Sarah sudah rapi mengenakan dress hitam panjang yang menjuntai dipadukan dengan heels hitam sepuluh centi juga make up yang tak terlalu tebal dan rambut yang tergerai menutupi punggungnya yang terbuka lebar.
"Mau ke mana sayang?" tanya Talita, ia dan Wijaya saat ini tengah menonton tv di ruang keluarga.
"Nemenin papi Adrian ke undangan resepsi perkawinan anak rekannya" sahut Sarah sambil menuruni anak tangga ia kemudian bergabung dengan kedua orang tuanya di sofa itu.
"Seneng banget ya pak Adrian ngajakin kamu ke undangan nak, dari sejak ada almarhum Adit juga kamu sering diajakin kan" ucap Talita.
"Iya mah" ucap Sarah, ia diam dan kembali mengingat mantan kekasihnya yang telah berpulang.
"Pak Adrian gak punya pasangan makanya ngajakin putri kita mah" ucap Wijaya tertawa.
"Kali aja kamu mau dijadikan istri" ucap Talita tertawa.
"Bener tuh nak, nanti judulnya calon mertua jadi suami" ucap Wijaya dan Talita tertawa.
"Apaan sih pah mah, gak lucu tau" omel Sarah seraya mendelik kesal pada papa dan mamanya.
"Bercanda sayang" ucap Talita.Bel dikediaman Sarah berbunyi seorang art segera membukakan pintu dan tak lama ia kembali lagi.
"Permisi, ada pak Adrian" ucap art tersebut.
"Eh papi sudah datang" ucap Sarah.
"Mau ke undangan pak Adrian?" ucap Wijaya berbasa basi.
"Iya pak, undangan dari rekanan dan saya pinjam putrinya sebentar" ucap Adrian.
"Iya silahkan pak, asal dikembalikan utuh nantinya" canda Wijaya.
"Ya sudah kami berangkat dulu pak Wijaya, bu Talita" pamit Adrian.
"Mah pah pergi dulu" pamit Sarah.
"Iya hati-hati" ucap Talita.Tiba di hotel tempat resepsi perkawinan itu Adrian dan Sarah keluar dari mobil. Adrian mengulurkan tangannya pada Sarah dan disambut oleh gadis itu, keduanya berjalan menuju ballroom dan Adrian memeluk pinggang Sarah tanpa ada penolakan dari gadis itu.
Sarah terpaku ditempatnya begitu memasuki ballroom hotel tersebut, tempat yang sama dengan rencana resepsi pernikahannya dengan Adit.
"Kok diam?" tanya Adrian.
"Gapapa kok pi" ucap Sarah tersenyum.
"Ingat Adit? Papi tau kamu pasti akan mengingat dia begitu memasuki ruangan ini" ucap Adrian.
"Harusnya... kami melakukan resepsi di sini pi dan..." Sarah tak dapat menyelesaikan kalimatnya.
"Adit sudah tenang di sana Sar, doakan saja dia" ucap Adrian.
"Iya pi Sarah tau" ucap Sarah tersenyum dan dia menyeka airmatanya yang hampir saja tumpah.Adrian mencoba tersenyum pada Sarah.
"Yuk ke sana kita gabung sama teman papi" Adrian pun menggenggam tangan Sarah dan menariknya menuju teman-temannya.
"Oh pak Adrian" ucap seorang rekannya menyapa lalu menyalaminya.
"Maaf kemaren gak bisa hadir dipemakaman putra pak Adrian dan saya turut berduka cita pak" ucap rekan Adrian.
"Ya terima kasih" ucap Adrian.
"Siapa nih pak" tanya seorang perempuan yang juga rekan Adrian, ia menatap Sarah yang begitu terlihat cantik berdiri disamping pria paruh baya itu.
"Oh ini... kenalkan ini Sarah" ucap Adrian pada beberapa rekannya.
"Wah muda sekali kekasih pak Adrian" ucap rekannya yang belum mengenal Sarah.
"Oh bukan, dia kekasih mendiang putra saya" ucap Adrian.
"Oh begitu kami kira calonnya pak Adrian" ucap rekannya.
"Tapi gak ada salahnya juga pak, pak Adrian duda dan mba yang cantik ini juga masih single... jadi kenapa gak mencoba hubungan yang serius saja gak ada salahnya kan, kalian juga terlihat sangat serasi" ucap rekan perempuannya.
"Ah ibu ini bisa saja" ucap Sarah tersipu malu.
"Lagi pula Sarah lebih pantas jadi anak saya ketimbang jadi istri, perbedaan usia sangat jauh" ucap Adrian.
"Ah itu gak jadi masalah pak, banyak kok pasangan lain yang juga berbeda usia dan ada yang lebih tua perempuannya" ucap salah satu istri rekannya.
"Benar tuh pak, dan lagi sekarangkan lagi musim tuh aki-aki nikahin anak gadis" ucap yang lain.
"Hhhh... ada-ada saja kalian ini" ucap Adrian menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah kami kesana dulu mau ambil makanan" ucap Adrian.Ketika ingin melangkah seseorang mendekat dan menghentikan langkah Adrian.
"Pak Adrian sebentar" panggil seorang rekannya yang bernama Doni.
"Ya pak Doni" ucap Adrian.
"Jangan dilepaskan lagi pak, dia sekarang bukan lagi kekasih putra bapak, dia sekarang gadis single dan kalian sangat cocok, saya harap pak Adrian perjuangkan gadis itu" bisik pak Doni.
"Pak Doni ini bisa saja" tawa Adrian.
"Serius pak" ucap pak Doni.
"Ya kalau jodoh gak akan ke mana bukan begitu pak Doni" ucap Adrian lalu ia menyusul Sarah yang lebih dulu menuju meja makanan.Sarah telah mengambilkan makanan untuk calon mantan mertuanya itu keduanya duduk disalah satu kursi tamu.
"Teman papi bilang apa?" tanya Sarah.
"Biasa... coba menjodohkan kita Sar" tawa Adrian.
"Mereka ada-ada saja" ucap Sarah yang juga tertawa.Setelah makan dan kembali berbincang dengan rekannya kini Adrian dan Sarah menaiki panggung pengantin, keduanya antri ingin
memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai."Ah pak Adrian terima kasih sudah datang" ucap rekannya yang juga orangtua pengantin.
"Selamat ya atas pernikahan anakmu" ucap Adrian.
"Terima kasih pak, lalu pak Adrian sendiri kapan nih mengakhiri masa dudanya" ucapnya lalu melirik Sarah.
"Didoakan saja pak, belum ada pasangan" ucap Adrian tersenyum.
"Loh si cantik ini bukannya..."
"Bukan pak, tadinya dia ini calon mantu saya tapi takdir berkata lain" ucap Adrian.
"Oh saya mengerti" ucapnya.
"Mari pak, mba... kita foto dulu" ucap rekan Adrian.Setelah berfoto dan mengucapkan selamat pada pengantin Adrian dan Sarah segera beranjak pulang, keduanya menuju tempat terparkirnya mobil. Adrian membukakan pintu mobil untuk Sarah dan ini untuk pertama kalinya ia memperlakukan gadis tersebut seperti itu. Lalu ia pun segera menuju pintu lain untuk masuk mobilnya dan duduk dibelakang kemudi.
"Meriah ya pi acaranya" ucap Sarah sambil menggulung rambutnya keatas lalu menjepitnya dengan jepitan rambut yang diambilnya dari dalam tas tangannya, sehingga memperlihatkan kulit putih leher jenjangnya.
"Mau langsung pulang?" tanya Adrian.
"Emang papi mau ke mana lagi Sarah temenin deh" ucap Sarah.
"Bener mau temenin?" ucap Adrian.
"Iya pi, emang mau ke mana sih?" tanya Sarah.
"Ngafe aja yuk" ucap Adrian.
"Tapi Sarah bajunya begini pi" ucap Sarah.
"Iya juga sih, aneh jadinya kalau kamu ke cafe dengan dress panjang begitu" ucap Sarah.
"Ya sudah papi antar pulang aja ya" ucap Adrian.
"Ya sudah pi, lain kali ya pi Sarah temenin" ucap Sarah.
"Janji ya, nanti papi tagih lo janjinya" ucap Adrian tertawa.
"Ok pi" ucap Sarah tersenyum.Bersambung
.
.
.Halo teman-teman aku mau kasih tau nih kalau cerita Calon Mertuaku bisa kalian baca secara lengkap di aplikasi KBM (sudah di posting sampai TAMAT).
Jangan lupa follow dan subscribe ya untuk memasukkan ke library kalian.
Atau
Bisa juga kalian download di google playstore
Thank you🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
CALON MERTUAKU
FanfictionHari bahagia yang sudah berada di depan mata tiba-tiba saja lenyap seketika dengan kabar duka. Kekasihku pergi untuk selamanya meninggalkanku dengan pesta pernikahan yang telah kami rencanakan. Namun seiring berjalannya waktu sosok calon mertuaku be...