Awal mula

174 14 6
                                    

Kata junior dan senior sangat lah sering menyeringai masuk ke telinga, dua kata itu sudah lama ada di dunia pendidikan entah itu memang harus ada atau hanya sekedar tradisi intinya aku tak begitu peduli soal itu.

Aku masih duduk di bangku SMA dan aku memiliki kakak kelas yang begitu banyak, salah satunya ada lah kak Febri. Dia merupakan salah satu kakak kelas yang baik dan dekat dengan ku, karena kami sudah seperti layaknya seorang kakak dan adik jika bertemu.

Hari itu tak ada angin dan tak ada hujan tiba tiba dia menyuruhku untuk berkenalan dengan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Farchan, karena ia menyuruhku maka aku berkenalan dengan nya tanpa ada terbesit hal hal yang aneh di dalam pikiranku.

Febri: "Ninda! Aku punya temen, aku mau kamu kenal dia juga, anak nya asik kok humoris lagi" dia berbicara dengan semangat yang luar biasa sampai sampai aku kaget karenanya.

Ninda: "siapa?" Tanya ku dengan santai

Febri: "Farchan namanya, dia lebih muda satu tahun dari kamu" tambahnya

Ninda: "hahah brondong tuh" canda ku melerai suasana penuh tanya itu dan kemudian kami tertawa

Sampai saat itu aku tak memikirkan yang buruk tentang kak Febri atau Farchan yang sama sekali tidak ku kenal.

Aku sangat malas untuk berkenalan dengan orang baru, ya kalian tahu lah di setiap pertemanan pasti ada saja drama nya dan itu sudah membuatku muak. Aku juga tak menyalahkan kak Febri yang mengenalkan aku dengan nya, hanya berkenalan saja dan jadi teman baik tak apa lah pikir ku saat itu. Tiba tiba kak Febri mengirim pesan ke ponsel ku

Febri: "dia bernama Farchan Muhammad, dia tinggal di Medan juga loh tapi jauh dari tempat kita tinggal. Eh dia udah kirim pesan ke kamu belum? Tadi nomor ponselmu aku kirim ke dia, maaf yaa" dia menyematkan pesan ke ponselku hanya untuk memperjelas saja.

"Ya Tuhan aku begitu malas untuk mengenal orang baru lagi" gumamku saat itu.

Ninda: "ah tak apa, dia belum mengirimkan pesan ke ponselku mungkin sebentar lagi" kataku melalui pesan

Aku tak melihat lagi ponsel ku lagi, karena aku pergi di panggil untuk makan malam karena kalau tidak akan ada teriakan merdu dari Mama yang membuat seisi rumah penuh dengan suaranya.

Selesai makan, aku langsung membereskan perlengkapan sekolah ku agar tak ada yang terlupakan, kebetulan esok hari tak ada tugas. Aku yang sibuk membereskan perlengkapan sekolah ku tiba tiba mendengar ponselku bergetar menandakan ada pesan masuk.

2 pesan masuk
1 panggilan tak terjawab

Tanpa berfikir panjang aku langsung membuka ponselku dan melihat siapa orang yang telah memberi ku pesan. Bisa ku tebak, pasti lelaki itu.

Febri: "dia udah ngirim pesan, bales gih" Aku hanya membaca dan tak membalas pesannya karena langsung melihat satu pesan yang bersumber dari orang yang tak ku kenal.

08** ***** ***
Hei! Ini aku Farchan temen nya kak Febri

Aku bingung saat aku membaca pesan darinya, apa yang harus ku balas? Haruskah aku memperkenalkan diri juga? Atau aku menanya kabarnya? Ah tidak itu pribadi nya aku tak boleh mencampuri urusan orang lain.

Ninda: "Hai Farchan, aku Ninda aku juga temen nya kak febri, salam kenal ya" aku berbicara layaknya seorang operator waktu itu, entah kenapa kata kataku seperti Mama saat mengajar di sekolahnya.

Sama seperti yang lainnya di masa perkenalan, kami saling melontarkan pertanyaan menyangkut pribadi. Saat aku liat foto dirinya aku hanya anggap dia seperti lelaki biasa, namun aku merasa ada yang beda darinya, entah apa itu tapi aku merasakannya.

Distance, love and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang