sampai di lapangan. Dara melirik kearah Rhezzca bersama gerombolanya yang sedang duduk di sebrang. Rhezzca juga melirik kearahnya hanya sedetik kemudian Rhezzca mengalihkan pandanganya.

Bener kan guenya aja yang ke geeran, batin Dara.

Dara juga melihat Evelyn yang berjalan kearah gerombolan Rhezzca (Raka, Dimas, Rhezzca) . Entah apa yang mereka bicarakan Dara tidak peduli.

"Dar lo kenapa melamun?" Iren menyadarkan Dara.

"lo ngelamunin Rhezzca ya?" goda Adinda.

Iren dan Adinda tertawa dengan keras. Tapi Dara tidak peduli matanya melirik kearah Rhezzca yang juga menatap kearah dirinya tapi kali ini ia tidak membuang pandanganya. Ia tetap memandangi Dara. Bahkan saat Evelyn ada di sebelahnya.

***

Dara berjalan melewati lab.

"Dar" suara itu membuat langkah Dara terhenti.

"iya ka Rhezzca?" tanyanya dengan muka polosnya.

"ikut gue" tanpa basa basi Rhezzca menarik tangan Dara membawanya kebelakang sekolah dan membuka sebuah gerbang yang menutupi Tangga tersembunyi.

"ayuk naik" Rhezzca menaiki satu persatu anak tangga. Dengan ragu dara mengikutinya.

"iih pelan - pelan ka ngeri tau" rengek Dara. Sementara Rhezzca yang melihat sikap Dara hanya mengeleng gelengkan kepala.

"ini tempat apaan?" tanya Dara saat sampai di atas atap tersebut. Di lihatnya pemandangan kota jakarta yang begitu luas.

"lo bisa liat seluruh kota Jakarta dari sini" balas Rhezzca.

Angin yang menerbangkan rambut Dara membuat Dara semakin manis dilihat.

"hmm" Rhezzca berdehem membuat Dara yang sedang menikmati pemandangan kota kelahirannya menoleh kearahnya.

Dunia DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang