4. Sulit

128 5 0
                                    

  I'm not wasting your time, I'm not playing no games.

Jonas Blue - Perfect Strangers.  

Setelah liburan dua minggu, Letta kembali bersekolah seperti biasa, dan hari ini di jam ke empat, kelas Letta akan berolahraga. Maka dari itu semuanya berganti baju.

Selepas Letta berganti baju dengan pakaian olahraganya, ia langsung saja pergi ke lapangan sekolah dimana teman laki-lakinya sudah mulai bermain bola. Hanya Letta perempuan pertama yang selesai berganti baju. Karena tak ada teman mengobrol, ia pun memilih untuk duduk dipinggir lapangan.

Tak lama setelah itu Aldi, teman sekelasnya mendekat ke arahnya, dan duduk di sampingnya Letta. Letta terus saja menatap lurus ke arah depan, ya Letta terlalu acuh dengan sekitarnya.

"Cepet banget lo ganti bajunya."celetuk Aldi sambil tersenyum

Lettapun menoleh ke arah aldi, dan membalas senyuman dari laki-laki yang berhidung mancung, "Yang lain juga cepet kok, tapi lagi dandan tuh pada nyemprotin parfum."

Aldi kemudian melihat ke arah depan, "Lo gak pake parfum juga?"

Letta menatap datar aldi, "Ya pakelah, emang gak kecium apa?"

Aldi tersenyum miring dan menoleh ke arah Letta, "Kecium kok, bau tai kucing."

"Sialan!"umpat Letta sambil menatap judes Aldi.

Aldi terkekeh kecil, "Canda, bos."

"Lo gak ikut main?"tanya Letta sambil menunjuk dengan dagunya ke arah dimana teman laki-lakinya yang asyik bermain bola.

Aldi tersenyum manis menatap Letta, "Ngapain main, kalau ada cewek cantik lagi duduk sendirian disini."ucapnya sambil menatap Letta dalam-dalam, "Sayang dianggurin gitu aja."

Letta langsung menatap tajam aldi dan menepuk bahu laki-laki tersebut, "Jijik, di. Sumpah. Udah ah sana."

Aldi tertawa puas karena berhasil menggoda Letta, "Yaudah deh, mending gue main aja dah."

Aldipun beranjak dari tempatnya dan menghampiri temannya yang bermain bola.

Untungnya, teman-teman perempuan sekelas Letta akhirnya datang juga ke lapangan, jadinya Letta tidak sendiri lagi disini.

Sayangnya, guru olahraga kelas Letta yang bernama Bu Rossy yang berbadan langsing, tetapi umurnya sudah berkepala tiga itu memasuki lapangan dan membuat semua siswa berbaris.

Bu Rossy terlihat berbeda hari ini, karena beliau tidak memakai baju olahraga, melainkan memakai baju dinas, "Sebelumnya ibu mau minta maaf, hari ini ibu tidak bisa mengajar kalian."

Terdengar bisikan-bisikan riuh di barisan siswa.

"Yes!"

"Yah bu, kenapa."

"Bisa puas main bola nih."

"Mantap bosque."

Bu Rossypun melanjutkan perkataannya, "Ibu hari ini ada seminar antar guru bidang olahraga. Tapi, hari ini tetap olahraga, yaitu futsal. Kalian diawasi oleh sebagian anak-anak futsal. Dan yang tidak bermain tidak mendapatkan nilai."

Semua siswa mendesah kecewa, tetapi tidak untuk anak laki-lakinya, mereka malah bersorak gembira.

"Yang pertama bermain futsal adalah perempuan-perempuan dulu. Laki-lakinya bisa saja nanti. Ada pertanyaan?"perintah Bu Rossy.

Nina berdecak kesal mendengar perkataan Bu Rossy, "Kenapa harus diawasi sih?"

Letta mengangguk setuju dengan pertanyaan Nina, "Mereka gak ada pelajaran apa di kelas. Lagian kan kita bisa sendiri mainnya."

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang