Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Part 2: Kamu?

220K 10K 208
                                    

Ify memasuki rumahnya yang terlihat ramai dengan kehadiran keluarganya yang ingin menyaksikan pernikahan mereka besok. Setelah persetujuan mengenai perjodohannya sebulan yang lalu, besok Ify sudah akan menikah dengan calon suami yang bahkan rupanya saja tidak tahu seperti apa. Laki-laki itu tak pernah datang untuk ikut mengurus pernikahan mereka karena sibuk. Semuanya diatur oleh orang tua mereka.

"Ify, Mbak mau bicara," ujar Agni, kakak sepupu Ify dari garis keturunan mamanya.

"Bicara apa, Mbak? Ke kamar Ify aja," balas Ify yang diangguki Agni. Mereka berdua pun menuju kamar Ify.

"Kamu terpaksa nerima perjodohan ini ya?" tanya Agni karena dia bisa melihat raut wajah Ify yang tidak sebahagia orang yang akan menikah pada umumnya.

"Gak ada gunanya juga 'kan Ify terpaksa, Mbak? Pernikahan ini akan tetap terjadi. Jadi Ify cuma bisa berdoa agar diberikan yang terbaik aja," lirih Ify. Dia ikhlas kalau ini memang jalan takdir yang telah digariskan untuknya.

"Semoga kamu bahagia ya, Fy. Lagian calon suami kamu itu ganteng loh Fy. Mbak yakin kamu akan cepat jatuh cinta sama dia."

"Mbak kenal sama calon suami Ify?"

"Ya kenal, soalnya 'kan Rio itu sahabatnya suami, Mbak. Dia sering ke rumah nyariin mas Cakka."

"Jadi namanya Rio?"

"Iya Rio. Mario Alexandre Bagaskara"

"Kamu gak tau nama calon suami kamu siapa?" tanya Agni bingung ketika melihat kekagetan Ify. Dia kira Ify sudah diberi tahu sebelumnya.

"Enggak, Mbak. Ify bahkan gak pernah melihat wajah calon suami Ify."

Mereka sebenarnya pernah dua kali mengadakan acara makan malam. Namun, si laki-laki yang akan dijodohkan dengannya tidak pernah datang. Ify awalnya sempat mengira kalau laki-laki itu tidak serius dan tidak menginginkan perjodohan ini. Tapi anehnya orang tuanya masih saja bersikeras menjodohkan mereka dan yakin kalau laki-laki itu adalah laki-laki yang terbaik untuk Ify.

"Ya sudah, nanti pasti ngeliat kok waktu acara nikahan kamu. Mbak jamin dia bisa buat kamu jatuh cinta dengan mudah."

"Emang dia orangnya kayak gimana sih, Mbak?"

"Dia baik kok, Fy. Udah cakep, tajir lagi. Cowok idaman para wanita banget lah pokoknya. Kalau mbak belum nikah nih ya mungkin mbak bakalan jatuh cinta sama dia."

"Hus! Nanti Mas Cakka dengar bisa berabe tuh. Bisa-bisa anak dalam kandungan Mbak gak punya ayah lagi."

"Omongan kamu ih. Bisa jadi doa tau."

"Bercanda kali, Mbak. Oh iya gimana rasanya jadi istri, Mbak?"

"Menyenangkan pastinya, Fy. Rasanya itu ada kesenangan tersendiri ketika mbak bangun pagi-pagi terus buatin sarapan buat suami Mbak. Makan ada yang nemenin, belanja juga bukan orang tua lagi yang ngasih uang. Sama yang terpenting tidur udah gak harus meluk guling lagi. Sekarang gulingnya hidup bisa balas meluk."

"Ih, Mbak, apaan sih. Ify masih kecil jangan bicara gitu dong," kata Ify mengalihkan wajahnya yang memerah ketika Agni mengatakan mengenai peluk-memeluk. Sampai sekarang Ify tidak pernah berpacaran jadi bisa dipastikan dia tidak memiliki pengalaman apapun bersama laki-laki.

"Loh kenapa? Kamu kan udah delapan belas tahun. Lagian nih ya kalau udah nikah pasti bakalan ngelakuin hubungan suami istri. Mau gak mau kamu harus melayani suami kamu, Fy."

"Mbak Agni kok nakut-nakutin Ify aja sih, Mbak," ujar Ify bergidik. Dulu dia sempat mendengar pembicaraan Agni dengan keluarganya yang lain saat Agni masih baru menikah. Dia masih ingat kalau waktu itu Agni mengatakan sakit ketika malam pertama. Dan Ify tidak ingin hal itu terjadi kepadanya.

My Lecturer is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang