2. Due

112 10 0
                                    

"Apaan lagi" umpat Renna dalam hati sambil menoleh kebelakang. Pake manggilnya Ren segala, kak Renno apa Renna ini mah.

Tampak laki - laki dengan postur tubuh yang tegap ditambah dengan motor yang dikendarainya. Makin menampakkan kesan kegagahnya.

Renna tak bisa melihat dengan pasti siapa laki - laki itu dikarenakan helm yang digunakan laki - laki tersebut menutupi bagian mulutnya. Biasa, helm full face. Masa motor udah keren helmnya ga helm ganteng juga? Akhirnya hanya terlihat  sepasang mata laki - laki tersebut. Warna hazel. Dengan alis yang tebal. Renna tau ini siapa. Si mata hazel itu. Rickno. Eh bener bukan?

"No, Renno" undang laki - laki yang dari tadi memanggil Renno dan menyejajarkan dirinya dengan posisi Renno

"Paan sih, Rick? Laper gue pengen cepetan pulang" ucap Renno sambil mematikan mesin motornya.

"Nanti jadi kaga?"

"Jadi lah! Jam 6 kan? Lu harus ikut lah Rick. Okeoke. Dah ah gue mau pulang" ucap Renno sambil menghidupkan kembali motornya.

Laki - laki tersebut hanya diam di posisinya. Ketika Renno mendahuluinya, sebuah tatapan dari mata berwarna hazel tersebut beradu pandang dengan Renna. Renna berfikir, apakah ada yang salah dari apa yang ia kenakan? Jerawatnya yang terlihat? Atau ada cabe nyelip di giginya? Renna pun terdiam.

Ia sadar, laki - laki tersebut yang ia tatap dari pinggir lapangan dan yang ia amati di kantin tadi, alias si mata hazelnya. Jangan - jangan dia tahu kalau tadi Renna mengamatinya. Mampus.

Tapi Renna merasa beruntung juga, ia bisa merasakan bagaana kalau dekat seperti itu tadi. Ada sensasi - sensasi cooling gitu deh, yang mampu membuat Renna tersenyum sepanjang perjalanan pulang.

***

"Itu tadi siapa sih kak?" tanya Renna sembari turun dari motor kakaknya.

"Ricky. Kenapa emang?" ucap Renno sambil membuka helm yang menutup kepalanya.

"Penasaran aja sih"

"Hayolo. Penasaran apa gimana lu? Ganteng kok. Anak basket juga. Tapi ya tetep ganteng kakak kelas lu yang namanya Renno Andhika Grita" Renno masuk kerumah sambil diikuti adiknya.

"Idih. Sok kecakepan emang ya," alih Renna.

"Lah emang gue cakep. Abisnya lu adek gue ya ga bisa merasakan aura ketampanan dan berani dari seorang Renno Andhikaaaaa" tawa Renno sambil berjalan menuju kamarnya.

"Bodo amat. Emang nanti jam 6 ada apaan sih?" ucap Renna setengah berteriak sambil membuka tudung saji di meja makannya. Nihil, tidak ada masakan yang ada. Mamanya tidak jadi memasakan sup ayam kesukaannya sepertinya. Seketika senyum di wajah Renna memudar.

"Mau kumpul, main bareng di rumah Fikri. Kenapa si? Kepo amat. Biasanya cuek sama kakak sendiri" jawab Renno sambil berteriak dari kamarnya, "sono mandi biar ga bau. Jangan langsung ke dapur cari makanan. Nanti tambah gendut lu."

Renna hanya mendecih sambil mencari es krim di kulkas. Tak ada es krim, ini pasti kelakuan kakaknya.

"Kak, es krim gue dimana?" teriak Renna.

"Udah gue makan. Nanti berjamur,"

"KAKAK!" Renna segera berjalan menuju ke kamar kakaknya dan sudah siap memasang kuda - kuda tepat di depan pintu kamar kakaknya.

Renno yang masih asik bermain habdphone di atas kasurnyabtanpa mengetahui seperti apa adiknya tersebut hanya menghela napas pelan "udah mandi dulu sana ah!"

Renna langsung merebahkan dirinya tepat di kasur Renno dan mencubit kedua pipi kakaknya itu, "es krim gue woy kak. Kakak abisin padahal itu baru gue makan dikit!"

ProvareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang