Three

314 28 3
                                    

Ketemu

o0o0o

"AAAAAAAAAAAAA!!!!"

Jeritan Flaky melengking tajam dan memekakan telinga saat itu juga. Lain hal dengan Flippy yang malah tersenyum saat mendengarnya. Flippy pun bangun dari posisi tengkurapnya lalu beralih menarik kaki Flaky.

Kaki Flaky meronta-ronta, berusaha menjauhi jangkauan tangan Flippy. Tapi apa daya, tangan Flippy yang panjang mampu menangkap kakinya. Ditariknya kaki Flaky sehingga membuat tubuh Flaky keluar dari persembunyiannya.

"Tidak! Tidak! Lepaskaannn!!!" Flaky berjerit tak karuannya. Wajahnya memerah akibat berteriak-teriak. Tubuhnya bergerak-gerak, mencoba melepaskan diri dari cengkraman Flippy.

PLAK!

Flaky terdiam. Mulutnya berhenti berteriak-teriak dan langsung membisu. Nafasnya terputus-putus, terkejut akan tindakan Flippy. Tubuhnya kaku tak bisa digerakan. Pipinya terasa panas dan terlihat berwarna merah bekas tamparan itu.

"Bagus, anak baik," Flippy tersenyum senang.

"Nah, Flaky, aku akan bertanya beberapa pertanyaan kepadamu. Jawablah dengan jujur." Tangan Flippy bergerak membelai pipi Flaky yang merah. Mengelus perlahan seakan tamparan itu bukanlah akibat dari perbuatannya. Tapi hal itu malah membuat Flaky semakin takut.

"Apa kita teman?" mata Flippy menajam, mendikte setiap kata itu. Kalimat tanya itu terdengar seperti ancaman bagi Flaky. Ia tak bisa menjawab dan tak mau menjawab. Matanya menutup membuat bulir air asin itu berjatuhan.

"Flaky, jawab."

Tidak. Aku bukan temanmu. Aku membencimu. AKU SANGAT MEMBENCIMU.

"I-iya," jawab Flaky bohong. Suaranya memelan hampir tak terdengar namun cukup untuk membuat Flippy mendengarnya.

"Benarkah?" Flippy tersenyum, meminta kepastian. Flaky menggigit bibirnya. Kemudian, ia menganggukkan kepalanya patah-patah. Ia tak sanggup jika harus mengatakannya lagi. Mengatakan bahwa mereka teman.

Flippy menyerigai.

"Pembohong."

Seketika Flippy menarik rambut Flaky dengan kasar lalu menariknya keluar dari kamar. Sakit bukan kepalang yang dirasakan Flaky saat rambutnya ditarik dan diseret dengan cara seperti itu. Rasanya seperti kulit kepalanya akan terlepas sekarang juga. Dirinya juga berteriak-teriak minta dilepaskan yang sudah pasti tak digubris oleh Flippy.

"Lepas, lepaskan!! Maaf, maafkan aku. Aku mohon lepaskan hiks... hiks... lepas..." Flaky memohon dengan sangat. Tangannya menggapai-gapai ke atas, berusaha menampik cengkeraman Flippy pada rambutnya.

Dengan tiba-tiba, Flippy melemparkan rambut Flaky sehingga membuat Flaky terjungkal. Flaky makin terisak. Rambutnya kusut dan beberapa dari helaiannya jatuh di lantai. Bahunya bergetar tak bisa menyembunyikan betapa takutnya ia.

Flippy tersenyum, dipegangnya dagu Flaky agar ia bisa melihat wajah perempuan itu. Mata Flaky menutup rapat, tak berani melihatnya.

"Lihat aku!" seru Flippy. Flaky perlahan-lahan membuka matanya. Bibirnya terkunci rapat lantaran ia menahan isakannya. Ia takut.

"Flaky, kenapa kau ketakutan? apa aku sudah keterlaluan, ya?" Flippy menjeda. Sorot matanya sesaat meneduh.

"Maafkan aku Flaky. Kalau kau tidak menjauhiku aku pasti tidak akan menyakitimu. Jadi, ini semua adalah salahmu sendiri Flaky." Tangan Flippy membelai wajah Flaky perlahan. Dielusnya seakan ia menyesali apa yang sudah ia perbuat pada Flaky.

InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang