Arka POV
Aku tidak bisa berpikir dengan jernih ketika tau wanita yang cantik dimataku, masuk rumah sakit jiwa, aku tak tahu bahwa dia memiliki tekanan yang teramat besar dibalik senyumnya yang manis itu.
Aku berjanji pada Alen, sahabat setiaku. Aku berjanji untuk membantunya agar Alisa kembali seperti semula. Bodoh memang, aku menerima permintaannya tanpa berpikir panjang, aku tak berpikir bahwa kondisiku juga tidak memungkinkan untuk itu. Meskipun pada dasarnya, aku tak peduli dengan Gya, kekasih yang terasa seperti mantan kekasih tetapi aku juga masih memiliki hati untuk tidak menyakiti perasaannya.
Disisi lain, aku paham betul bahwa Alen juga khawatir karena meminta bantuan kepadaku. Jangankan Alen, aku saja khawatir kepada diriku sendiri. Apakah aku bisa membuat bibir Alisa menyunggingkan kembali senyum manisnya itu atau tidak.
"Alah, persetan dengan semua pikiran itu. Bodo amat! Alisa pantas untuk bahagia" Bantahku dalam hati kepada pikiran bodohku.
Author POV
Arka bergegas pergi ke rumah sakit untuk menemui Alisa, Arka berharap pertemuannya dengan Alisa bisa membuat Alissa merasa tenang.
Len, gua di jalan ke rumah sakit. Gua mau ketemu Alisa
Boleh Ka, gua mempersilahkan lu untuk ketemu Alisa, tolong buat dia kembali, Ka
Gua berusah untuk lu dan Alisa, Len. Thanks, udah ngasih gua kesempatan untuk bantuin lu
Anytime, Ka
Arka merasa lega karena benar-benar diberikan kesempatan oleh Alen. Arka kenal dengan Alen sangat baik, tapi soal meminta bantuan, baru kali ini Arka mendapatkannya, dan itulah yang membuat Arka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
...
Arka pun sampai di rumah sakit, dan bergegas bertanya di mana letak kamar Alisa. Salah satu perawat pun mengantarkan Arka ke kamar Alisa.
Putih...
Itulah warna kamar Alisa saat ini.
Ramburnya yang panjang, diikat. Membuat garis wajahnya terlihat sangat jelas. Matanya bengkak, ya benar... Alisa menangis sepanjang waktu. Arka tak mengerti akan perasaannya, gadis dihadapannya itu membuatnya mengerti bahwa cinta bisa membuat seseorang gila. Hatinya seakan tersambar petir ketika Alisa melihat Arka, lalu mengamuk tak karuan."Pergi kamu! Aku tak butuh kamu! Dasar laki-laki brengs*k" Bentak Alisa sambil melempar segala benda yang ada di dekatnya
"Sa, tenang Sa! Ini aku Arka! Tenanglah, Sa. Aku mohon" Kata Arka sambil menghampiri dan mendekap erat tubuh mungil Alisa
Alisa terisak dalam dekapan Arka, dan memberontak untuk dilepaskan. Alisa, benar-benar sudah di tahap paling tinggi untuk membenci laki-laki.
"Sa, tenang. Aku ga akan melukai kamu. Aku janji, Sa. Sekuat apa pun kamu menolak kehadiran aku hanya karena aku laki-laki, aku ga akan pernah berhenti untuk datang ke sini" Jelas Arka menenangkan
"Kamu! Laki-laki brengs*k! Keluar kamu! Laki-laki semuanya brengs*k" Bentak Alisa
"Iya, Sa. Aku brengs*k, dan laki-laki di luar sana memang brengs*k, tapi ada satu laki-laki yang ga brengs*k. Kamu tau siapa? Alen! Kakak kamu, Alisa. Kamu boleh benci aku dan semua laki-laki di bumi, tapi jangan benci Alen. Aku mohon" Kata Arka
Arka tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Alisa yang selalu bersikap keras. Arka hanya bisa terus mendekap Alisa hingga tenang, mengelus rambutnya dengan kasih memberikan waktu untuk Alisa berpikir.
Hingga akhirnya Alisa melepas dekapan Arka tanpa berontak, Alisa sudah sedikit tenang."Aku... mau ketemu kakak" Kata Alisa yang membuat Arka tersenyum tulus
...
Arka yakin, di dalam hati Alisa masih ada sedikit cinta yang Alisa jaga dan saat ini Alisa hanya berontak untuk membuat kekesalannya hilang seutuhnya. Arka bisa melihat semua, dari mata cantik yang Alisa miliki.
***
Hai semuanya, maaf ya udah buat kalian menunggu lama hft:')
Semoga, ga buat kalian bosan untuk tetap terus baca ceritaku hehe. Selamat membaca:)-Anza
KAMU SEDANG MEMBACA
Diktator Cinta
Teen FictionSeorang gadis pembenci cinta yang bertemu seorang diktator cinta. Membuat Ia mengalami tiga fase kehidupan yang berat. -Anza