Sejak malam itu aku tak pernah mendengar lagi kabar darinya, entah kemana dia pergi namun ia seperti menghilang dari muka bumi.
Aku tak merasa sedih atau sakit hati karena kejadian malam itu, aku merasa baik baik saja. Karena memang yang di paksakan itu tak akan berjalan sesuai rencana, dan tak akan membawa kebahagiaan.
Setelah kejadian itu, aku mulai jarang berhubungan dengan kak Febri, mungkin dia menjauh karena kejadian itu, namun aku tetap menjaga pertemanan antara aku dan kak Febri.
Beberapa Minggu berlalu begitu saja
aku bersama sepupu ku pergi mengitari kota nan kecil ini, sembari melihat pemandangan malam yang indah dan pergelaran seni yang di adakan pada hari itu. Malam itu kami berpapasan dengan orang banyak, namun diantara orang orang itu ada dua lelaki yang mengajak untuk berkenalan. Aku sedikit merasa risih karena ada yang mengganggu kami, tapi aku hanya menunjukkan sikap biasa saja."Hai, boleh kenalan?" tanya salah satu lelaki yang bertubuh tinggi itu
"Haha boleh kok" jawab sepupuku, aku hanya tersenyum
"Ya nama ku Rizky, dan ini Fikri" katanya mengenalkan dirinya dan teman nya
"Oh ya, aku Tita" kata sepupu ku dengan cepat dan aku hanya diam.
"Kamu namanya siapa?" Tanya lelaki yang ku tahu namanya fikri
"Oh? Nama ku? Ninda" kataku sedikit terkejut karena aku memang tidak memperhatikan mereka
"Iyaa, kalian tinggal dimana?" Tanya Rizky pada ku
"Dirumah lah" Tita menjawab pertanyaan mereka yang di tujukan ke aku
"Oh boleh minta nomor ponsel nya kamu?" Tanya Rizky sambil menunjuk ke arah ku dan aku sontak terkejut di buatnya. Lalu aku memberikan nomor ponsel ku walaupun aku risih kepadanya
"boleh" kataku tersenyum. Langsung saja ku beri nomor ponsel ku kepadanya, lalu dia pamit untuk pulang
"Hei, aku pulang dulu yaa" katanya seperti berteriak.
"Iya, hati hati" kata Tita, aku hanya tersenyum.
"Ninda, kamu manis" kata kata Rizky yang satu ini sontak membuatku terkejut lalu meninggalkan tempat itu.
Sejak kejadian perkenalan yang tiba tiba dan singkat itu, Rizky sering menyematkan pesan di ponsel ku. Ku akui dia mampu membuatku nyaman dengan sikapnya walaupun awal perkenalan aku sedikit risih karena dia mengganggu ku. Seiring berjalan nya waktu kami semakin lama semakin dekat, sampai suatu malam dia mengirim pesan padaku
Rizky: "Dinda aku suka kamu, kamu mau ga jadi pacarnya aku" katanya melalui pesan yang di sampaikan padaku. Aneh sih tapi kenapa dia tak bicara langsung padaku soal ini, kenapa harus melalui pesan? Ah dia sedikit menyebalkan bagi ku tapi sekaligus dia mampu membuat ku senang.
Ninda: "aku boleh berpikir tidak? Beberapa hari aja ga lama kok" balas ku karena bingung
Rizky: "ga bisa sekarang ya? Aku tak bisa menunggu" ungkapnya.
Ninda: "Bentar aku pikirin dulu ya" kataku
Dia tak menjawab pesan terakhir ku, mungkin ia menunggu jawaban dari pertanyaannya. Tak lama dari itu aku langsung memberi jawaban.
Ninda: "Rizky, iya aku mau" kata ku sedikit tersenyum menatap ponselku
Rizky: "ah serius? Nindaaaa aku menyayangimu dengan sangat" balasnya dengan cepat
Ninda: "aku jugaaa, hehe" kataku sedikit malu
Rizky: "yaudah kamu tidur ya,sayangku. ini udah larut malam. Jangan begadang ga baik buat kesehatan. Good night Ninda, have a nice dream"
Aku begitu hanyut dalam percakapan yang sederhana ini namun membuat ku bahagia. Mungkin bagi kalian ini pesan biasa, namun bagi anak SMA yang sedang kasmaran ini sungguh pesan yang luar biasa.
Ninda: "good night too, hehe" balas ku sebagai akhir dari cerita malam itu

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance, love and you
Ficção AdolescenteSepasang kekasih yang menjalin hubungan jarak jauh dan tak pernah bertemu namun saling merindu Tak mudah dan banyak rintangan bagi sepasang kekasih yang satu ini, entah bagaimana akhir dari hubungan mereka Ninda: "mulai hari ini aku mencintaimu deng...