6 ; Kecapi.

460 81 2
                                    

»509 words«
____________

"Demam lagi-nanodayo?" Saat ini Midorima berdiri di sisi ranjang (name).

(name) yang ditanya hanya mengangguk kecil.

Niat awal Midorima ialah melakukan rutinitasnya, mengajak (name) berangkat kesekolah bersama.

Namun sayang, (name) terkena demam untuk yang ke-6 kalinya di bulan ini.

(name) memang tidak suka sayur dan buah, tapi siapa sangka ketidak sukaannya terhadap sayur dan buah membuatnya seperti ini?

"Kalau gitu, mau tak mau kau harus melakukannya-nanodayo."

"Apa?" (name) yang biasanya cerewet kini hanya membalas singkat dikarenakan kondisinya saat ini.

"Makan buah kecapi, akan kubeli setelah pulang sekolah-nanodayo. Istirahatlah."

"Tapi Shin..." Tanpa membiarkan (name) menyelesaikan kalimatnya, Midorima pergi keluar sekolah tanpa permisi.

Dan (name) bengong di kasurnya "aku tidak suka buah...."

• • •

"(name) kau sudah baikan? Aku sudah membeli buah kecapinya." Midorima tidak menemukan (name) dikasurnya.

Melainkan di-

-di atas rak buku miliknya.

Bagaimana bisa orang sakit memanjat rak buku yang tingginya 2,5 meter?

"(name) apa yang kau lakukan-nanodayo?"

"Menghindari benda yang ada di tangan kirimu." (name) menatap horor sekantung kecapi yang ada di tangan kiri Midorima.

Ngeliat buah aja kayak ngeliat setan. (name), (name).

"Ayolah (name) turun dulu-nanodayo." (name) pun mematuhinya dan melompat dari atas rak buku ke kasurnya.

"Nah sekarang, coba buahnya-nanodayo." Midorima duduk di sisi ranjang (name).

"Gak mau."

"Satu keping saja, maka aku tidak akan memaksamu lagi-nanodayo."

"Aku melakukan ini bukan karena kasian padamu atau peduli padamu. Hanya saja melihatmu demam terus membuatku repot-nanodayo."

"Cih, masih aja tsun."

"Apa katamu?"

"Aku tidak mau makan buahnya, lagian mengapa kau memaksaku? kali ini aku ingin kau jujur." Pipi (name) sedikit merona.

"I-itu karena aku peduli padamu-nanodayo." Ucap Midorima sangat pelan, mukanya sudah sangat merah akibat malu.

Membuat (name) menjadi gemas.

"Apa katamu? Aku tidak dapat mendengarnya."

"K-karena aku peduli padamu-nanodayo. S-saat melihatmu sakit aku merasa kasihan dan rasanya ingin bolos sekolah hanya untuk merawatmu...namun aku mustahil melakukan itu-nanodayo." Midorima memelankan suaranya di bagian akhir.

Muka (name) berhasil dibuat merah oleh Midorima.

Mau bagaimana lagi, Midorima sudah mengungkapkan sesuatu yang selama ini (name) tunggu.

Walaupun sebenarnya (name) sudah tahu alasannya, namun ia ingin mendengarnya langsung dari Midorima.

Dan disaat itu tiba, malah (name) sendiri yang kewalahan.

Ekspresi Midorima saat menyampaikannya, suaranya saat menyampaikannya, semua itu masih tersimpan jelas di pikiran (name). Dan untuk selamanya begitu.

Perasaan Midorima sangat tersampaikan.

"Shin, biarkan aku coba buahnya." Muka Midorima langsung berubah antusias, lalu memberikan sekeping buah kecapi yang telah dikupas.

Perlahan (name) mendekatkan buah itu kemulutnya.

"Makannya gak usah tegang gitu dong-nanodayo."

"Gak busuk kan buahnya."

"Ya nggak lah-nanodayo."

(name) mendekatkan buah itu ke mulutnya lagi.

"Beneran gak busuk kan?"

"Cepet makan aja-nanodayo."

Kali ini (name) langsung memasukan buahnya ke mulut, mengunyahnya dan menelannya.

"Ini enak!! Bagi lagi Shin!" ucap (name) antusias.

• • •

Beberapa menit kemudian....

"Shin lidahku gatel, sepertinya aku alergi. Shin garukin, ini gatel." rengek (name).

"Jangan bodoh, lidah mana bisa digaruk-nanodayo! Minum air putih ini saja." Midorima memberikan segelas air putih.

(name) meminumnya dan langsung habis. "Minum banyak sekaligus tidak baik untung ginjalmu-nanodayo."

"Lidahku masih gatal! Garukin! Garukin!" Midorima sweatdrop

.
.
.
.

midorima shintaro ; FRUITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang