3 ; Dukuh.

543 87 24
                                    

»528 words«
____________

Kebanyakan orang takut dengan hal-hal mengerikan. Takut hewan buas, takut hantu, takut kecoa, cicak, laba-laba, takut dengan ibu.

Berbeda denga (name), ia takut dengan-

-buah dukuh.

Hal ini pasti membuat orang yang tidak tahu apa-apa tentang asal-usul dari ketakutan (name) terhadap buah dukuh menjadi tertawa.

Namun Midorima sudah maklum kepada kakaknya yang satu ini.

Berbeda dengan adik mereka, Midorima Shiciro yang selalu jail dengan (name).

Dan disinilah keadaan yang paling dibenci Midorima.

Dan seperti sekarang ini, (name) menanangis di pelukan Midorima yang kebetulan sedang lewat untuk pergi ke kamar mandi.

"Shiciro melakukannya lagi-nanodayo?" Midorima mengusap punggung (name) pelan.

(name) mengangguk pelan.

"Saat aku mau mas-hiks-uk kamar unt-hiks-uk ganti baju-hiks," (name) memberi jeda sebentar,

"ternya-hiks-ta a-ada dukuh." lanjut (name) yang masih sesunggukan.

"Lagian kau juga jangan terlalu takut dengan dukuh-nanodayo."

"Kau harus mulai melawan rasa takutmu-nodayo." Midorima masih mengelus-elus punggung (name) agar dia tenang.

"Kejadian itu sudah tiga belas tahun yang lalu-nanodayo."

"Aku tahu-hiks tapi tetap saja rasanya masih terbayang." (name) sudah mulai tenang.

"K-kau tidak pernah tahu rasanya saat kau hampir mati karena tersedak biji dukuh." Ucap (name) sambil menatap miris Midorima.

"I-itu karena kau ceroboh-nanodayo!" Muka Midorima berangsur memerah.

Ia jadi ingat ketika umurnya 3 tahun dan (name) berumur 5 tahun. Saat itu pertama kalinya mereka mencoba buah dukuh.

Disaat (name) sedang khusuk menguyah buahnya agar bijinya tidak tertelan, Midorima mengagetkan (name).

Hal itu membuatnya tersedak dan hampir mati. Semenjak itu (name) phobia buah dukuh.

"P-pokoknya sekarang kau harus coba-nanodayo!" Midorima berjalan kedalam kamar (name) lalu mengambil sebuah dukuh.

"ANJIR ANJIR JAUHIN ITU DARI GU! GAK USAH JADI ADEK DURHAKA LU! JAUHIN! JAUHIN!" Baru melihatnya saja reaksi (name) sudah seperti sapi yang ingin di sembelih.

Midorima malah membawa dukuh itu ke hadapan (name). "ANJRIT! BEGO LU! SIALAN! BENER BENER YE, GUE PUNYA ADEK GAK ADE YANG BENER."
Midorima mengupas buahnya. "ADUUUH SHIN TOLONG DONG, JANGAN KAYAK GITU DEH. GAK USAH JAHAT AMA GUA."

Midorima sedari tadi kesal dengan jeritan (name). Akhirnya ia meluapkannya, "ANJRIT-NANODAYO! DIEM DULU DONG LU! JANGAN JERIT-JERIT DULU! COBAIN DULU BARU JERIT ANJIR-NODAYO!!"

Pertama kali, (name) melihat Midorima yang seperti ini. Pertama kalinya.

"Yaudah, aku cobain." (name) mengembungkan pipinya.

Midorima sudah menyodorkan buah dukuh yang bertengger di tangannya.

"Tapi satu syarat."

"Apa-nanodayo?"

"Jauh-jauh dariku saat aku ingin memmakan ini. Yah, untuk jaga-jaga." Midorima menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Ia memberikan buah dukuh itu pada (name) lalu berjalan mundur 5 langkah.

"Mundur lagi." Ditambah 3 langkah.

"Lagi." Ditambah 4 langkah.

"Laaaaaaagiiiii." Ditambah 4 langkah.

"'Dah cukup." Midorima sweatdrop.

Segitunyakah?

Perlahan (name) memasukan sepotong buah dukuh ke mulutnya.

Buah itu sudah semakin mendekati....

Mendekati....

Mendekatiii....

Mendekatiiii....

"AKU TIDAK BISA." Midorima palm face.

"Coba lagi-nanodayo!" Teriak Midorima emosi.

"T-tapi aku tidak bisa, Shin!" Jerit (name).

"Kalau kau tidak bisa maka...." Midorima stuck, ia berusaha mencari apa yang membuat (name) shock.

"Maka aku akan menaruh dukuh di setiap penjuru rumah."

"SHIN JAHAT!"

"Makan dulu dukuhnya."

"B-baiklah." kali ini (name) memasukan sepotong dukuh secara langsung ke dalam mulutnya.

Ia mengunyahnya....

Mengunyahnya....

Mengunyahnya....

Dan,

"ENAK!! SHIN BAGI DUKUHNYA LAGI!"

.
.
.
.

midorima shintaro ; FRUITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang