Penunggu hati

100 9 1
                                    

Sejak saat itu aku resmi berpacaran dengan lelaki yang sangat ku cintai. Aku menganggap dia lah pengisi hari dan hatiku.

Rizky Rinanda lah lelaki yang mampu meluluhkan hati ku dalam sekejap, tak bisa ku ingat jelas setiap detik nya namun aku jatuh hati dengan caranya memperlakukan ku. Dia juga pelaku dari berdegupnya jantung ku dengan kencang. Rizky tinggal satu kota dengan ku, namun jarak rumah ku dengan rumah nya lumayan jauh jadi sangat jarang kami memiliki waktu untuk melepaskan rindu.

Putra: "ninda malam ini ada acara? Aku kerumah ya, aku kangen kamu" tanyanya melalui pesan yang di kirimkan padaku

Ninda: "ahh seriusan?!" Balas ku dengan wajah tersenyum

Putra: "iya aku serius, kamu bisa ga?" Tanyanya untuk memastikan

Ninda: "iya aku bisa, aku juga kangen kamu" balasku untuk memperjelas bahwa saat itu aku benar benar ingin bertemu dan melepas rinduku yang teramat dalam

Aku sangat senang akan hal itu sampai sampai hari itu ku jalani dengan senyum yang lebar dan tanpa tersadar sudah menjelang malam, dan aku teringat akan janji bertemu dengan Rizky, langsung saja aku bersiap untuk menyambut malam yang akan indah. Selesai aku bersiap dengan baju ku yang amat sederhana, aku menunggunya di ruang tamu lalu mengirimkan kepadanya pesan

Ninda: "udah sampe mana?" Tanya ku setelah menunggu 15 menit

Rizky: "bentar, ini lagi di jalan" katanya

Ninda: "Rizky, aku ga sabar mau ketemu hehe, aku tunggu ya dirumah. Hati hati di jalan sayangku" hari itu entah kenapa aku memakai kata sayang di akhir kalimat. Terhitung aku sangat jarang sekali memakai kata itu

Aku menunggu terlalu lama, sudah 45 menit berlalu dan aku mulai mengantuk, sampai akhirnya dia mengabari aku bahwa dia berada di depan rumah dan langsung saja ku hampiri

"Kamu lama sekali, aku bosan menunggu" kataku sedikit mengerutkan kening

"Maaf, aku tadi kejebak macet. Maaf membuat mu menunggu. Jangan ngambek dong, kamu jelek kalo lagi ngambek haha" katanya sembari tertawa

Aku pun ikut tertawa dengan perkataan nya sambil ku lempari sebuah pernyataan
"Rizky aku kangen, hehe akhirnya kita ketemu"

"Iya, aku juga kangen banget sama kamu, tapi maaf aku gabisa lama lama" katanya yang seketika membuatku sedikit kecewa

"Kenapa?" Tanyaku sedikit tenang agar ia tak melihat kekecewaan yang kurasakan

"Aku ada urusan sebentar, gapapa kan? Maaf ya" katanya dengan suara yang pelan dan lembut

"Iya gapapa" kataku dengan nada yang sangat datar, lalu dia terdiam menunduk

"Kamu marah?" Tanyanya dengan raut wajah yang tak meyakinkan

"Engga, aku ga marah sama sekali kok" ucapku

Lalu kami membahas semuanya yang tak jelas arahnya, tertawa, dan merencanakan kemana kami jika bertemu di kemudian hari. Waktu semakin berjalan, malam pun semakin larut. Ku lihat dia sibuk melihat jam nya, dengan raut wajah yang gelisah dan aku pun melihat jam di tangan kiri ku yang menunjukkan waktu pukul 9 malam

"Kamu kenapa?" Tanya ku dengan heran

"Gapapa Ninda, emangnya aku kenapa?" Katanya seolah tidak apa apa namun masih terlihat jelas ada sesuatu yang membuatnya gelisah

"Katanya kamu ada urusan" ujarku memastikan

"Iya Ninda, kayanya aku mau pergi sekarang nih" katanya dengan menunduk sedikit

"Yaudah, hati hati di jalan" kataku dengan singkat

"Maafkan aku, dahh!" Katanya

"Jangan suka rindu, aku ga mau kamu tersakiti karena rindumu pada ku" timpalnya dan langsung meninggalkan tempat itu

Aku kecewa akan pertemuan yang sekejap itu tapi tak apa pikirku aku sudah cukup senang bisa bertemu dengan nya walaupun hanya sebentar dan hanya mengobrol serta bercanda bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distance, love and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang