Chapter O3

1.7K 190 12
                                    

Voment Juseyo~ :3


Tap

Tap-

Terlihat seorang namja jangkung melangkah dengan perlahan masuk kedalam rumah mewah miliknya.

Ceklek

Guanlin menutup dengan hati2 pintu rumahnya lalu melirik ke kanan dan ke kiri dengan perasaan waspada.

Dia memastikan rumah sepi dan tak ada siapapun.

Ada seseorang yg sangat ingin Guanlin hindari seharian ini. Setelah merasa pasti bahwa rumahnya sepi.

Guanlin berjalan dengan perlahan melewati ruang tamu dan dapur di ujung lalu berniat untuk menaiki tangga.

Baru saja Guanlin menaiki anak tangga pertama tapi -Seseorang yg berusaha Guanlin hindari seharian ini, muncul di belakang Guanlin.

"Bagaimana kencanmu hari ini?" Tanya Minki -selaku eomma Guanlin, melipat tangannya didada.

Minki muncul tiba2 di belakang Guanlin

"Aigoo!" Guanlin memegang dadanya.

"yak! Eomma! Kenapa kau harus muncul seperti itu astaga?!" Kaget Guanlin bercampur dengan perasaan kesal saat eommanya muncul tiba2 di belakang tubuhnya.

Minki memukul kepala Guanlin cukup keras.

"Yaa! Jangan berteriak pada eomma mu! Eomma tanya bagaimana kencanmu?!"

Minki berdecak kesal.

Guanlin memegang kepalanya yg baru saja dipukul.

"Aishh, sakit sekali."

Namja tampan itu meringis kesakitan.

Guanlin menarik napas panjang.

"Eomma ingin tau apa?"

"Aku sudah berjanji padanya bahwa kita tak akan bertemu lagi."

Ucap Guanlin santai sambil bersidekap.

"M-mwo?!"

"Yah, aku bahkan membatalkan pertunangan yg bahkan tak aku inginkan."

Guanlin menekan kata2 terakhir untuk eomma nya lalu menatapnya sinis.

"M-mwo?! Kau apa?!"

"Hentikanlah eomma,

Aku sudah muak."

Namja tampan itu melesat pergi begitu saja menuju kamarnya.

"Yaa! Yaa! Lai Guanlin." Teriak Minki kesal.

Guanlin terus berjalan menaiki tangga tanpa menghiraukan teriakan eomma nya.

"Aigoo, anak itu. Membuat kepala sakit saja."

Minki mulai memijat peningnya yg mendadak terasa penat.

"Aku pulang~" Teriak seseorang.

Minki menatap tajam kearah suaminya yg baru saja pulang kerumah.

Jonghyun yg di tatap tajam merasa kebingungan.

"Yeobo-ya waeyo?"

...
...

Makan malam yg sangat hening dalam situasi yg canggung.

Hanya ada suara dari dentingan sumpit dan mangkuk. Tak ada yg berani memulai percakapan sampai-

my pretty boy  ↷  PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang