Ify membuang mukanya saat berpapasan dengan Rio. Dia masih kesal karena Rio melarangnya dekat dengan Debo. Lagipula siapa Rio sehingga berani mengatur-ngaturnya? Meskipun Rio suaminya, tapi mereka menikah juga lantaran terpaksa karena perjodohan dari keluarga mereka.
"Baru kali ini gue ketemu orang kayak lo, Fy. Udah enak punya suami cakep malah dianggurin. Kalau gue jadi lo mah pasti gue sayang-sayangin biar gak kabur ke wanita lain." Via berdecak tidak mengerti dengan apa yang ada dipikiran Ify. Jelas-jelas dia dan Rio sudah mengatakan kalau Debo bukan laki-laki baik, tapi tetap saja Ify tidak percaya.
"Itu lo, bukan gue!"
Via hanya bisa memutar bola matanya jengah. Di dalam hatinya dia bertanya kapan Ify sadar dan mulai membuka hatinya untuk Rio. Dia sangat ingin melihat bagaimana posesifnya Ify ke Rio nanti kalau sahabatnya itu sudah benar-benar mencintai Rio. Apalagi mereka tinggal serumah, tidur pun sekamar. Besar kemungkinan benih-benih cinta itu timbul di antara mereka berdua karena sudah saling terbiasa.
"Hai Ify, Via," ujar Debo menyapa mereka berdua. Via hanya berdehem pelan. Dari awal dia sudah tidak terlalu suka dengan Debo. Apalagi yang kemarin dia lihat membuatnya yakin kalau Debo hanya ingin mempermainkan Ify.
"Mau masuk kelas ya?"
"Iya nih. Kita berdua mau masuk kelas."
"Yang semangat belajarnya ya."
"Iya makasih."
"Oh iya, Fy. Ntar sore lo ada acara gak?" tanya Debo. Dia berniat mengajak Ify jalan nantinya.
"Nggak ada. Kenapa?"
"Lo mau jalan sama gue? Nonton atau apa gitu?"
Ify mengetuk jarinya di dagu memikirkan tawaran Debo. "Boleh," jawab Ify yang mendapat pelototan mata dari Via.
"Fy, lo kok iyain?" tanya Via berbisik agar Debo tidak mendengar.
"Emang kenapa sih, Vi. Lagian gue malas pulang dan ketemu Om-om itu."
"Yaudah kita duluan ya, Deb," kata Ify pamit untuk segera menuju kelas.
"Oke. Sampai jumpa nanti sore ya." Debo melambaikan tangannya melepas kepergian Ify dan juga Via.
"Fy, lo itu punya suami. Gak seharusnya lo ngiyain ajakan cowok lain."
"Udah ya, Vi. Gue malas bahas dia."
***
Ify sedang bersiap-siap untuk jalan bersama Debo. Kebetulan Rio juga belum pulang sehingga tak ada yang akan menghalanginya. Dia melirik cincin kawin yang ada di jari manisnya. Dilepasnya cincin itu lalu diletakkannya di atas meja. Ify tak ingin Debo melihat cincin kawinnya itu. Setelah itu dia langsung turun ke lantai bawah di mana Debo sudah menunggunya.
"Maaf lama," ujar Ify. Dia tersenyum saat Debo membukakan pintu mobil untuknya.
"Gak papa kok, Fy. Lagian hari ini lo cantik banget sih," gombal Debo yang membuat Ify tersipu.
"Lo bisa aja."
"Gue serius lo beneran cantik banget," ujar Debo lagi yang hanya disenyumi Ify.
***
Rio baru saja pulang dari kantor. Setelah selesai mengajar di kampus, dia langsung menuju kantornya. Begitu setiap hari yang dia lakukan. Dia cukup disibukkan dengan dua pekerjaannya itu, sehingga tak ada waktu untuk menjalani hubungan bersama wanita sampai akhirnya dia dijodohkan dengan Ify.
Hal pertama yang Rio rasakan saat memasuki apartemen adalah kondisi apartemennya yang sangat gelap. Dia pun menghidupkan lampu untuk menerangi ruangan itu. Dia bertanya-tanya di mana Ify sampai-sampai tidak bisa menyalakan lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer is My Husband
RomanceIfy adalah seorang mahasiswa berumur delapan belas tahun yang menikah dengan dosennya sendiri karena dijodohkan. Kehadiran mantan pacar sang suami membuat pernikahan mereka tidak semulus yang dibayangkan. (BUKAN CERITA YANG DIFILMKAN!!!) * * * Lifya...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi