III. The Second Glance

20 3 0
                                    

How deep is your love

Is your love

How deep is your love

I really need to learn

'Cause we're living in a world of fools

Breaking us down

They should all just let us be

We belong to you and me

(The Bird and The Bee version of How Deep is Your Love)

(Originally by Bee Gees)

Lantunan lagu How Deep is Your Love sepertinya cocok untuk memulai pagi Rara hari ini. Mempertanyakan sebagaimana dalam cinta seseorang kepada pasangannya. Rara tidak sedang jatuh cinta, untuk hari ini, bahkan menyukai seseorang pun tidak tapi bayangan 'cowok taman' saat itu selalu terlintas di benak Rara. Tak hanya sekali atau dua kali, bahkan berkali-kali Rara mencoba melewati taman dengan tujuan untuk menemui sosok tersebut, tapi gagal, yang ia temui hanyalah segerombol mahasiswa baru atau bahkan sepasang kekasih yang sedang asyik menikmati sejuknya suasana taman. Padahal pertemuan pertama dan terakhir kalinya dengan 'cowok taman' itu adalah 2 minggu yang lalu. Cukup lama bukan? Penasaran? Mungkin, semoga hanya rasa penasaran.

Rara pun mulai mempersiapkan buku-buku dan kelengkapan lainnya ke dalam tas ransel kebanggaannya, segala persiapan selesai. Ia pun mulai berjalan keluar kost menuju kampus, kali inu tidak begitu semangat seperti biasanya. Rara pun mencoba menerka ada apa dengan dirinya? Padahal ini subjek yang ia nantikan di setiap hari Rabu.

Zahrah,

Saya pikir saya memulai hari ini dengan cukup baik. Sarapan cukup, moodbooster cukup, apa yang kurang ya? Kok rasanya lesu gini. Saya duduk di batu-batu sambil menunggu Bella datang, Bella minta ditungguin karena katanya dirinya sedang tidak mood untuk masuk ke kelas sendiri. Saya sendiri kadang ga paham sama sifat dia yang moody itu, kelewat aneh moody nya.

"Ra, kamu udh tau belum temen sekelompok kita satu lagi siapa? Udah 2 minggu loh dia ga masuk, tau nya ga masuk-masuk gimana? Kita cuma ngerjain berdua dong Ra?" tanya Sabella yang langsung datang membuyarkan lamunan saya.

"Gatau Bel. Mudah-mudahan aja minggu ini masuk deh yah"

"Mentang-mentang kakak tingkat, masuk seenaknya. Sebel" jawab Sabella sambil memanyunkan sedikit bibirnya

"Yaudahlah masuk aja yuk, dingin disini nanti badan aku mengerucut Bel."

Tepatnya minggu lalu saat mata kuliah Sejarah Perancis, Pak Edwin mulai membagikan kelompok untuk persentase di depan kelas menjelaskan masing-masing bab yang ada di dalam buku. Saya kebetulan sekelompok dengan Sabella dan satu lagi lupa nama nya. Hmmmm, Dyo? Kalau gak salah nama nya Dyo. Tapi ketemu orangnya juga belum pernah, katanya sih kakak tingkat yang sedang mengulang mata kuliah sejarah.

Dyo,

Sudah hampir 2x saya melewati mata kuliah Sejarah, tidak ada alasan yang spesifik. Hanya saja saya sudah pernah mengikuti mata kuliah tersebut dan hafal betul apa yang akan dilakukan Pak Edwin saat memulai kuliah. Minggu pertama ia hanya akan memastikan mahasiswanya membeli buku rujukan dia dan pembacaan silabus, minggu ke-2 hanya pembagian kelompok untuk persentase, dan sekarang akhirnya 'neraka' itu dimulai. Pak Edwin akan memulai penjelasan dari BAB I secara terperinci, lalu dia akan menunjuk kelompok yang sudah dia bagi untuk melanjutkan penjelasan di BAB II secara acak. Persentase nya akan dimulai minggu selanjutnya, mahasiswa hanya diberi waktu 1 minggu untuk memahami BAB tersebut dan mempersentasekannya di depan kelas, dan begitu seterusnya sampai BAB terakhir dijelaskan.

Cerita di Bawah LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang