Sinar matahari masuk melalui jendela di kamarku. Hangat dan membangunkanku. Hari ini aku tidak sekolah karna kondisiku yang kacau. Aku mencoba mengingat kejadian-kejadian semalam. Samar-samar dalam ingatanku. Yang aku ingat hanyalah ciuman itu. Apakah itu nyata? ..
Aku melangkahkan kakiku beranjak dari kasur. Seperti biasa aku berkaca dulu. Mengikat rambutku yang berantakan. Kulihat ada biru-biru di bagian leherku. Sepertinya di kamarku banyak serangga. Aku harus bilang pada Brian. Baru saja aku ingin melangkah kudengar suaranya.
"Sudah bangun?"
"Bri, sepertinya di kamarku banyak serangga"
"Benarkah?"
"Coba kamu lihat di leherku ini."
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil melihat tingkahku. Sepertinya memang benar banyak serangga.
"Kenapa ketawa?"
"Itu bukan serangga, itu hanyaaa... ah sudahlah.
"Jadi apa kau menyukainya?" Tanyaku.
"Siapa?"
"Wanita itu" kataku
Lalu dia duduk di sebelahku di ranjang. Menatap mataku.
"Tentu saja, tidak. Dia, masalalu ku, kau datang disaat dia menciumku, percayalah tidak ada hubungan apa-apa. Apakah kau cemburu?"
Cemburu? Apa benar aku cemburu? Batinku.
"Jangan berharap"
"Lalu kenapa kau sakit hati?"
"Tidak, itu hanya pengaruh alkohol saja" jawabku.
Lega sekali rasanya mendengar pernyataannya itu. Tidak seharusnya perasaanku begini. Lalu apakah ciuman kami semalam berarti untuknya?
"Hari ini aku tidak bekerja"
"Mengapa?"
"Tentu saja untuk menjagamu Nay. Satu hal, saya tidak mau kamu mabuk lagi seperti semalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle, My husband?
RomanceProlog Nayla, gadis yang berumur 17 tahun tinggal bersama pamannya sejak kecil. Awalnya tidak mengerti namun hari demi hari, ia mulai menyadari akan perasaannya kepada pamannya. Brian, pria 28 tahun, direktur utama perusahaan ternama. Menaruh hati...