8. Garis Dua Tanda Positif

4.4K 117 0
                                    

Selamat membaca!!

"Hoeek... Hoeek.." Ennes membasuh mulutnya dan mengeringkannya dengan handuk bersih. Ia bersandar di wastafel. Sesaat ia langsung tersadar sesuatu. Ia berlari keluar rumah sehabis ia membawa tasnya. Ia segera menuju ke apotek samping apartemen.

"Eh, nak Ennes! Cari apa, nak?" Tanya bu Sandra penjaga apotek.
"Ada testpack, bu?"
"Wah! Mau test ya, nak?"
"Iya, bu."
"Ini, hanya ada satu macam testpack saja, mudahan cocok sama kamu,"
"Iya, bu, terima kasih. Berapa, bu?"
"Tidak perlu, nak. Perasaan ibu adalah perasaan bahagia saat kamu membelinya. Ini sebagai pemberian dari ibu. Kamu udah baik sekali dengan keluarga ibu selama ini. InsyaAllah, ada si kecil di dalam sini," bu Sandra mengusap perut Ennes yang masih rata.
"Benarkah, bu?"
"Iya, nak. Cepatlah periksa! Dan tunjukkan pada nak Rizky!"
"Iya, bu. Sekali lagi terima kasih. Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam, nak."

Ennes masuk kedalam rumah dan segera mengetestnya. Ennes menunggu dengan harap-harap cemas.
Setelah beberapa menit, Ennes melihat hasil testpack tersebut.

Dua garis merah terlihat di depan mata. Ennes tak mampu berkata-kata lagi. Ia bingung harus mengungkapkan kebahagian itu dengan cara apa.

"Ennes!" Ennes menatap pria yang berdiri dengan cemas diambang pintu kamar itu. Dengan wajah berantakan ia menghampiri Ennes.
"Sayang, kamu sedang apa..." Mata Rizky beralih pada sebuah benda putih panjang yang di pegang Ennes. Ia mengambil benda tersebut dan menatapnya.

"Nes, ini..."
"Ennes...hamil, kak..." Ujar Ennes. Airmata menyeruak dari matanya.
"Alhamdulillah! Alhamdulillah! Ya Allah!" Rizky sujud syukur atas apa yang ia dengar barusan. Ia memeluk tubuh Ennes dengan sangat erat. Ia cium dan cium seluruh wajah Ennes.

"I LOVE YOU, ENNES!! I LOVE YOU!" Rizky mengangkat Ennes dan membawanya berputar. Ennes tertawa bahagia sambil memeluk leher Rizky.
"I love you more, kak Iky..." Bisik Ennes sambil menyatukan puncak kedua hidung mereka.

"Selamat ya, kak! Bakal jadi papah muda."
"Dan kamu, bakal jadi mamah muda yang imut dan gemesin!"
"Kak Iky!"

❤❤❤
Malamnya, Rizky membawa ke dokter kandungan untuk lebih memastikan kehamilan Ennes.

"Kandungan istri anda sudah masuk minggu ketiga. Harus di jaga dengan baik dan jangan sampai istri anda stress. Pola makannya harus di atur juga, pak."
"Iya, dok. Terima kasih."

Sehabis dari sana, mereka kembali pulang.
"Kakak tidak lelah?"
"Tidak." Rizky mengusap perut rata Ennes. Ennes bersemu.
"Jangan di lepas!" Ennes menahan tangan Rizky yang akan melepas usapannya. Rizky tersenyum dan terus mengusap perut Ennes hingga Ennes terlelap.

Rizky mengangkat Ennes kekamar mereka. Ia selimuti Ennes dan memberikan kecupan di keningnya.
"Selamat tidur, sayang."
Rizky mendudukkan dirinya di pinggir kasur. Tangannya dengan telaten membuka hijab yang Ennes kenakan dan melepas ikatan rambutnya. Tangannya menyisir dan menyelipkan helaian rambut Ennes dengan lembut.

"Kau berlianku, Nes. Berlian yang akhirnya bisa aku cintai. Ahhh...rasa cinta ini lebih nikmat. Peluk, cium tidak akan dilarang agama maupun negara. Andai aku sadari nikmat ini akan datang pada waktunya, aku tidak akan pernah merasakan nikmat sementara itu. Dan andai perjodohan itu tidak ada, selamanya aku tidak akan menjadi Rizky yang sekarang. Kau merubah segalanya. Kau mengubah sikapku, prilakuku. Kau wanita terhebat setelah mama. Aku mencintaimu, Nes. Karena Allah." Rizky mengakhiri monolognya dengan kecupan singkat pada kening Ennes.
"Kak Iky...Ennes cinta kakak..."
Rizky tersenyum.

❤❤❤
Keesokannya, Ennes baru menghubungi Shinta-mamaRizky- dan Eva-bunda Ennes.
Shinta dan Eva datang bersamaan dengan datangnya Bella.

"Assalamu'alaikum," Ennes menatap bingung pada wanita cantik berhijab dan berpakaian panjang di depannya itu. Ditambah lagi, wanita itu datang bersama Rizky.
"Wa'alaikumsalam."

"Siapa dia, kak?" Tanya Ennes.
"Kamu tidak mengenali siapa dia, sayang?" Tanya Rizky terkejut. Dan dengan polosnya Ennes menggeleng.
"Saya bu Bella, bu. Apa ibu tidak mengenali saya?" Mata Ennes terbelalak lebar. Ia menatap takjub pada Bella. Bella berubah 180 derajat dari terakhir dari ia bertemu.
"Bu Bella?!"
"Iya, bu. Saya," Bella terkekeh geli melihat ekspresi Ennes. Airmata menyeruak dari mata Ennes.
"Kok nangis, sayang? Udah..." Shinta dan Eva menghapus airmata Ennes.
"Ennes hanya tidak menyangka, bun, ma. Bu Bella benar-benar cantik dengan hijab itu!"
"Masih cantik kamu kok, yang!" Disaat orang-orang terharu, Rizky masih sempat mengeluarkan leluconnya.
"Gombalmu, kak! Ayo pada duduk lagi!" Ennes mempersilahkan Shinta, Eva, dan Bella untuk duduk.
"Kakak tidak, Nes?"
"Sana kakak kerja! Kasihan jagoan kita kalau papahnya tidak kerja!"
"Iya, ini udah mau berangkat. Assalamu'alaikum," Rizky mencium tangan Shinta dan Eva. Lalu mengecup kening dan perut Ennes.
"Wa'alaikumsalam."

"Ohiya, Nes! Selamat ya!"
"Terima kasih, bu Bella!"
"Aku jadi pengen cepat menikah juga. Kalau bisa menikah muda juga. Aku ingin sekali menggendong bayi mungil seperti kalian!"
"Nikah muda itu nikmat, nak Bella! Iya kan, Nes?"
"Benar tuh kata bunda, bu Bella! Mudahan aja, bu Bella dapat jodoh secepatnya ya disana? Aminn..."
"Aminn...terima kasih, bu Ennes."
"Ah, panggilnya jangan pakai 'ibu' lagi dong! Ennes aja!"
"Kalau gitu saya juga, Nes. Panggil Bella aja!"

Pukul 7.30 Bella berangkat.
"Nes, saya harus segera ke terminal. Saya harus berangkat sekarang,"
"Kami antar ya, Bel?"
"Tidak perlu, Nes. Anak buah Rizky yang akan menemani saya kesana."
"Benarkah? Ah, baiklah. Hati-hati ya Bella!"
"Iya, Nes. Saya pergi dulu, bu, Nes. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."

Setelah kepergian Bella,
"Ahh...Ennes bangga punya kak Iky sebagai suami Ennes..." Lirih Ennes.
Shinta dan Eva tersenyum.

"Ayo Nes, duduk!"
"Iya, ma. Terima kasih." Ennes duduk di sofa sambil mengusap perutnya yang masih rata.
"Ennes pengen itu, bun..." Tunjuk Ennes pada donat rasa coklat yang di bawakan oleh Shinta.
"Ini," Shinta mengambilkan satu donat untuk Ennes dan langsung Ennes makan.

Tbc

Vomen kritik and saran ya guys! Susah banget loh cari ide biar tetap post ceritanya! Wkwkwk
Tapi makasih untuk yg udah mau baca dan vote!

Salam,
AnnisaTauhid

Salam hangat,
Rizky-Ennes

Mencintaimu dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang