Part ~ 3

36 7 0
                                    

PLAKK.......

........





"Ayolah Nabilla apapun yang terjadi kau harus memberitahukannya kepada Nadya, apapun masalahnya, kau pasti bisa melewati rintangan tersebut" gumam Nabilla setelah menampar pipinya sendiri.

"Kau tidak boleh lari. semalam kau sendiri yang bilang kepada kakek rusli kan bahwa kau menyetujuinya"

-Flashback ON-

Bruk.......

Nabilla menghempaskan tubuhnya ke kasur. ia tidak tahan dengan beban yang terus mendatanginya ini. ia masih belum memberikan jawaban kepada kakek Rusli, terlebih lagi ia tidak bercerita akan hal ini kepada sahabatnya sendiri. ia terlalu bingung untuk memberitahu sahabatnya apa lagi ia masih belum mengambil keputusan apakah ia akan menerima tawaran yang di berikan, atau justru ia harus menolaknya.

"Hah"ucap Nabilla sambil menghembuskan nafas dengan kasar.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang. ini sudah hari ke 9 semenjak kejadian hari itu"

Nabilla memiringkan tubuhnya dan ia pun mengambil bingkai foto yang berada di meja nakas. disana terdapat seorang ayah yang sedang mengendong gadis kecil yang berusia 5 tahun. dan seorang ibu yang sedang memegang tubuh gadis kecil itu dari belakang.

"Mama, Papa, tolong bantu aku....aku bingung. aku tidak tau harus menjawab apa" ucap Nabilla sedih.

"Argh" ucap Nabilla frustasi.

Drrtt........

Drrtt........

Handphone Nabilla bergetar, ia pun segera mengambil handphone yang terletak di samping bantal dan ternyata ada panggilan masuk Nabilla sontak terkejut setelah melihat nama yang tertera di hpnya 'mama' . ternyata mamanya lah yang menelfon.

"Hallo mama"ucap Nabilla. ia berusaha mengatur nafasnya, karena ia tadi sempat menangis.

"Hallo sayang apa kabar, mama rindu sekali dengan mu. kamu di sana baik - baik saja kan" ucap seseorang yang berada di seberang sana. ia adalah ibu dari Nabilla.

"Baik mama. aku juga rindu dengan mama, hm~ aku baik - baik saja disini " ucap Nabilla berbohong.

"Ada apa Nabilla, kenapa suaramu seperti orang habis menangis, apa terjadi sesuatu disana sayang"

"Tidak mama, suara ku memang sedikit serak karena tadi di sekolah ada latihan vocal. tidak - tidak terjadi apa - apa kok"

"Jangan bohong. mama sangat tau kalau anak mama ini sedang berbohong atau tidak itu seperti apa. walaupun mama tidak ada disana tapi mama tau persis sifatmu itu"

'Skakmat'

Nabilla memang tidak bisa membohongi mamanya. karena yang dikatakan mamanya itu memang benar kalau ia sedang berbohong pasti mamanya ini akan selalu mengetahuinya. bagaimana tidak memangnya ada seorang ibu yang tidak mengetahui anaknya bila sedang berbohong tentu saja ia bisa tau karena ia-lah yang selalu menjaga dan merawat anaknya sejak kecil.

"Jadi ada apa sayang. kalau ada masalah lebih baik ceritakan ke mama, mungkin mama bisa membantu. atau mungkin kamu sedang bertengkar dengan Nadya?"

"Huft... baiklah, aku memang sedang ada masalah tapi ini tidak ada hubungannya dengan Nadya"

"Kalau bukan Nadya lalu masalah apa" tanya sang mama.

"Jadi begini..." Nabilla pun bercerita kepada ibunya tentang apa yang ia alami saat pulang sekolah hingga bertemu kakek rusli yang meminta pertolongan dan memberikan penawaran kepada Nabilla.

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang