Pengakuan

127 10 0
                                    

Aku bangun pagi dan mendapat pesan di ponsel sedari tadi malam. Tanpa sadar aku ketiduran meninggalkan pesan dari kak Febri dan Farchan, tak membutuhkan waktu lama aku membalas pesan mereka. Namun aku terfokus dengan pesan dari kak Febri yang membuat ku sedikit marah akan hal itu

Febri: "Ninda, sebenernya dia lagi cari pacar nah langsung aku kasih kontak kamu ke dia. Aku bosen liat kamu jomblo terus Haha, maaf ya" katanya melalui pesan namun apa salah nya jika dia bilang dulu ke aku? Suasana hati ku sedang tidak bagus akhir akhir ini karena Kakek ku meninggal tapi entah kenapa ada saja yang membuat kesal. Aku singkirkan kesal ku itu agar tak ada debat antara aku dan kak Febri

Ninda: "iya tak apa" balas ku ke kak Febri.

Aku juga sedikit tertarik dengan pesan yang begitu banyak masuk ke ponsel ku, berasal dari Farchan dan aku membukanya.

Farchan: "udah belajar?"

Farchan: "udah makan belum?"

Farchan: "kalo belum, makan gih sana ntar sakit"

Dan banyak lagi pesan darinya yang tak tertarik lagi untuk ku baca, aku merasa risih melihatnya.

"Ah dia sangat mengganggu ku dengan pesan pesan nya ini" gumam ku dalam hati

Lalu ku jawab semua pertanyaannya itu, dan tak menghiraukan pesan nya lagi aku langsung saja pergi ke dapur untuk membantu Mama yang sedang memasak di dapur.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 1 siang dan Mama menyuruhku untuk makan siang lalu istirahat. Saat aku pergi ke kamar untuk istirahat aku melihat ponselku sejenak, lalu membaca pesan pesan yang masuk dari Farchan. Pesan pesan nya menurut ku mengganggu dan aku sedang tidak ingin untuk berbaik hati karena itu aku membalas pesan nya dengan amat cuek.

Farchan: "Ninda kamu lagi apa?"

Ninda: "lagi tiduran, kenapa?"

Farchan: "Ninda ada yang mau aku bilang"

Ninda: "apa itu?"

Farchan: "kamu mau jadi pacar aku ga?" Balas nya.

"Wtf! Gila ya?" Gumam ku

Aku sudah tau tujuan dia berkenalan dengan ku namun tak pernah terbersit di pikiran ku bahwa secepat ini caranya mendekatiku, saat itu aku teringat dengan kak Febri yang mengenalkan aku padanya dengan maksud agar kami berpacaran, aku juga tak mau dia kecewa.

Ninda: "hah? Kamu seriusan itu?" Balas ku seolah olah terkejut atas pernyataan nya.

Farchan: "serius lah, emang aku kelihatan ga serius ya?" katanya. Rasanya ingin sekali aku menjawab pertanyaan nya itu dengan kata iya serta teriakan kepadanya agar dia mengerti.

Farchan: "kamu mau ga jadi pacar aku? Iya atau tidak kamu pilih salah satu"

Ninda: "iya hehe" percayalah ini bukan kemauan ku, ini hanya karena aku menghargai kak Febri bukan karena ada kaitannya dengan hati.

Farchan: "serius?"

Ninda: "iya serius" dan percayalah aku sama sekali tak serius.

Farchan: "Yeay, aku seneng. Aku sayang kamu Ninda" katanya melalui pesan

Ninda: "aku juga" lagi lagi aku berbohong soal perasaan

Bukannya aku tak mau jujur soal perasaan ku tapi karena kak Febri dan aku tak mau merusak perasaaan senangnya Farchan saat itu. Dan sejak saat itu aku juga terpaksa sering membalas pesan nya.

Farchan: "selamat malam, jangan lupa makan malam, aku menunggu"

Ninda: "iya, kamu juga" ah aku begitu kesal. Dari awal perkenalan sampai sekarang sama sekali tak terbesit di kepala ku untuk membalas pesan nya secara tulus.

Farchan: "setelah itu langsung belajar ya❤" katanya sambil menyelipkan emoji berbentuk love di akhir kalimat.

Ninda: "iya kamu juga" memang ku sengaja membalas cuek, agar dia tahu apa yang kurasa.

Farchan: "kamu kenapa?" Tanyanya.

Ninda: "aku gapapa" balas ku.

Ninda: "sudah, aku mau belajar, jangan ganggu!" Entah sejak kapan aku ketus seperti itu pada orang yang baru ku kenal

Farchan: "iya" singkat balasan nya saat itu dan tak ku balas lagi karena memang aku ingin belajar dan mengerjakan tugas sekolah.

Tanpa terasa malam sudah semakin dingin dan semakin larut, aku beranjak untuk tidur namun tiba tiba ponselku berdering menandakan ada panggilan masuk dan langsung saja ku angkat telepon nya

"Halo?" Ucapku. Namun yang ku dengar hanyalah nada sambung. Saat aku melihat siapa yang menelepon ternyata dia Farchan. Entah apa maksudnya menelpon lalu mematikannya secara tiba tiba dan dia mengirimkan pesan yang banyak ke ponsel ku

Farchan: "Ninda?"

Farchan: "aku mau bilang sesuatu"

Farchan: "hey bales pesan ku"

Farchan: "oke kamu akan tau saat kamu membacanya nanti"

Farchan: "Ninda aku rasa kita ga perlu pacaran, aku rasa kita itu ga cocok. Kamu balas pesan ku itu cuek banget dan mungkin kamu rasa aku ganggu kamu kan?" Katanya, dan ku bales dengan perasaan senang

Ninda: "iya gapapa kalo itu yang terbaik, kamu tidak mengganggu, memang suasana hatiku sedang tidak baik jadi tolong mengerti" jelasku

Farchan: "maaf ya"

Ninda: "iya tak apa"

Sampai situ saja obrolan pada malam itu, aku tak membicarakan sesuatu padanya lagi karena aku langsung tidur karena waktu sudah larut untuk seorang pelajar seperti ku.

Distance, love and youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang