[BONUS CHAPTER]

1.3K 326 134
                                    

|Sequel : See You Again|


"Tidak ada harapan lagi. Kami telah berusaha sekuat mungkin, tetapi inilah yang diinginkan oleh takdir. Kanker yang berada di dalam tubuhnya begitu ganas ditambah keadaannya selama ini sedang terpuruk."

Seorang wanita yang mengenakan mantel berwarna cokelat muda itu menutup wajahnya menggunakan sapu tangan putih dengan rajutan namanya di sudut bawah.

Di hadapannya, seorang dokter dengan wajah menyesal menghembuskan nafas panjang. "Nyonya, dia telah berjuang dua kali. Kali ini, biarkan dia istirahat dan bahagia dengan apa yang menjadi harapannya selama ini."

Wanita itu mengangguk, lalu menunduk dan mencium kening seorang pemuda dengan selang di beberapa bagian tubuhnya. Tangannya terangkat untuk mengelus lembut surai cokelat gelap itu.

"Sayang, ibu akan selalu mendoakanmu dan membiarkanmu bahagia." Ujarnya dengan lirih. "Jika ini yang diinginkan takdir, maka ibu akan mengikhlaskanmu. Sudah saatnya kau bahagia. Perjuanganmu tidak sia-sia, kau akan bertemu Guanlin di sana. Ibu menyayangimu, Seonho."



|It's 11:11. When there's not much time left to the day. When we used to make wishes and laugh. Everything reminds me of you|

Seonho mengerjabkan matanya, cahaya masuk kemudian ditangkap oleh retina matanya dengan cepat. Entah mengapa, Seonho merasa tubuhnya sangat ringan.

Di sekelilingnya terbentang gumpalan berwarna putih yang sangat lembut dan halus. Batinnya tidak berhenti bertanya mengenai sedang apa dirinya di sini dan tempat apa ini. Tetapi, suatu perasaan bahagia membuncah di dadanya. Membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, melengkung membentuk senyuman secerah mentari.

"Sayang?"

Rasanya nafas Seonho berhenti ketika mendengar suara itu. Suara yang sangat dikenalnya, suara yang selalu melekat di dalam pikiran dan hatinya.

Pemuda itu berbalik, lalu apa yang dilihatnya sanggup membuat senyuman yang terulas di wajahnya itu semakin lebar. "Guanlin!"

Guanlin ikut tersenyum lebar dan membentangkan tangannya untuk menangkap tubuh Seonho yang langsung terjatuh dalam dekapan eratnya. Sangat erat sehingga masing-masing dari mereka dapat merasakan nafas dan hangat tubuh.

"Guanlin, aku amat sangat merindukanmu. Akhirnya aku dapat bertemu lagi denganmu!" Ucap Seonho excited, tangannya melingkar manis pada leher Guanlin.

Tangan Guanlin ikut melingkari pinggang Seonho dan bibirnya mendarat pada kening pemuda yang berada di dekapannya, memberi kecupan lembut. "Kau benar-benar telah berjuang, sayang. Aku mencintaimu."

Rona merah itu menjalar dengan cepat di wajah Seonho, bahkan sampai ke telinganya ketika mendengar ucapan Guanlin. "D-dimana kita saat ini? Aku menyukai tempat ini."

"Kita berada pada tempat dimana kita harus berhenti berjuang karena sudah waktunya kita bahagia. Kita akan bahagia di sini, sayang. Hanya aku, kau, dan setelahnya aku tidak akan pernah mengingkari janji lagi." Kata Guanlin seraya mengusap rambut Seonho yang menyandar nyaman pada dadanya.

Seonho mendongak, menyebabkan sepasang matanya bertemu tatap dengan Guanlin. Membuat rona merah tipis itu kembali hadir di wajahnya, memberikan kesan yang sangat menggemaskan.

"Apakah sebahagia seperti aku mencintai pukul sebelas lewat sebelas?" Tanya Seonho.

Guanlin mengangguk cepat. Bibirnya kembali mendarat pada kening Seonho, mengecupnya lebih lembut dan lebih lama dibandingkan sebelumnya. "Lebih bahagia dari itu. Karena tanpa menunggu pukul sebelas lewat sebelas, kita akan selalu bersama. Aku akan selalu berada disampingmu."






|Totally End|

Ya yeorobun, ini yang terakhir dan maafkan aku yang payah membuat cerita angst. Aku saranin kalian dengerin lagunya IOI - Downpour, Produce101 Season 2 - Always, dan Taeyeon - 11:11.

Love you!♡

11:11 ㅡguanho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang