BRIAN's POV
Malam ini aku pulang ke rumah sekedar untuk melihat keadaannya. Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam rumah dan mendapatinya sedang menungguku di ruang tengah."Bri, kau sudah pulang? Apakah kau mabuk lagi?" tanyanya dengan wajah khawatir.
"Tidak, aku tidak mabuk. Aku pulang ingin menemuimu" jawabku sambil melonggarkan dasi.
"Aku baik-baik saja, apa ada yang ingin kau bicarakan?"
Aku memberinya sebuah undangan.
"Ini. Aku hanya ingin memberimu ini""Apa ini?" dia mengambilnya.
"Buka saja"
"Jadi kau.. kau akan menikah? dengan Selena? Wanitamu yang di kantor waktu itu.. ?
"Ya, kurasa dia calon yang tepat untukku. Dan aku juga sudah siap untuk menikah, jadi untuk apa aku harus menunda?"
"Apa kau sungguh-sungguh.. umm maksudku.. apa ini .. tidak terlalu cepat ?"
"Tidak, kau tahu aku sudah mengenalnya sejak dulu bukan?"
"Umm ya maksudku .. begini.. umm apa kau yakin dengannya?"
"Ya, tentu saja Nay. Aku mencintainya" tegasku.
"Oh ya .. umm kabar bagus kalau begitu. Aku ikut senang, akhirnya pamanku menikah.. "
dia tersenyum tipis lalu melangkah masuk ke kamarnya.***
Hatiku sakit, membohongi diriku sendiri dengan berkata aku mencintai Selena ketika sebenarnya aku mencintainya. Semoga aku benar-benar yakin dengan keputusanku kali ini. Mungkin ini yang terbaik. Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali rasa itu datang. Bertingkah seolah tidak peduli kepadanya. Mabuk sana sini berusaha untuk melupakan gadis kecilku, walau tetap saja hasilnya nihil.
Aku akan segera menikah dengan Selena, masa laluku. Tidak mungkin aku terus memendam rasa ini kepada keponakanku sendiri. Mungkin dengan menikahi Selena, aku bisa melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle, My husband?
RomanceProlog Nayla, gadis yang berumur 17 tahun tinggal bersama pamannya sejak kecil. Awalnya tidak mengerti namun hari demi hari, ia mulai menyadari akan perasaannya kepada pamannya. Brian, pria 28 tahun, direktur utama perusahaan ternama. Menaruh hati...