Satu

11.3K 400 2
                                    

"Sayang, undangan udah dicetak ?" tanya Illy saat melihat Ali fokus pada laptop nya di salah satu cafe di MOI.
"Belum, ini aku lagi liat-liat contoh undangan nya,"

"Ini lucu deh sayang," usul Ali.

"Iya juga sih, tapi aku tertarik sama ini, ni simple, unik tapi elegant gitu" Illy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya juga sih, tapi aku tertarik sama ini, ni simple, unik tapi elegant gitu" Illy

"Iya juga sih, tapi aku tertarik sama ini, ni simple, unik tapi elegant gitu" Illy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya udah deh, yang itu aja," ucap Ali.

"Hari ini jadi fitting?" tanya Illy sambil menggigit sedotan.
"Jadi, oh iya, aku sekalian mau ke lokshoot mau ikut?" tanya Ali sambil merangkul pundak Prilly.

"Berapa scene lagi emang?"
"Masih tujuh lagi, cape aku," Prilly menghela nafas panjang mendengar jawaban Ali.
"Ya udah deh, tapi ke butik nya Ka Igun dulu ya?" pinta Illy.
"Iyaaa"

Prilly's Pov
Kalo masih pacaran gini aja gak ada waktu luang buat ketemu, nanti pas udah nikah gimana ? Ya kali ketemu dia cuma subuh doang, belum lagi kalo gue kerja juga, kan makin gak bisa ketemu jadi nya... Batin Illy.

"Sayang, hei ! Ko ngelamun gitu sih ?" tanya nya pada ku.
"Hah ?! Engga, nggak kenapa napa," jawab gue.
"Ya udah yuk, nanti keburu telat aku sampe di lokasi,"

Gue lebih banyak diam saat perjalanan ke Butik nya Kak Igun. Ya.. walaupun terkadang gue tertawa hambar dengan celotehan Ali. Calon suami gue.
15 menit.. 30 menit.. Dan akhirnya 45 menit gue baru sampe di depan butik Kak Igun.

"Hai kak, " sapa Ali.
"Eh, Li kemana aja lo!"
"Biasa kak jadwal kejar tayang JYT, sebenernya sih gue juga pengen sesekali nemenin Illy jalan jalan," jawab nya yang membuat gue memutar bola mata malas.

"Heh dek, lo kenapa loyo gitu?" tanya Kak Igun sambil mengacak rambut gue. Paan tuh?
"Biasa kak, cape gue," jawab gue asal.

"Ya udah nih, cobain dulu bajunya!" suruh Kak Igun memberikan sepatung baju pengantin yang memang gue dan Ali desain waktu itu. Ka Igun juga..

"Ini yang buat resepsi kan ?" tanya ku pada Kak Igun was was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini yang buat resepsi kan ?" tanya ku pada Kak Igun was was.
"Iya lah.. gile aja pake kek begitu pas akad." jawab Kak Igun santai.

"Terus yang buat akad mana ?"

"Li, lo gak fitting sekalian ?" tanya Kak Igun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Li, lo gak fitting sekalian ?" tanya Kak Igun.
"Gak usah lah Kak, pasti cukup. Udah belum sayang?" tanya Ali sambil bolak balik melihat jam ditangan nya.

"Iya nih udah..." jawab ku yang terlanjur kesal.
"Aku disini aja, lah, di Butik nya Ka Igun. Sekalian desain yang punya Mama sama yang lainnya," ucap ku lagi.

"Terus?" tanya nya.
"Ya udah nanti pulang sama Raja." jawabku.
"Ooo oke, " santai sekali calon suamiku ini.

Setelah hampir 15 menit setelah Ali pergi. Aku langsung pamit pulang dalam keadaan perut ku sakit sekali. Ya, aku belum makan sedari tadi. Hanya tadi saja, aku mengisi perut ku dengan sebungkus kopi Vanilla Latte.

"Bener mau pulang Prill?" tanya Kak Igun.
"Iya kak.. " jawab ku lirih.
"Gak makan dulu?" tanya nya lagi.
"Gak usah kak, nanti dirumah aja,"

Dan tiba tiba semua menjadi gelap dan entah apa yang ku alami.

Tiba tiba, aku sudah berada dikamar ku, ya, ini kamarku. Aku ingat sekali tadi aku masih berada di Butik kebanggaan Kak Igun.

"Ma..." panggil ku lirih.
"Sayang, gak kenapa napa kan ? Hosh..... Hosh..." tanya cowo cuek itu. Apa yang dia mau ? Bukan kah tadi ia cuek saja meninggalkan ku padahal ia tau bahwa aku belum makan sebiji beras pun hari ini.

"Ma... Mama..." ucap ku tak mempedulikan nya yang saat ini sudah duduk di ranjangku.
"Mama tadi pergi sayang.. " jelas nya.
"Pa.. " panggil ku. Ku harap Papa ada dirumah. Agar pria ini cepat pergi ke lokasi shooting nya.
"Pa.. Papa.." huh. Untung saja papaku cepat datang.

"Kenapa bie ?" tanya Papa ku. Ya! Dia memang papa ku. Bukan pria yang nyaris membiarkan ku mati ditempat akibat sakit maag ku yang kambuh.
"Sakit... Mama mana?" tanya ku. Kubiarkan lelaki itu merasa tidak dipedulikan.
"Mama kan ketempat Raja," kuliat tangan calon suami ku itu ingin menggenggam tangan ku. Tapi ku jauhkan tangan ku darinya.

Kesal sekali, aku tau aku egois. Tapi pantaskah ? Pria yang satu bulan lagi akan menjadi suami ku itu tak PEKA ?!

"Pa.... " panggil ku lirih.
"Kenapa sayang? Aku disini," ih.. pede sekali dia. Orang aku memanggil Papa ku.
"Jangan di cuekin gitu dong calon suami nya. Kasian tadi dia paksain pulang padahal dia masih banyak scene yang belum dia lakuin loh," apa sih Pa? Kok malah belain Ali ?

"Papa keluar dulu ya," ku jawab dengan anggukan.

Setelah Papa keluar, Aku dan Ali hanya saling diam, ego lebih tinggi.

"Kamu masih suka deket sama Rassya ?" tanya ku was was.
"Enggak ! Aku gak suka sama dia !" jawab nya ketus.
"Terus masih suka cemburu ?" tanya ku lagi.
"Ya, kenapa sih ?" tanya Ali.

"Aku pengen coba undang Rassya, Halik, Maxime, sama Al, kayaknya seru deh," dia tertawa! Why?

"Aku juga," jawab nya

Foll IG author and get fback di WATTPAD (gak akan di unfoll kalau kalian juga gak nge unfoll) @atheniashalom
*dapet promo di WP (cerita random)

ALIANDO PRILLY FAMILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang