"Aku akan memberikan tugas akhir pekan untuk kalian dan tugas ini kalian kerjakan dengan kelompok kalian seperti biasa." Ucap Mr. Sohn –guru bahasa mereka– sambil membagikan lembaran tentang tugas yang diberikan untuk setiap murid.
"Maaf Sam." Jihoon mengangkat tangannya untuk mengintrupsi perhatian Mr. Sohn.
"Ya, ada apa?"
"Aku murid baru disini, jadi aku belum memiliki kelompok." Ujar Jihoon kemudian.
"Dia masuk ke kelompok kami saja Sam, lagipula kelompok kami hanya bertiga dan kurang satu orang lagi." Kali ini Jinyoung yang berbicara setelah sebelumnya dia mengangkat tangannya. Guanlin dan Daehwi menatap Jinyoung tidak percaya. Jinyoung bukanlah orang yang mudah berteman dengan siapa saja, sama seperti Guanlin. Tapi kali ini? Bahkan dia yang menawarkan diri untuk menerima Jihoon?
"Aku tidak setuju!" Daehwi membuka mulutnya, bahkan dia sampai berdiri tanda dia benar-benar menolak usul dari Jinyoung.
"Kenapa? Bukankah kita memang kekurangan orang? Dan aku rasa Jihoon bisa sedikit membantu, bukankah lebih banyak orang akan lebih cepat kita mengerjakan tugas ini?" Jinyoung berbicara dengan gaya khasnya yang cuek. "Ah Guanlin, bagaimana pendapatmu?" Jinyoung bertanya kepada Guanlin.
Jihoon dan Daehwi –bahkan mungkin seluruh mata di kelas itu– kini menatap Guanlin, menunggu jawaban yang akan lelaki tampan itu berikan.
Guanlin membuang mukanya saat tatapan matanya dan Jihoon saling bertemu. Dia masih kesal dengan lelaki cantik itu, dan yaah...dia selalu merasa aneh saat bertatapan dengan Jihoon.
Dia mengangkat kedua bahunya. "Terserah kau saja." Jawabnya berusaha cuek.
Jinyoung tersenyum. "Park Jihoon, kau resmi menjadi anggota kelompok kami."
"Thanks Bae Jinyoung." Balas Jihoon dengan senyum termanisnya.
Mereka berdua tidak sadar kalau daritadi Daehwi dan Guanlin menatap mereka kesal.
Cih... mereka berdua sedang tebar pesona?
.
.
."Guanlin ayo kita ke perpustakaan." Ajak Jihoon saat bel istirahat berbunyi. Dia sudah berdiri di sebelah meja Guanlin, mengajak lelaki tampan itu melakukan hukuman mereka seperti biasanya.
Guanlin tak mengubris ajakan dari Jihoon, dia terlihat sibuk memasukan buku pelajarannya ke dalam laci mejanya. Tak berniat sedikitpun untuk melihat wajah Jihoon.
"Guanlin kau ingin ke kantin bersamaku? Aku sangat lapar~" Tiba-tiba saja Daehwi datang dan merangkul lengan Guanlin –sedikit mesra–
Kali ini Guanlin mengangkat wajahnya. Dia tersenyum ke arah Daehwi.
"Ayo kita ke kantin, kebetulan aku juga lapar." Guanlin meng-iya-kan ajakan Daehwi. Dia bangkit dari duduknya kemudian berjalan begitu saja dengan Daehwi yang masih merangkul lengannya. Bahkan dia tak melirik Jihoon sedikitpun.
"Ya! Lai Guanlin bagaimana dengan hukuman kita? Ya! Kau mau melarikan diri lagi?" Jihoon berteriak untuk menghentikan Guanlin, namun sepertinya usahanya sia-sia karena lelaki tampan itu terus berjalan tak menghiraukan teriakan Jihoon.
Ada apa dengan dia?
Kenapa dia mengabaikanku?
Bukankah kemarin dia bilang kalau kami sudah berteman?
Tapi kenapa sikapnya berubah lagi kepadaku?
"Sudah biarkan saja, Guanlin memang susah untuk diatur."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [[ Panwink / Deepwink ]]
FanfictionTakdir memutuskan siapa yang datang ke dalam hidupmu, tetapi hatimulah yang memutuskan siapa yang berhak tetap tinggal di dalam hidupmu... Pairing : panwink / deepwink / jinhwi / nielwink ©jeojang9901