7. Hijrah

4.5K 123 2
                                    

Selamat membaca!!

"Ennes maunya sekarang, kak..." Rajuk Ennes.
"Iya, iya...kakak cerita..."
"Ya udah cepet!"
Rizky menghela nafas kasar.

"Dulu, dulu banget, kakak pernah hang out bareng temen-temen kakak. Kan temen-temen kakak tidak semuanya baik, ada aja yang nakal. Eh, ternyata ada yang lagi ngomongin tentang pacarnya gitu. Dan ternyata lagi, pacarnya itu..., jala**,"

"Lalu?"

"Ya, dia nemuin di club. Kamu tau kan sayang, mana ada jala** betah hanya pada satu pria. Ya, begitulah. Dan ternyata, jala** itu..., ya..., bu Bella itu." Rizky menghentikan mobilnya di pekarangan rumah.

"Ohh...jadi..."
"Dan dia sempat godain kakak, Nes." Ucap Rizky lesu. Kepalanya sudah ia sandarkan di setir. Ennes menatap Rizky.
"Lalu kenapa? Kakak tidak mungkin..."
"Dan kakak juga sempat...dekat dengannya..."
"Ahhh..kakak...tidak mungkin kakak suka sama dia juga kan?"
"Hanya sayang. Tidak lebih. Dan kakak baru sadar, bahwa pacaran hanya sebagai pelampiasan nafsu muda kakak saja. Kakak sadar, bila itu semua tidak ada manfaatnya."

Ennes tersenyum. Tangan terangkat untuk mengusap rambut hitam Rizky yang berantakan. Rizky mengangkat kepalanya.

Ennes mendekatkan kepalanya dan mencium pipi Rizky. Rizky menatapnya.
"Ennes cinta sama kakak apa adanya. Ennes harus terima semua apa yang menjadi masa lalu kakak. Begitu juga kakak ke Ennes. Ennes cinta sama kak Iky. Hanya kakak pujaan hati Ennes. Tak pernah ada satu pria pun yang bersarang di hati Ennes selain kakak dan ayah. Hanya kalian dua pria yang Ennes cinta. Kalian berdua pahlawan Ennes sampai kapanpun. Ennes..." Ennes terbelalak saat Rizky dengan tiba-tiba menghentikan ucapannya.

"Kakak juga cinta sama Ennes apa adanya."

❤❤❤
1 bulan kemudian,
"Pagi bu Bella," Sapa Ennes pada Bella yang tengah duduk santai di kantor guru.
"Oh, pagi juga, bu Ennes!" Balas Bella sambil memperlihatkan senyum sinisnya.
"Maaf bu Bella, tadi suami saya titip salam untuk ibu pada saya. Suami saya minta maaf karena baru mengingat bahwa anda adalah temannya DULU."
"Ohh, sampai sekarang kami masih berhubungan kok." Jawab Bella ketus sambil menatap Ennes dengan tajam.
"Oh, benarkah?! Suami saya tidak mengatakannya pada saya. Mungkin, dia tidak ingin saya bersedih ya kan bu?" Ujar Ennes.
"Oh." Hanya itu sahutan Bella.

Ennes tersenyum melihat tanggapan Bella.

Flashback
Malam itu, Ennes dan Rizky tengah beristirahat di atas kasur dengan Rizky yang membaringkan kepalanya di pangkuan Ennes.

"Sayang,"
"Hmmm," Ennes mengusap kepala Rizky.
"Gimana kalau kita bikin jebakan buat Bella?"
"Hah? Tidak ah, kak! Kasihan bu Bella. Kakak jangan macam-macam loh!"
"Sayang, lihat aku!" Rizky menarik dagu Ennes agar menatapnya.
"Ini semua kakak lakukan agar Bella sadar. InsyaAllah tidak akan sampai melewati batas, sayang. Kakak tau batasan kakak sebagai lelaki terhadap wanita. Sejahat-jahatnya wanita terhadap pria, pria tidak boleh membalasnya dengan kekerasan. Apalagi sampai berani memukul. Ini kakak lakukan agar dia sadar dengan apa yang dia lakukan aja. Hm? Percaya sama kakak, sayang?" Ennes mengangguk.

Mencintaimu dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang