Chapter 10-2

1.2K 33 16
                                    

Erika dibuat terkejut ketika Karel datang menjemputnya sore itu. Pasalnya, tak sampai dua jam yang lalu pesawatnya mungkin baru mendarat di bandara, tapi saat ini dia sudah berdiri di depan Erika, dengan senyum lebar di wajahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Erika polos.

Karel masih tersenyum ketika menghampiri Erika, lalu tanpa meminta izin, mulai memberesi meja kerjanya.

"Hei, kau ..."

"Bahkan meskipun aku tidak ada, jangan terus bekerja lembur seperti ini," Karel berkata seraya menarik Erika berdiri. "Kau bisa terlambat makan malam."

"Aku bisa memesan makan malam di sini," balas Erika seraya mengawasi tangan Karel yang meraih tasnya. "Tasku ..."

"Akan kubawakan," Karel memotong seraya setengah menarik Erika menjauh dari meja kerjanya.

"Karel, sebenarnya ada apa? Bukankah dua jam yang lalu kau bilang kau masih di bandara? Kenapa kau ..."

"Karena kau masih lembur," Karel kembali menyela. "Aku benci jika kau bekerja lembur seperti ini. Karena itu aku kemari untuk menjemputmu."

Erika mendengus tak percaya. "Jangan berlebihan," desisnya. "Seharusnya kau langsung pulang dan beristirahat. Apalagi jalan dari bandara kemari tadi pasti macet. Kau ini benar-benar ..."

Karel tak menyahut dan tampak sibuk dengan tas Erika ketika mereka masuk ke lift. Erika yang melihat itu, segera mengulurkan tangan untuk merebut tasnya dari Karel, tapi pria itu menghindar dengan mudah, lalu berbalik dan memunggungi Erika.

"Karel, apa yang kau lakukan kali ini?" Erika berusaha menahan diri untuk tidak berteriak. Ia terlalu lelah hari ini.

Karel tak menjawab, tapi ketika ia berbalik, ia sudah menggenggam kunci mobil Erika di tangannya.

"Berikan kuncinya, aku yang akan menyetir," kata Erika.

"Tidak perlu. Aku yang akan menyetir," tolak Karel.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan. Aku akan mengantarmu pulang dan ..."

"Aku tidak datang kemari untuk memintamu mengantarku pulang," sela Karel.

Erika mengangkat alis. Ia melipat lengan di dada dan menelengkan kepalanya ketika bertanya, "Lalu untuk apa?"

"Temani aku makan malam," sahut Karel enteng bahkan tanpa menatap Erika.

Erika mendengus. "Kau langsung kemari dari bandara hanya untuk memintaku menemanimu makan malam?"

"Dan membebaskanmu dari lembur," tambah Karel.

Erika mendengus geli. "Apa kau tahu tadi aku bertemu dengan Pak Jun?"

"Oh, benarkah? Meeting lagi? Tapi, bukankah sebelum kau berangkat ke luar negeri kalian sudah bertemu?" tanya Karel.

Erika mengangguk. "Aku juga terkejut ketika dia datang tadi. Aku bahkan tidak tahu jika dia akan datang. Tidak ada jadwal meeting sebenarnya, tapi dia datang saat makan siang tadi."

Karel mengerutkan kening, tampak heran. "Apa sekarang dia mengosongkan semua jadwalnya hanya untuk meeting denganmu?" cibirnya.

Erika tersenyum geli. "Kami hanya makan siang bersama. Dan yang mengejutkanku, dia membawakanku ramen."

Karel tampak terkejut ketika menatap Erika. "Benarkah?"

Erika mengangguk. "Dia bilang, kau yang mengatakan itu padanya, meski aku tidak yakin percakapan macam apa yang melibatkan makanan kesukaanku."

See You in Your Wedding DressWhere stories live. Discover now