Kau tidak percaya pada cinta pandangan pertama?
Tapi kau adalah bukti bahwa teori itu nyata
***
Wedding Party
Akhir sebuah cerita cinta
Adalah awal cerita cinta yang lain
Sepupunya benar-benar menyebalkan. Erika tidak bisa datang di pesta pertunangannya karena menghadiri pesta pembukaan kantor cabang perusahaan di luar kota. Hanya karena itu, sepupunya menolak mengenalkannya dengan calon istrinya. Bahkan hingga hari ini, di hari pernikahan sepupunya, Erika masih juga belum tahu siapa yang akan dinikahi sepupunya .
"Benar-benar pendendam kurang ajar," geram Erika seraya turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah mewah bercat putih di depannya. Erika memaki high heels sembilan sentinya ketika nyaris tersandung saat menaiki undakan teras menuju pintu masuk samping rumah. Sengaja menghindari para tamu.
Kenapa juga sepupu bodohnya tidak menyewa gedung saja untuk acara ini? Alih-alih membuat rumahnya yang meskipun sangat besar, tapi menjadi begitu penuh karena para tamu.
Erika hanya membalas sapaan para pelayan di rumah itu dengan anggukan singkat. Ia harus segera melampiaskan kekesalannya saat ini sebelum meledak di tempat yang salah. Setelah memastikan di mana tempat mempelai pria bersiap, Erika bergegas menuju kamar sepupunya.
"Astaga, Erika!" pekik Arlan kaget ketika Erika menerobos kamarnya, seperti biasanya. "Apakah kau akan terus seperti ini bahkan setelah aku menikah?" omelnya.
"Tergantung sikapmu," sahut Erika enteng seraya menghampiri sepupunya itu. "Lihat ini ... kau tampak seperti seorang pria."
Arlan mendesis kesal. "Aku memang seorang pria."
Erika menyeringai jail. "Kau benar-benar ingin membuatku menjadi orang asing bagi mempelaimu, hm?"
"Itu untuk ketidakdatanganmu saat pesta pertunanganku dengannya," balas Arlan ketus.
"Aku ada acara perusahaan di kota lain, dan acara itu lebih dulu ada di jadwalku sebelum acaramu," sahut Erika santai seraya duduk di meja di sisi ruangan.
"Kau juga tidak datang di makan malam bersama keluarga kita bulan lalu, padahal saat itu calon istriku sudah repot-repot memasak makanan kesukaanmu," lanjut Arlan sengit.
Erika meringis. "Itu ... baiklah, aku lupa," ia mengalah. "Dia pasti mengerti jika kau katakan aku terlalu sibuk dengan beberapa proyek yang harus kutangani, kan? Proyek itu datang dalam waktu bersamaan, hingga membuatku lupa tentang makan malamnya."
Arlan mendengus. "Karena dia wanita yang baik, tentu saja dia mengerti. Bahkan, aku sudah mengingatkannya dengan sikapmu yang terlalu blak-blakan dan suka semaumu sendiri."
"Kapan aku seperti itu?" protes Erika.
"Setiap saat," jawab Arlan mantap seraya mengambil selimut dari tempat tidur dan melemparnya ke pangkuan Erika, menutupi kakinya yang terbuka karena ia memakai gaun pesta yang pendek. "Seperti saat ini," tambahnya.
Erika meringis seraya memperbaiki posisi selimut di pangkuannya. "Baiklah, baiklah. Aku bersalah. Tapi tenanglah, aku pasti akan cepat akrab dengan istrimu. Kau tahu betapa menyenangkannya aku jika sudah di luar pekerjaan."
YOU ARE READING
See You in Your Wedding Dress
RomanceKau tidak percaya pada cinta pandangan pertama? Tapi kau adalah bukti bahwa teori itu nyata *** Ketika mengetahui bahwa sepupu tersayangnya menikah dengan wanita yang pernah menghancurkan Erika di masa lalu, Erika tak bisa tinggal diam. Ia berusaha...