6

37 1 1
                                    

Alisa POV

Aku tak tahu, sampai kapan aku harus bertahan seperti ini.
Menerima cinta yang baru sangat sulit untukku.
Meskipun dengan sadar, bahwa bukan mereka yang menyakitiku, namun dimataku mereka itu tetap sama.
Membuat peraturan dalam dirinya, mendobrak masuk kedalam relung terdalam, dan membuat aku berfikir bahwa akulah satu-satunya yang ia punya.

...

Hari ini, aku tetap mengumpat dibalik senyum yang sengaja kutebar.
Seolah aku baik-baik saja.
Tapi di dalam hatiku.
Aku mengutuk laki-laki yang menatapku.
Apakah aku sudah gila?
Atau aku berubah menjadi psikopat yang siap memangsa mereka?
Sepertinya, iya.
Hahahaha.
Aku gila.

...

Alen POV

Sungguh, penyesalan terbesar dalam hidupku.
Aku tak bisa menjaga adikku.
Hanya dia yang kupunya.
Tapi sekarang, dia sudah berada dalam kamarnya seorang diri.
Pintunya dikunci, aku tak bisa seenaknya masuk.
Aku hanya bisa melihatnya lewat kaca kecil.
Kadang ia tertawa, kadang pula ia menangis sejadinya.

Tuhan, cobaan ini membuat aku tak bisa berfikir.
Ini sudah 3 bulan Alisa menjalani terapi.
Aku masih tak bisa menerima kenyataan, bahwa adikku gila.
Farga yang dengan seenaknya bertunangan, dan adikku meraung atas luka.

...

Sahabatku satu-satunya.
Arka, hanya ia yang dapat aku percaya.
Tapi apa harus aku meminta pertolongannya?
Akan kucoba.

"Ka.."

"Apaan?"

"Bantu gua, ka"

"Bantu apa? Tumben minta bantuan"

"Alisa. Bantu Alisa, ka. Bantu dia untuk kembali. Gua tau dia sangat-sangat tersiksa"

"Alisa? What's wrong? Alisa kenapa?"

"Alisa masuk rumah sakit jiwa, ka"

"Hah? Gila lu! Kenapa bisa? Wah parah. Itu adik lu len, tega lu jadi kakak"

"Ini sebuah keharusan, ka. Alisa ga akan bisa sembuh kalo gua biarin"

"Kenapa bisa? Alisa masuk rumah itu? Tuhan, lu apain adik lu len?"

"Bukan gua cumi. Dengerin gua, Alisa bisa kaya gitu karena kisah cintanya. Pacarnya, ah bukan, mantannya, tapi itu juga bukan. Taulah! Apapun itu, laki-laki ini, bertunangan diatas hubungan mereka"

"Hah? Harusnya cowo itu yang masuk rumah sakit jiwa. Bukan Alisa"

"Bantu gua, ka"

"Gua bantu lu, len. Tapi, dengan keadaan gua yang seperti ini. Gua harap lu ga akan pernah menyesal dengan permohonan lu"

"Semoga"

....

Happy reading guys.
Maafkan part ini terlalu pendek.
Karena aku juga sedang menyiapkan kelanjutan dicerita sebelah.

Have a really nice day.

-Anza

Diktator CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang