Jihoon menatap jam yang melekat di pergelangan tangannya. Baru pukul 14.30, dia datang terlalu cepat 30 menit dari waktu yang Daniel janjikan. Mungkin karena terlalu bersemangat dan tidak sabar untuk melihat wajah sang kekasih yang dirindukannya.
Apa yang akan dilakukannya selama 30 menit ini? Hanya duduk menunggu Daniel yang pasti akan membosankan atau lebih baik berkeliling mall ini dulu sambil menunggu pukul 3 sore tiba?
"Ah, lebih baik aku mencari Ipod untuk Jinyoung saja." Gumam Jihoon, kemudian lelaki cantik itu berjalan menuju counter gadget yang berada di lantai 2 Seoul Plaza tersebut.
Jihoon masuk ke dalam sebuah counter yang paling dekat dari lift.
"Ada yang bisa kami bantu?" Seorang wanita petugas counter itu menyambutnya dengan ramah.
"Ah..aku ingin membeli sebuah Ipod." Jawab Jihoon.
"Ipod merk apa? Ayo ikut denganku, aku akan menunjukkan macam-macam Ipod sehingga Anda mudah untuk memilihnya."
"Ah, ya." Jihoon berjalan mengikuti wanita itu.
"Silahkan Anda pilih."
Dan detik itu juga Jihoon merasa seperti orang bodoh. Dia tidak tau yang mana yang sama dengan milik Jinyoung. "Sebenarnya aku ingin mengganti Ipod milik temanku, tapi aku tidak tau apa merknya." Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kami ambil Ipod ungu itu." Ucap seseorang di belakang Jihoon.
Eh? Jihoon membalikkan tubuhnya ke arah suara itu berasal.
"Kau ingin membeli Ipod untuk Jinyoung kan?" Ucap lelaki yang saat ini berdiri di hadapan Jihoon. Lelaki tampan dengan hidung mancung dan kulit putih bersih yang membuat wajahnya terlihat semakin sempurna.
"Guanlin...kenapa kau ada disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Guanlin, Jihoon malah balik bertanya. Dia terlalu kaget dengan kehadiran Guanlin.
"Memangnya aku tidak boleh kesini?"
Oh ok..sepertinya salah besar bila bertanya kepada lelaki menyebalkan seperti Guanlin.
"Tolong bungkus Ipod ungu itu." Perintah Guanlin kepada petugas itu.
"U..ungu?" Jihoon menatap Guanlin ragu. Apa benar Ipod Jinyoung berwarna ungu?
"Itu warna favorite Jinyoung, dia memang sedikit aneh."
"Kau sepertinya hobby sekali mengatakan orang lain aneh." Cibir Jihoon masih kesal karena tadi di sekolah Guanlin bilang kalau dirinya aneh.
Guanlin tertawa melihat Jihoon yang mempoutkan bibirnya, membuat wajahnya semakin terlihat..err...cute?
"Ini barang yang kalian pesan, silahkan bayar di kasir." Ucap petugas itu memberikan sebuah kotak yang sudah dibungkus rapi kepada Jihoon.
"Ayo cepat bayar dan traktir aku makan. Aku lapaar.." Guanlin menarik tangan Jihoon menuju kasir.
"Traktir? Dalam rangka apa?" Jihoon menatap Guanlin heran sambil berusaha melepaskan tangannya dari tarikan Guanlin. Apa dia pikir Jihoon itu karung beras yang bisa dia tarik seenaknya seperti ini??
"Dalam rangka aku sudah membantumu memilihkan Ipod untuk Jinyoung." Jawab Guanlin cuek, bahkan saat Jihoon menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Seorang Lai Guanlin yang kaya raya dan sombong itu meminta ditraktir seperti ini? Kemana perginya uang berlembar-lembar yang selalu memenuhi dompetnya??
.
.
."Cepat pesan apa yang ingin kau makan. Aku akan membayarnya dan pergi dari sini." Perintah Jihoon kepada Guanlin yang sedang duduk di depannya sambil memilih makanan yang berada di buku menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [[ Panwink / Deepwink ]]
FanfictionTakdir memutuskan siapa yang datang ke dalam hidupmu, tetapi hatimulah yang memutuskan siapa yang berhak tetap tinggal di dalam hidupmu... Pairing : panwink / deepwink / jinhwi / nielwink ©jeojang9901