Stuck. p1

2.4K 139 5
                                    

"Mina terlalu baik untuk Jimin!" Momo tanpa sadar mengatakan kalimat yang membuat orang disekitarnya berbalik menatapnya. Ayolah Hirai Momo tidak akan peduli dengan sekitarnya saat jam makan siang seperti ini.

"Apa?" Tanya Momo heran pada orang-orang yang menatapnya. "Aku berkata jujur."

"Kau aneh dan cemburu." Jelas Jeongyeon tanpa basa-basi. Ia kembali fokus pada makanannya.

"Tapi Mina Unnie tidak bahagia." Semua mata berbalik arah pada gadis Taiwan.

"Lihat, bukan aku saja yang merasa." Bela Momo dengan kembali memusatkan perhatiannya pada gadis Jepang di seberang sana yang sedang makan siang dengan seorang pria.

"Ckckck, kalian berdua cemburu!" Kata Nayeon. "Mina bilang padaku jika Ia sudah cukup lama menyukai Jimin." Lanjut Nayeon.

"Kapan dia bilang seperti itu?" Tanya Momo dan Tzuyu bersamaan.

"Astaga!" Geram Jeongyeon "Kenapa kalian begitu peduli dengan siapa Mina bersama?" Jeongyeon melempar tatapan tajam pada Momo dan Tzuyu.

"Aku ingin Mina Unnie bahagia." Tzuyu menutup matanya sesaat sebelum kembali membukanya."Bersama orang yang benar-benar mencintainya."

Nayeon mengigit bibir bawahnya. "Aku tahu kalian sangat mengkhawatirkan Mina setelah kejadian kemarin. Tapi biarkan Mina memutuskannya sendiri."

Momo menggeleng tidak percaya.

"Mina terlalu rapuh!"

"Mina pasti belajar dari kesalahan kemarin." Jihyo datang membawa nampan makan siangnya. Ia duduk di samping Tzuyu.

"Aku tidak yakin." Lagi dan lagi Tzuyu menjadi pusat perhatian para Unnie nya.

"Kalian tau? Mina banyak belajar." Sana menyeringai. "Belajar cara mematahkan hati para pria." Cengiran Sana langsung mendapat tatapan kematian dari Momo.

"Ingat? 2 bulan lalu Mina Unnie sudah membuat Bambam atlet sekolah kita menangis." Dahyun bersandar pada pundak Sana. "Hanya Mina Unnie yang bisa."

"Tapi setelah itu Mina Unnie merasa bersalah dan menangis." Chaeyoung tertawa.

"Aku tidak ingin Mina Unnie menangis lagi setelah ini." Tzuyu menggigit bibir bawahnya dengan tatapan lurus kearah Mina yang tertawa di sana.

"Aww ... Baby Tzuyu!" Jeongyeon tertawa keras "Kau sudah termakan pesona Mina."

Tzuyu melotot kearah Jeongyeon yang masih tertawa.

"Semua orang jatuh kedalam pesona Myoui Mina." Nayeon tersenyum penuh arti.

-

Mina baru saja selesai mandi saat bell pintu rumahnya berbunyi. Dia yakin tidak ada janji dengan siapapun sore ini.

"Juwi-ah?" Di depan pintu berdiri gadis paling tinggi.

"A-a"

"Ayo masuk di luar cukup dingin." Mina sudah menarik tangan Tzuyu kedalam rumahnya.

"Unnie baru beres mandi." Pernyataan Tzuyu yang seketika membuat langkah kaki Mina berhenti. "Ya, Chou Tzuyu. Dan kenapa?" Mina menyipitkan matanya kearah Tzuyu.

"Harum. Aroma tubuh Mina Unnie sangat harum." Kedua pipi Tzuyu memerah saat mengatakannya.

"Mau memelukku?" Tanya Mina mendekat. "Mungkin aku bisa menularkan aromanya." Senyum Mina cukup membuat kaki Tzuyu lemas.

"Bolehkan?" Bisik Tzuyu.

"Ayo?" Mina merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

Tanpa menunggu lama lagi. Tzuyu segera memeluk Mina sangat erat tanpa menyisakan ruang sedikit pun.

"Aku sangat menyukaimu, Unnie." Tanpa sadar Tzuyu mengatakan rahasianya selama ini.

"Chou Tzuyu ... "

-

"YOO JEONGYEON!!!" Teriak Momo keras-keras saat tidur siangnya diganggu sahabatnya.

"Apa?" Tanya Jeongyeon tanpa merasa bersalah.

"Sedang apa kau dikamarku?" Wajah Momo cemberut. "Cepat pergi dari sini. Aku ingin tidur siang."

"Jawaban pertama, aku sedang ingin dikamarmu. Jawaban kedua, aku ingin kau tidak tidur siang."

Bluk. Bantal mendarat di wajah Jeongyeon.

"Hirai Momo!" Jeong balik berteriak.

"Cepat pergi." Momo kembali memejamkan matanya. "Aku ingin tidur dan melupakan sesuatu untuk sebentar saja." Suara pelan Momo cukup membuat Jeong diam dari membuat keributan sendiri.

"Ayo ke tempat Mina?" Ajak Jeongyeon semangat. "Dia pasti punya makanan enak."

"Aku tidak pergi." Jawab Momo pelan. "Disini lebih baik."

"Mina akan membuatkan sesuatu yang membuatmu hangat. Ayo cepat kerumah Mina." Jeongyeon sudah menarik tangan Momo untuk segera berdiri dari berbaringnya.

"Dia akan selalu membuatkanmu sesuatu yg enak."

"Mina ..."

"Cepatlah, diluar semakin dingin."

Mereka berdua menaikki taksi untuk sampai kerumah Mina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Momo.

"Aku harap isi lemari es Mina penuh makanan." Jeongyeon menarik lengan Momo untuk mengikutinya dari belakang.

"Isi lemari es nya selalu penuh." Jawab Momo pelan. "Mina orang yang selalu teroganisir." Sambungnya.

"Kita tidak salah berkunjung kerumahnya" Suara senang Jeongyeon yang tampak senang membuat Momo tersenyum tanpa sadar.

"Aku tahu."

Tangan Jeongyeon mengambang di udara saat akan mengetuk pintu rumah Mina saat Ia tanpa sengaja melihat pemandangan didalam rumah.

Mina dan Tzuyu berpelukan sangat erat.

Dengan gerakan cepat Ia menarik Momo menjauh.

"Yoo Jeongyeon."

"Aku sakit perut, ayo kita kembali." Suara dingin Jeongyeon membuat Momo mengikuti nya dan tanpa menoleh sedikitpun kebelakang.


____

TBC

Twice Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang