Hurt to Hurt
Pada akhirnya
Dendam itu tetap menyakitkan
"Nanti malam Arlan dan Tiara sudah kembali ke negara ini," kata Erika tiba-tiba di tengah makan siang mereka.
Karel yang sudah mengangkat sumpitnya, menurunkannya lagi. Diam-diam ia mendesah. Sekarang, memikirkan Tiara membuatnya bimbang.
"Arlan ingin aku ke rumahnya besok. Jadi, besok kau juga harus ikut. Dia masih belum tahu bahwa sekarang kau adalah kekasihku. Kurasa, kita akan memberikan kejutan padanya. Juga, pada wanita yang kau cintai itu." Erika tersenyum sinis ketika mengucapkan kalimat terakhirnya.
Karel meletakkan cup ramen-nya dan menatap ke depan dengan berbagai pikiran memenuhi kepalanya. Tiara, Arlan, perasaannya, dan ... Erika.
"Jika wanita itu mau bekerja sama dan menuruti keinginanku, kau bisa mendapatkan wanita itu lagi," lanjut Erika. "Dan Arlan tidak perlu berurusan dengan wanita licik itu lagi."
"Aku tidak bisa," kata Karel, mengejutkan Erika.
"Apa maksudmu? Kau ..."
"Apa kau pikir, jika pada pernikahannya kemarin Tiara benar-benar lari denganku, Arlan masih akan mau menemuiku? Jika aku menolak membantumu, kau akan menghancurkanku juga, kan? Lalu, apa bedanya dengan aku membantumu sekarang? Jika Tiara meninggalkan Arlan demi aku, apa kau pikir Arlan akan ..."
"Dia tidak akan membencimu," Erika menyela. "Aku akan mengurus itu, jadi kau tidak perlu khawatir. Bahkan meskipun Tiara pergi denganmu, dia hanya akan membenci Tiara. Dia tidak akan mau melihat Tiara lagi, tapi akan kupastikan hubunganmu dengannya akan baik-baik saja."
"Bagaimana kau bisa seyakin itu? Arlan pasti akan membenciku karena telah merebut wanita yang dicintainya, mengkhianati persahabatan kami dan ..."
"Dia hanya akan membenci wanita yang tidak benar-benar mencintainya, dan dia tidak akan mau kehilangan sahabat yang akan menjaga wanita itu hanya karena kasihan pada wanita malang itu," sahut Erika mantap.
"Apa kau pikir dia akan percaya padamu?" dengus Karel.
Erika tersenyum miring. "Arlan selalu percaya padaku."
Karel mendengus kasar. "Bagaimana aku bisa tahu itu?"
"Besok," janji Erika. "Besok kau akan melihatnya sendiri."
Karel menoleh dan menatap Erika, melihat tekad kuat di mata gadis itu. Mendadak Karel merasa kesal dengan situasi mereka saat ini. Kenapa ia harus terlibat dengan Erika dalam situasi seperti ini? Karel menyadari, dirinya berharap Arlan dan Tiara tidak kembali dari bulan madu mereka secepat ini. Bahkan, ia berharap mereka pindah ke luar negeri, ke mana pun, di mana Erika tidak bisa menemui mereka.
Selama seminggu terakhir, Karel benar-benar lupa alasannya menjadi kekasih Erika. Ia sama sekali tak ingat, bahwa alasan dia bisa berada di sisi gadis itu, adalah karena Arlan dan Tiara. Dan alasan itu, Karel benar-benar membencinya.
***
Begitu melihat Erika, Arlan langsung menghambur memeluknya. Bahkan, dia mengacak-acak rambut Erika, membuat Erika mengamuk dan memukul bahunya. Ketika Arlan melepaskan pelukannya, Erika berkata,
"Hari ini aku tidak datang sendiri."
Arlan mengangkat alis. "Benarkah? Apakah kau kemari membawa sekretarismu?"
Erika mendesis kesal. "Apa kau pikir aku hanya ke sana-kemari menyeret Leni?"
Arlan tergelak. "Kau tidak punya teman selain sekretaris dan manajermu."
YOU ARE READING
See You in Your Wedding Dress
RomanceKau tidak percaya pada cinta pandangan pertama? Tapi kau adalah bukti bahwa teori itu nyata *** Ketika mengetahui bahwa sepupu tersayangnya menikah dengan wanita yang pernah menghancurkan Erika di masa lalu, Erika tak bisa tinggal diam. Ia berusaha...