Kris sungguh gelisah. Tak pernah dia merasakan ketakutan sebesar ini sebelumnya. Pembicaraannya dengan pria penguntit Soojung beberapa waktu lalu sungguh mampu membuat Kris kelabakan. Dia sungguh mengenal seperti apa watak sang kakek. Beliau tidak pernah main-main dengan apa yang beliau katakan.
"Apa yang harus aku lakukan??" Kris, dia sungguh tidak ingin hal buruk terjadi pada keluarganya. "Jongin-ah." ucap Kris lirih menyebut nama adiknya.
Kris menemui ayahnya. Satu-satunya orang yang bersedia diajaknya berdiskusi tentang masalah ini. Kris menceritakan pertemuannya dengan dua pria itu dan memberitahukan segalanya tentang ancaman yang dengan jelas diucapkan oleh salah satu dari mereka.
"Aku sungguh takut abeoji. Jongin, aku, aku sungguh tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya." ucap Kris menahan emosinya.
Kris, seburuk apapun sikapnya pada Jongin jauh di dalam dirinya dia sungguh menyayangi Jongin. Jika boleh jujur, sebenarnya Kris tidak suka harus meninggikan nada bicaranya atau bahkan membentak saat dihadapan Jongin. Namun perlakuan yang dia dapat dari Jongin setelah kejadian tiga tahun lalu membuat Kris terpaksa melakukannya.
Pikir Kris, percuma dia bersikap baik pada adiknya toh dalam diri Jongin sudah terpatri kuat bahwa dia adalah pembunuh ibunya. Jadi sekeras apapun usaha Kris untuk berbuat baik padanya akan selalu ditanggapi buruk oleh Jongin. Sehingga membuat Kris memutuskan terus menunjukkan sisi buruknya dihadapan Jongin, agar membuat adiknya merasa lebih baik. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk memilih tinggal bersama kakeknya.
"Berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak Kris. Tidak akan terjadi apa-apa padanya!!" jawab sang ayah mencoba menguatkan putranya. "Pada keluarga kita." pria itu menambahkan.
"Maaf abeoji."
"Apa Jongin masih bersama gadis itu??" Tanya tuan Wu.
"Humm." Jawab Kris mengangguk.
"Anak itu sungguh tidak bisa diberi tahu dengan halus. Apa dia pikir kemunculan monster beberapa hari lalu itu hanya sebuah ketidaksengajaan?" Ucap sang ayah kesal.
"Hanya gadis itu yang mampu membuat Jongin melupakan kesedihannya, hanya bersama gadis itu Jongin menjadi dirinya sendiri." Kata Kris menanggapi ucapan sang ayah.
•
•
Jongin merasakan ponselnya bergetar di dalam saku depan celananya. Sungguh saat yang tidak tepat. Sementara dihadapannya, Soojung masih memejamkan matanya menantikan kecupan lembut dari bibir Jongin.
Entahlah Jongin merasa ada sesuatu yang sangat penting. Tidak biasanya ponselnya bergetar saat dia tengah berada bersama Soojung. Karena selama ini hanya gadis itu lah yang sering menghubunginya. Lantas, Jongin merogoh saku depan celananya dan mengambil ponselnya. Sebuah pesan masuk, nama Kris tertera pada nama pengirimnya.
Kris :
Pulang sekarang jika kau masih menyayangi Soojung.
Bunyi pesan Kris sontak membuat Jongin tercekat. Apa maksud isi dari pesan Kris?
Apapun yang terucap dari Kris tentang Soojung selalu berhasil membuat Jongin emosi. "Soojung-ah mian." ucap Jongin tiba-tiba berdiri. Pria itu lantas memungut jaket dan sepatunya. Soojung sempat terkejut saat dengan kasar Jongin berdiri dari ranjangnya, membuat guncangan besar diatas ranjangnya.
"Kau mau ke mana??" tanya Soojung linglung menatap Jongin yang sudah berdiri di ambang pintu balkonnya.
"Ya!!! Kau." Sentak Soojung terhenti. Disaat itu juga ingin rasanya Soojung berteriak. Apalagi yang tengah dilakukan Jongin padanya? Separah itukah pemuda itu mempermainkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
W O L F #2
FanfictionTak butuh bulan purnama untuk merubahnya menjadi seekor serigala. Sedikit saja seseorang memancing amarahnya, tak ada satupun yang dia ampuni. Tak peduli bahkan ayah dan kakaknya sekalipun, bisa saja menjadi targetnya. Hanya satu yang mampu meluluh...